"Aku akan mengingat wajah kalian semua, Dan tunggu pembalasanku!" Ucap Chen Long sebelum kematiannya..
Jiwanya melesat dan bermigrasi ke tubuh bayi yang baru meninggal dan dia susupi, Hingga bayi dan jiwanya dapat hidup kembali
Ambisinya terpantik untuk menjadi Dewa Pedang yang tak terkalahkan bersama dengan ingatan masa lalu tentang Kitab Pedang Dewa dengan mengukir namanya dalam legenda yang tak terlupakan, Long Chu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan-jalan
Tidak banyak orang yang menyapa Wen Hao, Hanya sebagian dari tetua yang mengetahui saja.. Karna sebagian orang yang ada disana tidak pernah melihat langsung bagaimana wajah Patriak sekte mereka.
Wen Hao memang sering berkelana dimasa tuanya yang sekarang..
Meski begitu dia selalu pulang ke Sekte setiap Enam bulan sekali dan akan menetap disekte selama sebulan. Setelah itu dia pergi lagi, Tidak ada yang tau apa yang membuat Wen Hao tidak betah di sekte yang ditinggalkan oleh leluhurnya itu. Yang pasti, Dia selalu pergi sesuai dengan jadwal yang ditentukannya. Entah sekarang akan bertahan atau tetap mengulang siklus enam bulan.
"Salam Patriak" Seorang tetua sekte yang berada dibidang Obat dan ramuan menyapa.
"Aku akan mengambil jatah Ramuan dan berbagai sumberdaya untuk muridku" Ucap Wen Hao cukup nyaring. Suaranya itu didengar oleh sebagian Guru pembimbing dan tetua yang kebetulan ada disana. Dimana mereka juga sebagian mencari bahan untuk membuat ramuan demi meningkatkan kekuatan Murid pribadi mereka.
Selain para tetua, Tidak ada yang berhak menerima murid pribadi.
Entah sengaja pamer atau tidak. Namun secara langsung dia mengatakan sudah memiliki seorang murid. dan jatah miliknya yang selalu dibagikan kepada jenius lainnya. kini tidak akan lagi didapat oleh orang lain. Sebab dia sudah memiliki Murid sekarang, tentunya itu akan menyebabkan kekesalan dihati orang lain. Meskipun yang dia ambil adalah jatahnya sendiri.
Sejak dia menjadi patriak, Wen Hao tidak pernah mengambil sumberdaya yang menjadi Haknya. Sebab dia tidak pernah memiliki seorangpun murid.
"Mohon Patriak Bersabar, Karna Patriak tidak pernah mengambil satupun sumberdaya Sekte. Kami akan memeriksa kembali apa yang menjadi hak Patriak" Sahut penjaga balai pengobatan dan ramuan.
"Tentu tetua Li Zhican!" Patriak Wen Hao memilih untuk pergi ke tempat lain lebih dulu. Sebelum jauh dia berkata "Kau jalan-jalan lah dulu. Untuk melihat-lihat apa yang ingin kau lihat, Atau apa yang ingin kau beli" Wen Hao memberikan sebuah Kantong yang terlihat tidak biasa. Tanpa menolak, Long Chu langsung menyambutnya.
"Terima Kasih guru! Suatu hari kau akan menerima lebih banyak kebaikanku" ucap Long Chu tersenyum bahagia mendapatkan Kantong berwarna merah, itu adalah Kantong penyimpanan yang memiliki ruang untuk menyimpan benda mati, Bisa juga untuk menyimpan makanan. Namun hanya bisa bertahan selama tiga hari. Akan tetapi luasnya tidak sama dengan cincin Penyimpanan yang bisa memiliki ruang ratusan meter.
Sebuah kantong Penyimpanan sendiri dibagi dalam tiga tingkatan.
Kantong penyimpanan yang tertinggi berwarna ungu dengan luas lima meter persegi. Kantong penyimpanan sedang dengan warna Merah memiliki luas Tiga meter persegi. dan yang terendah adalah Kantong penyimpanan berwarna hitam dengan luas setengah meter persegi saja.
Wen hanya mendelik tidak terlalu menganggap ucapan dari anak kecil dan segera berlalu.
Long Chu menari-nari, dia berjalan sambil bernyanyi, Burung pipit burung puyung dimakan biyawak.
Dari arah kanan dia berjalan, seseorang dengan kecepatan yang lumayan berlari dengan sangat kencang.
Wush!! Baaam!! Long Chu menahan tubuh orang itu. dengan pijakan kaki yang sedikit masuk ketanah, Namun hal itu tidak membuat tubuhnya goyah. Padahal yang hampir menabraknya adalah orang besar, Besar dalam artian gemuk. Orang itu memiliki berat yang mendekati seratus sembilan puluh pon atau setara dengan delapan puluh kilo. Sangat gemuk untuk seorang murid sekte.
"Apakah kamu baik-baik saja?" Long Chu bertanya setelah sigendut itu menarik nafas cukup banyak.
"Te-terima kasih su-sudah menolongku, Jika tidak kau hentikan aku pasti akan menabrak dinding kayu. dan pasti akan dimarahi karna menghancurkan properti Sekte." ucap si gendut itu.
"Hoi Gembul! Kau tak bisa lari lagi, Cepat kembalikan apa yang kau curi dari Tuan Muda Wei Liyan!!" datang tiga orang dengan teriakan yang cukup keras.
Sigembul dengan wajah yang sedikit ketakutan bersembunyi dibelakang Long Chu yang jelas lebih kecil darinya. Lalu dia berkata dibalik badan itu. "Aku tidak mengambil apapun, Aku hanya difitnah" Gembul menolak mengakuinya. Entah itu benar atau tidak belum ada yang tau.
"Tidak ada yang percaya dengan omong kosong yang kau katakan, Aku jelas melihatnya. dan kau menyimpannya didalam Kantong penyimpanan milikmu, Serahkan padaku, aku akan memeriksanya." Salah satu dari orang itu mengaitkan tangannya memita Gembul untuk mendekat dan menyerahkan Kantong penyimpanan berwarna hitam.
Setiap murid Sekte diberi satu Kantong Penyimpanan, minimal Kantong penyimpanan tingkat rendah untuk menyimpan berbagai sumberdaya dan uang koin.
"Aku bukan pencuri, Kalian hanya beralasan untuk merampok milikku" jelas Gembul bersikeras. karna dia tidak merasa mencuri. dia lari hanya karna tidak ingin dipukuli.
Melapor kepada guru pembimbing juga tidak dihiraukan. Sebab orang yang bernama tuan muda Wei Liyan itu seperti anak emas yang sangat disayang oleh salah satu tetua yang menjadi guru utamanya. Dia cukup terkenal dengan tindakannya yang selalu menindas. Tapi tidak pernah ditegur oleh para tetua. Sebagian tetua memiliki pendapat berbeda dalam penangan sikap murid.
Ada yang menanggapi itu hal yang biasa bagi yang memiliki kekuatan. ada yang menganggap itu akan menjadi tindakan tercela untuk hidup murid masa depan. Namun meski ada perbedaan pendapat. Belum ada yang menindak lanjuti. Sebab patriak belum memutuskan.
"Jangan pernah takut dalam menghadapi masalah. Karna kita adalah laki-laki yang berpegang teguh dalam prinsip" Long Chu menasehati Orang yang disebut Gembul itu dan menggeser tubuhnyaah kesamping.
"Tapi mereka-" wajah Gembul menunjukan ketertekanan. "Mereka itu adalah geng terkuat diwilayah dalam bagian bawah, Mereka memang sering menindas murid wilayah luar"
"Tidak apa. lawan jika kau benar, Akui jika kau salah. Karna kita hidup didunia yang kejam, Jika kau tak berani menghadapi kenyataan untuk apa kau menjadi pendekar. lebih baik kau berdagang saja" Kata-kata mutiara yang keluar dari mulut Long Chu membangkitkan semangat juang si Gembul. Namun ketika si Gembul mengingat siapa lawannya. kembali semangat diwajahnya redup.
"Aku hanya berada ditingkat Perak tahap lima, Sedang mereka berada di tingkat enam. dan satu lagi, Wei Liyan itu sudah berada ditingkat Perak tahap sembilan. Mana mungkin aku bisa menang jika harus melawannya." Gembul mengeluh. Karna lebih banyak waktu dia habiskan untuk makan saja. tidak untuk berlatih. dan seringnya sumberdaya miliknya diambil secara paksa oleh geng Wei Liyan yang menyebut diri mereka sebagai Geng terkuat di wilayah dalam.
"Haih... Memang sakit rasanya jika tidak ada yang membantu, Tapi kau bertemu dengan orang yang tepat. aku tidak suka ikut campur dengan urusan orang lain. tapi aku lebih tidak suka jika melihat ada penindasan dihadapanku."
"Mendengar dari perkataanmu, Kau ingin menjadi pahlawan kesorean." Salah satu dari tiga orang menatap Long Chu dengan tatapan bermusuhan.