Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
Hasa berlari mendekati Papanya. Semua orang yang di lokasi mengerubungi Rendi yang terkapar di tengah jalan.
"Papa !" Hasa histeris, menerobos kerumunan. Di lihatnya Papa yang berdarah tak sadarkan diri.
"Papa ! Maafkan Hasa Pa, bangun Pa bangun, Hasa janji tidak akan nakal lagi, tapi Papa harus bangun Pa ! Maafkan Hasa" Mengguncang lengan Papanya Hasa menangis histeris.
Hasa takut Papanya akan kenapa-napa ini semua salahnya. "Tolong Papa ku, tolong Papa ku!" Tangisnya meminta bantuan.
Mobil putih berhenti di barisan belakang. Terlihat antrian lumayan panjang. "Ada apa Gam? Kok berhenti" Tanya pria berjaz putih.
"Macet Dok, sebentar saya tanya orang dulu" Agam asisten dokter Rudi keluar mobil bertanya pada pengendara lain di depannya.
"Maaf Pak, ini di depan ada apa ya? Kok macet" Tanya Agam.
"Ada kecelakaan tadi Pak" Jawab pengendara itu.
Agam mengangguk paham. "Terima kasih Pak"
"Sama-sama"
Agam kembali masuk mobilnya. "Ada kecelakaan di depan Dok" Serunya menatap dokter Rudi.
"Ayo kita ke sana" Ajak dokter Rudi. Jiwa kedokterannya meronta-ronta jika mendengar kata kecelakaan dan semacamnya.
"Ayo, Dok" Agam dan dokter Rudi berjalan kaki ke arah depan sana. Mata dokter Rudi melebar saat menerobos kerumunan orang melihat seorang anak kecil menangis histeris tak ada yang menolongnya.
Seorang pria terkapar tak sadarkan diri namun tak ada orang yang melapor petugas. "Agam, bawa pria itu ke mobil. Biar aku yang menggendong anak kecil ini"
"Baik, Dok" Agam membawa Rendi ke mobil.
🔹🔹🔹
Pukul 11 malam.
Mobil putih berhenti di depan apartemen. Agam keluar lebih dulu lalu membuka pintu belakang untuk atasannya.
Dokter Rudi keluar dan menghampiri wanita yang berdiri di depan pintu apartement tersenyum manis padanya.
"Malam dok, kok baru pulang?" Tanya wanita yang tak lain adalah Cyra. Mengambil alih tas medis dokter Rudi.
"Malam Cyra, di rumah sakit ada anak kecil yang menangis terus karena Papanya kecelakaan saya harus menenangkannya"
"Lho, memangnya Mamanya kemana? kok dokter yang harus menenangkannya?"
"Kata anak itu Mamanya pergi karena di bentak papanya, dan papanya kecelakaan katanya juga karena mengejar anak kecil itu yang akan mencari Mamanya" Tutur Dokter Rudi melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya.
"Eh, silahkan masuk dok. Maaf saya menghalangi jalan" Cyra merasa tak enak hati.
"Tidak papa" Dokter Rudi masuk ke dalam apartement duduk di sofa ruang tengah melepas sepatu dan kaos kaki, melepas jaz putihnya dan menggulung kemeja putihnya sebatas siku.
"Dokter ingin minum apa?" Tanya Cyra setelah menaruh tas medis dokter Rudi di ruang kerjanya.
"Apa saja yang penting jangan terlalu manis" Jawab Dokter Rudi merebahkan tubuh di sofa. Badannya terasa lelah sekali.
"Baik Dok" Cyra menuju dapur untuk membuatkan minum.
Dokter Rudi menilik ponselnya di sana ada pesan dari Agam.
[ Dokter Rudi sudah pantas beristri ] Asisten Agam.
[ Maksud mu apa Gam? saya belum ada niatan memiliki istri ] Send Asisten Agam.
"Dok minumnya" Cyra menaruh segelas teh hangat di atas meja.
"Terima kasih"
"Saya siapkan air hangat untuk mandi sekalian ya Dok" Seru Cyra.
"Iya, terima kasih" Sahut Dokter Rudi masih sibuk dengan ponselnya.
Cyra segera berlalu untuk menyiapkan air hangat untuk dokter Rudi.
Setelah kepergian Cyra, Dokter Rudi terduduk dan meminum teh hangatnya. Tersenyum membaca chat balasan dari Agam.
[ Saya perhatikan semakin hari Dokter semakin dekat dengan Mbak Cyra, bagaimana mungkin saya tidak curiga jika Dokter tidak menaruh hati padanya setiap hari kalian tinggal bersama ] Asisten Agam.
"Dok, airnya sudah siap" Cyra berseru.
"Terima kasih Cyra" Jawab Dokter Rudi.
Cyra berlalu dan masuk ke dapur untuk menghangatkan makanan. Siapa tahu nanti dokter Rudi akan makan malam.
Setelah selesai dengan pekerjaannya Cyra memilih ke kamar, ia ingin tidur dan istirahat. Biarkan dokter Rudi mengambil makanannya sendiri yang penting sudah di siapkan.
Dokter Rudi selesai mandi, ia menggunakan pakaian santai kaos putih pendek dan celana basket selutut. Tangannya sibuk mengeringkan rambut dengan handuk kecil.
Ponsel yang terletak di atas nakas menyala. Ada nama Asisten Agam di layar sana. Dokter Rudi membuka chat itu.
[ Mbak Cyra itu sebenarnya cantik lho Dok, hanya saja dia tidak perawatan seperti wanita kebanyakan dan badannya kurang berisi, mungkin dia pola makannya tidak teratur ] Asisten Agam.
Dokter Rudi menggigit bibir bawah, mencerna chat dari Agam. Dokter Rudi membayangkan wajah Cyra dan postur badannya.
"Ya Alloh, apa-apaan aku ini. Tapi ada benarnya juga sih perkataan Agam" Batin Dokter Rudi.
[ Besok bawa dia ke salon, dan belikan dia fashion yang bagus ] Send Asisten Agam.
Sebenarnya Agam, Dokter Rudi dan Cyra tinggal satu atap hanya letak kamarnya saja yang berbeda. Apartement ini cukup luas.
Setelah chatnya centang dua biru, Dokter Rudi keluar kamar membawa ponselnya. Dan mengetik chat untuk Agam lagi.
[ Makan malam dulu, saya tunggu di meja makan ] Send Asisten Agam.
[ Baik, Dok ]
Dokter Rudi tersenyum membaca chat balasan dari Agam. Setelah itu mematikan ponsel dan menyimpannya di saku celana basketnya.
"Malam, Dok" Sapa Agam sudah lebih dulu sampai di meja makan.
"Malam Gam, ayo kita makan" Ajak Dokter Rudi duduk di kursi berseberangan dengan Agam.
Mereka berdua akhirnya makan malam bersama. Setelah makan bersama mereka berdua kembali ke kamarnya masing-masing dan tidur mengistirahatkan diri.
Berbeda dengan Cyra, matanya memang sudah mengantuk badannya terasa lelah tapi tidak bisa tidur. Cyra selalu teringat akan sosok Hasa yang begitu ia sayangi.
"Kau sedang apa Nak? Mama kangen, apa Papa menjaga mu dengan baik?" Lirih Cyra dalam kesendirian.
Raganya memang jauh dari putranya tapi tidak dengan hati dan fikirannya. "Maafkan Mama Nak, tapi ini yang terbaik. Mama lelah jika terus-terusan tersakiti Mama akan berusaha merubah fisik Mama menjadi jauh lebih baik, Mama akan pulang jika sudah waktunya. Mama akan membalas semua orang yang menghina Mama hanya karena fisik" Lirih Cyra menggebu.
Sakit hati jika teringat akan perbuatan mereka yang kejam dan tak adil padanya. Tapi Cyra bisa apa dia hanya bisa pasrah dan berserah. Dirinya tidak punya apa-apa tidak punya uang banyak seperti mereka.
Tapi Cyra sedang berjuang, ada orang baik yang menolongnya Cyra di beri pekerjaan oleh Dokter Rudi sebagai pelayan diapartementnya seekarang Cyra memiliki gaji setiap bulannya. Hanya tinggal menunggu waktu yang pas untuk pulang dan menemui Hasa.
"Tunggu Mama, Nak. Mama janji akan menjemputmu. Kita harus sabar, Mama merindukanmu" Cyra terpejam memeluk bayangan Hasa.
hihihi