NovelToon NovelToon
Zeline Racheline

Zeline Racheline

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: happypy

Rayan dan rai, sepasang suami-istri, pasangan muda yang sebenarnya tengah di karuniai anak. namun kebahagiaan mereka di rampas paksa oleh seorang wanita yang sialnya ibu kandung rai, Rai terpisah jauh dari suami dan anaknya. ibunya mengatakan kepadanya bahwa suami dan anaknya telah meninggal dunia. Rai histeris, dia kehilangan dua orang yang sangat dia cintai. perjuangan rai untuk bangkit sulit, hingga dia bisa menjadi penyanyi terkenal karena paksaan ibunya dengan alasan agar suami dan anaknya di alam sana bangga kepadanya. hingga di suatu hari, tuhan memberikannya sebuah hadiah, hadiah yang tak pernah dia duga dalam hidupnya dan hadiah itu akan selalu dia jaga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon happypy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga belas

Satu minggu yang penuh perhatian telah berlalu, dan akhirnya zeline diperbolehkan pulang. Selama itu, Rayan hampir tak pernah meninggalkan sisi putrinya, selalu berjaga dan memastikan segalanya baik-baik saja. Sementara Rani dan Sania bertanggung jawab penuh atas toko di bawah instruksi rayan, menjalankan segala urusan bisnis dengan cekatan. Di sisi lain, Rahma, Tio, dan putri mereka, Nesya, juga tinggal di kota Cendrawasih, menemani rayan dan zeline selama masa pemulihan tersebut.

Hari ini, mereka semua kembali ke rumah. Zeline digendong dengan penuh kasih sayang oleh ayahnya, Rayan, seolah takut putrinya terjatuh atau merasa tidak nyaman. Mereka tiba di rumah bersama Rahma dan Tio, membawa serta hangatnya kebersamaan keluarga yang tak ternilai harganya. Begitu memasuki rumah, Rayan langsung menuju kamar. Ia membaringkan putrinya dengan lembut di atas tempat tidur, memastikan kenyamanan putrinya sebelum membuka jendela kamar, membiarkan angin sore mengalir masuk, menambah kesegaran dalam ruangan yang tenang.

Sementara itu, Rahma sibuk menyiapkan makanan yang tadi mereka beli di luar, memenuhi rumah dengan aroma lezat yang menggugah selera. Tio, di sisi lain, dengan cekatan mengayun Nesya yang terlelap dalam ayunan yang ia buat sendiri, memastikan putrinya tidur nyenyak. Di rumah itu, setiap anggota keluarga tenggelam dalam tugas mereka masing-masing, menjalankan peran dengan rasa tanggung jawab dan cinta, menciptakan suasana rumah yang penuh ketenangan dan keharmonisan.

Ketika rayan hendak keluar dari kamar, suasana hening di ruangan itu tiba-tiba pecah oleh panggilan lembut zeline yang masih terlelap. “Bunda...” suara putrinya yang tak berdaya membuat hati rayan bergetar. Ia menoleh, menatap wajah kecil zeline yang tampak damai, meski di balik kedamaian itu terdapat kerinduan yang mendalam. Napas rayan terhembus berat, mencerminkan beban emosional yang terus membayangi pikirannya.

Dalam keheningan sore itu, Rayan membuka lemari, teringat akan sesuatu yang mungkin bisa menghibur zeline. Ia mengeluarkan sebuah piyama berwarna hijau, baju yang pernah dipakai rai saat mengandung zeline. Aroma lembut yang masih tersisa di kain itu membawa kembali kenangan indah tentang kehadiran rai di sisinya, saat mereka menantikan kelahiran putri mereka dengan penuh harapan.

Rayan mendekatkan piyama tersebut ke arah zeline. Dalam tidurnya, Zeline merasakan kehadiran sesuatu yang akrab. Tangan kecilnya bergerak, dan dalam hitungan detik, ia memeluk piyama itu erat-erat, seakan-akan ia sedang memeluk ibunya. Wajahnya terlihat tenang, seolah merasakan hangatnya pelukan rai meskipun ibunya tidak ada di sampingnya. Rayan tersenyum lembut melihat momen itu, hatinya dipenuhi dengan rasa haru dan kasih sayang yang mendalam. Ia berjanji dalam hati, bahwa ia akan berjuang untuk membawa kembali ibunya kepada putri mereka, agar zeline tak lagi merasa kesepian dan kehilangan.

Tak lama setelah itu, Rani dan Sania tiba di rumah. Toko telah tutup, dan mereka datang dengan wajah ceria, membawa uang hasil penjualan hari ini. Rayan, yang sedang berada di ruang tamu, segera menghampiri mereka. Sania mulai berbicara, membahas hasil penjualan yang cukup memuaskan hari itu.

“ ini bang hasil penjualan hari ini, toko hari ini ramai sekali ” kata Sania sambil tersenyum, melihat ke arah Rayan.

Rayan menerima uang yang mereka serahkan dengan penuh rasa syukur. “Terima kasih banyak, Tanpa kerja keras kalian, semua ini tidak akan berjalan dengan baik ” ucap rayan tulus.

Rani yang mendengar ucapan rayan segera bertanya “Di mana zeline? ”

“Zeline sedang tidur di kamar ” jawab rayan dengan nada lembut, menyiratkan harapannya agar putrinya cepat pulih.

Mendengar jawaban itu, Rani dan Sania mengangguk paham. Tak lama kemudian, Rahma dan Tio bergabung, mereka semua duduk di ruang tamu, menciptakan suasana yang hangat.

Tio memecah keheningan, bertanya kepada Rayan “Rayan, kapan kau akan menghubungi orang yang menawari zeline sebagai model brandnya?”

Semua mata tertuju pada rayan, menantikan jawabannya. Rayan menghela napas sejenak sebelum menjawab “Aku akan menunggu sampai zeline benar-benar pulih bang. Setelah itu, aku akan menghubunginya.”

Semua yang ada di ruangan itu mengangguk setuju, merasa yakin dengan keputusan rayan. Masing-masing dari mereka memahami betapa pentingnya kesehatan zeline, dan bahwa kesempatan itu akan selalu ada untuk mereka ambil. Suasana hangat di ruang tamu mengalir penuh kasih sayang dan harapan, mendukung rayan dalam setiap langkah yang ia ambil untuk putrinya.

Sementara itu, di Kota kencana, senja mulai memudar ketika rai dan dina bersiap berangkat ke luar negeri. Undangan khusus telah mereka terima, mengingat Rai adalah BA dari salah satu brand ternama yang mengundang banyak perhatian publik. Bandara yang biasanya ramai kini semakin penuh dengan kehadiran penggemar setia rai, yang telah lama menunggu momen untuk melihat idolanya dari dekat.

Saat mereka tiba di bandara, sorak-sorai penggemar menyambut rai dengan penuh antusias. Rai, yang mengenakan pakaian sederhana namun elegan, menyunggingkan senyum manis kepada mereka yang telah datang meski jarak dan waktu memisahkan. Hatinya hangat melihat begitu banyak orang yang peduli dan menyampaikan pesan penuh kasih, seperti “Hati-hati di perjalanan rai!” dan “Semoga sukses di luar negeri!”

Rai berhenti sejenak, berbaur dengan penggemarnya, menyempatkan diri untuk berfoto bersama mereka. Setiap kilatan kamera dan tawa hangat membuatnya merasa semakin dekat dengan orang-orang yang selama ini mendukungnya tanpa henti. Dina yang setia di sisinya, tersenyum melihat interaksi yang akrab antara rai dan para penggemar.

Setelah beberapa saat, Rai melambaikan tangan kepada mereka, menatap wajah-wajah bahagia yang takkan mudah ia lupakan. “Terima kasih semuanya, sampai bertemu lagi!” ucapnya sambil melambaikan tangan penuh kehangatan.

Kemudian, dengan langkah perlahan namun pasti, Rai dan Dina berjalan menuju gerbang keberangkatan, meninggalkan sorak-sorai dan kilatan kamera di belakang. Saat mereka semakin jauh, para penggemar tetap berdiri di tempat, melambaikan tangan hingga rai dan dina menghilang dari pandangan. Tak lama kemudian, mereka berdua memasuki pesawat, bersiap memulai perjalanan baru di luar negeri, meninggalkan sejenak hiruk-pikuk kota kencana namun tetap membawa kenangan manis penggemar di dalam hati.

Beberapa jam setelah perjalanan panjang, Rai dan Dina akhirnya tiba di negara tujuan mereka. Udara malam yang sejuk menyambut mereka begitu mereka melangkah keluar dari pesawat. Tanpa banyak membuang waktu, mereka langsung menuju hotel mewah yang telah dipersiapkan untuk mereka. Rai dan Dina berjalan masuk ke lobi hotel, melewati suasana yang tenang dan elegan, sebelum masing-masing berpisah menuju kamar mereka.

Setelah berada di kamar, Rai menyingkirkan rasa lelah yang menggantung di tubuhnya dengan mandi air hangat, membiarkan air mengalir meredakan ketegangan perjalanan. Sesekali pikirannya melayang pada undangan esok hari, namun yang lebih mendominasi adalah bayangan rayan dan putrinya yang belum sempat ia lihat. Setelah selesai, ia merebahkan diri di tempat tidur yang nyaman, berharap malam ini membawa ketenangan sebelum hari yang sibuk esok tiba. Dina pun melakukan hal yang sama, menyiapkan diri untuk istirahat penuh.

Sementara itu, di sisi lain, Rayan duduk di ruang tamu rumahnya, matanya terpaku pada layar ponsel. Dia baru saja membuka grup chat yang sania buat iseng sore tadi. Grup itu berisi keluarga dekat. Rayan, Tio, Rahma, Rani, dan Sania. Tujuannya sederhana untuk berbagi kegiatan rai dan zeline, terutama karena mereka tahu rayan jarang membuka ponselnya.

Di grup itu, Sania telah mengunggah beberapa foto terbaru rai, salah satunya adalah saat rai bersiap berangkat ke luar negeri. Dalam diam, Rayan menatap foto tersebut, matanya penuh perasaan yang sulit diungkapkan. Bayangan istrinya seakan begitu dekat namun tetap terasa jauh. Tanpa banyak bicara di grup, ia beralih ke aplikasi Twitter, sebuah platform yang jarang ia sentuh.

Dengan spontan, Rayan membuat akun baru untuk zeline, menamainya "ZR 🦋" dengan username _zelineee. Ada rasa ingin mendokumentasikan momen-momen spesial bersama putrinya, meskipun melalui media sosial. Rayan mengunggah sebuah video singkat saat zeline bermain dengan gembira di wahana permainan. Senyum kecil terukir di wajahnya saat dia melihat kembali momen itu, meskipun rasa rindu kepada rai begitu dalam terasa.

Rayan terdiam sejenak, kemudian menutup aplikasi, menyimpan ponselnya, dan merenung dalam keheningan. Hari-hari ke depan mungkin akan penuh tantangan, namun di dalam hatinya, Rayan selalu berharap kebersamaan keluarga mereka akan segera pulih.

1
Nikmah dara Puspa saragih
🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!