Hamil tanpa seorang suami karena diperk0sa, itu AKU!
Tidak tahu siapa Ayah dari anakku, itu AKU!
Seorang anak kecil selalu dipanggil ANAK HARAM itu PUTRAKU!
Apa aku akan diam saja saat anakku dihina?! Oh tidak! Jangan panggil aku seorang IBU jika membiarkan anakku dihina!
Jangan panggil Putraku ANAK HARAM!
Lantas, akankah suatu hari wanita itu bisa bertemu dengan Ayah kandung dari putranya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Tak Ingin Terperosok Ke Dalam Lubang Yang Sama.
Pesta penyambutan Ammar sebagai Tuan muda kecil dilanjutkan sebab Tuan besar Adiguna bersandiwara cukup apik begitupun Belinda sehingga tak menganggu acara.
Namun kewaspadaan Brian tak berkurang, ia tetap memeriksa hal-hal sekecil apapun itu.
Sementara Ammar sedang disuapi oleh Alsya di bangunan lain bersama Nenek dan Kakek.
"Cicit Nenek banyak makan nya," Nenek terkekeh pelan.
Alsya tersenyum, "Mungkin karena dulu jarang makan enak, Nek. Apalagi Ammar sudah saya beri pengertian... jangan sampai membuang makanan. Mubazir, banyak orang-orang yang juga kelaparan diluar sana."
"Bagus, didikan yang baik. Nenek tadinya melihat kamu cocok dengan Brian, tapi Nenek juga senang kamu jadi istri Arya. Bagi Nenek... kalian semua sama saja, kalian cucu Nenek."
"Nenek sayang Mas Arya?" tanya Alsya.
Arya menoleh saat mendengar pertanyaan Alsya, ingin mendengar jawaban sang Nenek yakni Ibu dari Tuan besar Adiguna.
"Tentu saja sayang, kenapa Nenek nggak sayang?"
"Karena Mas Arya hanya anak dari istri kedua Tuan besar, bukan anak sah. Mas Arya mirip seperti Ammar, meski berbeda status saat dilahirkan."
Nenek tersenyum sendu, "Nenek dan Kakek dulu bersalah, melarang cinta Sam dan Melia... ibu kandung Arya. Kami ingin sekali menikahkan Sam dengan anak dari teman bisnis kami yaitu Belinda. Tak menyangka, setelah Sam menikah... ternyata dia membuat rencana, seakan-akan orang tua Melia mempunyai hutang padanya agar Melia mau dijadikan istri kedua, karena awalnya Melia menolak dan tak ingin jadi orang ketiga. Tapi, akal-akalan Sam akhirnya membuat Melia terpaksa menikah dengan Sam. Kami menerima Melia karena dia hanya jadi istri kedua, bukan istri sah putra kami. Kami kira Belinda juga menerima pernikahan kedua suaminya... ternyata selama bertahun-tahun Belinda merencanakan sesuatu pada Ibunya Arya. Nenek dan Kakek, begitu menyesal karena tak bisa mencegah kejahatan Belinda."
"Apa Nenek tau, Nyonya Belinda sudah kembali?"
"Apa??!!"
Sang Nenek menoleh ke arah cucunya, "Arya, apa benar wanita itu kembali?"
"Dia baru saja datang, mereka pasti masih di ruangan pesta. Makanya kami kesini, karena Papa menyuruh kami menjauh." Arya tersenyum skeptis.
Nenek mengulurkan tangan pada Arya. "Kemarilah, Nak."
Arya gegas mendekat duduk di samping sang Nenek, lantas menepuk-nepuk punggung tangan Neneknya.
"Nenek minta maaf untuk segala kesalahan Nenek dan kekek, juga Ayahmu. Mengenai Belinda, yakinlah... Papa mu nggak akan diam saja. Nenek hanya mengkhawatirkan satu hal... Belinda mempengaruhi pikiran Keindra. Berjanjilah, jaga saudaramu dari Ibu kandungnya sendiri. Kalian adalah bersaudara satu darah... harus saling menyayangi dan membantu. Berjanji lah pada Nenek, kamu dan Keindra tak akan saling menyakiti."
Arya menghela nafas berat, "Nek, kalau Keindra bertindak keterlaluan... Arya nggak bisa janji. Apalagi jika menyangkut Alsya dan Ammar, aku nggak bisa mentolerir nya."
Nenek mengangguk paham, "Baik... baik... Nenek mengerti. Makanya Nenek ingin kamu berusaha sebisa mungkin menjauhkan Keindra dari hasutan dan pengaruh buruk Ibunya."
"Kalau itu, Arya akan berusaha Nek."
.
.
Para tamu undangan sudah pergi, menyisakan keluarga inti.
Tuan besar Adiguna menarik wajah santainya berganti dengan wajah dingin. Ia menatap tajam Belinda.
"Ada yang ingin kamu jelaskan padaku?! Kenapa kau keluar dari RS tanpa sepengetahuan ku, Belinda?"
Kemudian tatapan tajam sang Tuan Besar mengarah pada Keindra, "Kau yang membawa Ibumu keluar tanpa se-ijin Papa?"
Keindra membalas tatapan sang Papa dengan sama tajamnya, ia menggenggam tangan sang Ibu.
"Kalau iya aku yang membawa Mama keluar, kenapa? Bukankah orang yang sudah sehat sudah sepantasnya tak berada lagi di rumah sakit jiwa? Harusnya Papa senang, karena Mama sudah sehat dan kembali pada Papa! Atau... jangan-jangan Papa emang nggak suka kehadiran Mama di rumah ini?"
Tuan besar Adiguna sudah banyak makan asam garam kehidupan, bahkan ia pernah tertipu oleh wajah palsu Belinda sampai ia kehilangan wanita yang ia cintai dan putranya Arya selama bertahun-tahun lamanya. Kali ini, ia tak akan terperosok ke dalam lubang yang sama meskipun ada Keindra sebagai anaknya yang lain dan harus ia jaga perasaanya tetapi ia tak ingin Belinda menang dengan memanfaatkan Keindra.
"Baiklah, kita sudahi obrolan ini. Kamu ingin tinggal bersama ku di kamar kita dulu atau ingin kamar mu sendiri, Belinda?"
"Aku ingin kamar ku sendiri."
Tuan besar Adiguna mengangguk, ia pun memangil Brian. "Kamu suruh pelayan menyiapkan kamar untuk istriku!"
"Baik, Tuan besar." Brian pun undur diri.
"Dan kau, Kei! Bukankah kau berjanji akan menjadi ayah terbaik untuk anakmu? Apa yang sudah kau berikan pada cucuku itu?"
"Bukankah tadi aku sudah mengakui anakku di depan umum, aku juga akan tinggal kembali disini. Setelah dipikir-pikir, aku ingin tinggal bersama anakku. Besok... aku akan pindah kesini lagi dari apartemen."
"Kau pikir... setelah memutuskan keluar dari rumah ini, kau mudah kembali lagi? Kau tidak ingat, bagaimana Arya aku ijinkan pulang dengan perjanjian dia akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kini, dia bisa membuktikan nya. Arya bekerja keras di perusahaan dan proyek yang ditangani selalu mendapatkan keuntungan besar. Dan kau... Kau yang memutuskan keluar dari rumah ini, bukan keinginan Papa. Tapi, saat kau ingin kembali kesini... semuanya harus kemauan Papa. Maksud Papa, kau tidak bisa kembali dengan tangan kosong tanpa membuat perjanjian dengan Papa!"
Keindra tersentak, ia sampai tak bisa berkata-kata.
"Apa maksud mu, sayang? Anak kita memang tempatnya di rumah ini, kenapa dia tidak bisa kembali? Dia anak pertama dan anak sah mu secara hukum!" ternyata Belinda tak bisa menahan emosinya.
Tuan besar Adiguna tersenyum mengejek, "Wah! Kau sudah mulai melantangkan suaramu, Belinda. Hanya karena kau takut, anakmu ini kehilangan posisinya sebagai anak pertamaku dan sebagai pewaris ku? Asal kau tau... hak waris atas seluruh kekayaan sudah aku bagikan rata pada Kei dan Arya. Hanya saja, jika salah satu dari mereka membuatku murka dengan melawan ku... aku akan segera menarik harta dan memberikan seluruh kekayaan ku pada anakku yang penurut."
Wajah Belinda tercengang, padahal ia kembali setelah merencanakan akan mengambil seluruh kekayaan Tuan besar Adiguna untuk Keindra dan memiskinkan Arya. Bahkan jika diperlukan, ia akan membunuh Arya agar Keindra menjadi pewaris satu-satunya.
"Kau tega sekali pada putra kita, Sam!" geram Belinda.
"Mama..." Keindra bahkan tak bisa berbuat apapun, ia mengelus pelan tangan ibunya.
"Aku tidak tau apa yang telah kau rencana kan, Belinda. Tapi, jangan bawa-bawa Keindra dalam permasalahan kita! Jika kau masih ngeyel memanfaatkan anak kita, tangung sendiri akibatnya jika akhirnya... Keindra aku coret dari warisan ku!" Ancam Tuan besar Adiguna.
Belinda mengepalkan kedua tangannya, ia tidak ingin menyerah dan kalah. Tiba-tiba, Belinda kembali tersenyum.
"Baik, suamiku. Keindra akan selalu menjadi anak penurut padamu."
Tuan besar Adiguna kini menatap Keindra, "Selama pernikahan Arya dan Alsya belum digelar, kau dilarang tinggal disini. Kau juga harus membatasi kedatangan mu kesini, meskipun ada Ibumu tinggal disini. Papa ingin kedamaian di rumah ini! Kau sendiri yang bilang pada Brian, kau tak ingin menyakiti Alsya lagi... pegang ucapan mu, Kei! Karena seorang laki-laki sejati, adalah yang menepati omongan nya sendiri!!! Paham...!?"
Glek!
Keindra menelan lud4h dengan susah payah mendengar peringatan demi peringatan dari sang Papa. Sejak kapan, aura sang Ayah terasa menakutkan baginya?
__
Slow Up man-teman 🙌🏻😘
amar dan Zaki bakal punya adik nih....
ngakak banget... baru aja berantem tapi langsung mendesh....
Duda dan janda yg sama" pengalaman mah dah jelas jam terbangnya ....😃