Sebagai satu-satunya penerus Keluarga Hector dia adalah Elgard Fidelyo Hector pria yang sangat terkenal di Kota Alfakrest dengan kekayaannya yang melimpah membuat semua wanita tergila-gila dengan akan kekayaannya.
Namun pria itu tidak pernah berminat untuk mengganti stasusnya menjadi menikah, ada hal yang lebih penting di bandingkan itu.
Pada akhirnya, Elgard merubah statusnya menjadi menikah karena utusan dari Arthur Hector dan Arisha Yunna Hector untuk mencari keturunan.
Hal yang tidak terduga terjadi dikehidupan Elgard telah memiliki Ketiga Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5-Dendam
Saat kepergiannya Elgard kembali kekantor dimana Oliv hanya didalam kamarnya seharian full karena dia lagi malas ingin berdebat kembali dengan kedua istrinya Elgard.
Setelah seharian hanya didalam kamar saja, tanpa disadari gadis itu hari semakin sore yang menunjukkan sudah jam 6 sore niat Oliv ingin membuatkan makan malam untuk Elgard sebelum dia pulang kerja.
Oliv keluar dari kamarnya serta menuruni anak tangga, saat sudah dilantai bawah Oliv mengarahkan kakinya kedapur dimana terlihat masih sepi disanalah kesempatan Oliv untuk membuat makanan.
Oliv melihat semua isi dikulkasnya, terlihat sangat lengkap satu-persatu bahan-bahan yang diambil Oliv untuk mulai memasak.
******
Keadaan dihalaman belakang kedua insang itu merasa sangat lelah karena jam segini baru menyelesaikan hukuman dari Elgard.
Bukan berarti mereka akan dengan senang hati namun kebalikkannya rasa dendam yang paling sangat dalam kali ini mereka rasakan.
Apa lagi Helene dia benar-benar sangat dendam sekali kepada Oliv, dia sangat marah sekali dan iri karena Elgard memperlakukan Oliv sangat berbeda dari mereka berdua.
" Hah tunggu saja kamu Oliv, aku akan membalas semuanya jangan harap kamu merasa menang kali ini" Gumam Helene namun didengar Nadine
Nadine menggelengkan kepalanya dia merasa malas untuk membuat masalah lagi namun hatinya memang dendam kepada Oliv tapi dia juga mikir juga jika dia membuat masalah lagi kepada Oliv ujung-ujungnya dia akan dapat batunya seperti sekarang.
Helene menoleh kearah Nadine yang diam saja sambil menyusun pakaian yang sudah bersih dicuci dia merasa aneh dengan sikapnya Nadine biasanya dia juga bakalan ikut mengeluh namun sekarang tidak.
" Eh mengapa sejak tadi kamu diam saja?" Tanya Helene
" Mending diam dari pada mengeluh terus, ujung-ujungnya kerjaan gak selesai-selesai kalau banyak mengeluhnya"
Helene mengernyitkan keningnya saat mendengar jawabannya Nadine.
" Setelah ini apa kamu mau ikut untuk membalas dendam kepada Oliv?"
" Tidak" Jawab Nadine dengan cepat
Helene terkejut dengan jawabannya Nadine, dia merasa kali ini Nadine akan mengikuti Oliv.
" A-apa kamu bilang? Kamu tidak mau, ada apa sebenarnya?"
Nadine menghelankan nafasnya.
" Kamu ingat gara-gara ide siapa melakukan ini malah kita kena batunya?"
Helene hanya terdiam saja saat Nadine bertanya kepada dirinya, itu adalah ide nya semua Helene namun dia tidak menyangka akan seperti ini.
" Coba tau akhirnya kayak gini aku gak bakalan ikutan"
" Jadi ini semua salahku gitu?"
" Iya tentu salahmu, jika bakalan begini aku tidak akan mengikutinya"
" Apa kamu tidak merasa dendam kepada Oliv yang diperlakukan berbeda dari kita?"
" Aku ada merasa dendam, namun aku sadar bahwa aku tidak bisa memberikan keturunan untuk Mas Elgard jadi pantas jika Mas Elgard memperlakukan yang berbeda, jadi sekarang aku ingin menikmati hidup dengan kekayaan serta serba ada walaupun tidak dianggap istri lagi toh biarpun dia berbicara begitu namun uang tetap ngalir bukan?"
Helene terdiam dia merasa seperti dijatuhi sesuatu saat mendengar ucapannya Nadine, bagaimana bisa dia menerimanya begitu saja?
Sedang Helene tidak bisa menerimanya, padahal Nadine sangat benar berbicara dia tidak bisa memberikan keturunan namun itu adalah hal yang wajar jika Elgard memperlakukan berbeda dari Oliv.
Hanya saja Helene tidak bisa menerima semuanya itu walaupun sebenarnya dia sudah tau bahwa dia tidak bisa memberikan keturunan kepada Elgard.
*******
Tepat jam 7 malam, Oliv menyelesaikan memasaknya dan saat itu juga Helene dan Nadine masuk kedalam karena pekerjaannya sudah selesai.
Mereka berdua melihat makanan yang sudah bertata rapi diatas meja, mereka merasa heran mengapa jam segini sudah ada makanan diatas meja?
Biasanya menunggu Elgard pulang dari kantor Kepala Pelayan baru akan memulai masak, saat Kepala Pelayan itu tiba dimeja makan membawa lauk tersebut Helene pun mulai bertanya.
" Amaya, tumben kamu masak jam segini? Biasanya nunggu Mas Elgard pulang baru masak?"
Kepala Pelayan langsung menoleh kearah suara yang sedang berbicara kepada dirinya.
" Bukan saya yang masak Nyonya"
" Lalu?"
" Nyonya Oliv yang masak semuanya"
Wajah Helene seketika terkejut saat mendengar Oliv memasak semuanya?
Tiba-tiba.
" Oh bagus, aku sudah sangat lapar" Kata Nadine sambil menarik kursinya dan duduk
Helene seketika menahan lengannya Nadine hal itu membuat Nadine sedikit marah.
" Apa?"
" Ini masakan dia bukan masakan Amaya"
" Lalu kenapa?"
" Apa kamu ingin memakan masakannya? Kamu tidak takut bahwa dia menaruh racun?"
Nadine mengernyitkan dahinya saat Helene mengatakan racun.
" Itu hanya pemikiran busukmu saja" Jawab Nadine sambil menepiskan tangannya Helene
Seketika terlepas lah tangan Helene dilengannya Nadine, saat itu juga Nadine mulai menyantap masakannya Oliv.
" Wah gila ini enak banget"
Helene mengernyitkan keningnya saat Nadine memuji masakannya Oliv, emang seenak apa sih masakannya?
" Kamu memuji apa memang lapar?"
" Keduanya, tapi memang enak banget kok"
" Yakin kamu?"
" Seterah kamu deh sana capek aku ngomong sama kamu"
Helene benar-benar sangat penasaran rasa makanan yang ada diatas meja namun karena gengsi dan dendamnya dia tidak bakalan mau mencicipinya.
Saat melihat Kepala Pelayan kembali lagi dengan membawa beberapa macam masakan dari Oliv disanalah Helene mencoba menyuruh Kepala Pelayan mencicipi masakan Oliv.
" Amaya, coba kamu cicipi masakannya Oliv"
Kepala Pelayan itu mengangguk saja dan menuruti perkataan Helene, saat selesai mencicipi Helene kembali bertanya kepada Kepala Pelayan itu.
" Bagaimana rasanya Amaya?"
" Tentu saja enak bangetkan Amaya" Melainkan Nadine yang menjawabnya
" Kamu diam, aku bertanya kepada Amaya" Jawab Helene dengan ketusnya
Nadine hanya mengangkat kedua bahunya saat mendengar nadanya Helene menjawab dengan ketus.
" Ini sangat enak Nyonya"
Raut wajah Helene berubah menjadi kesal ternyata Oliv bisa masak seenak itu pastinya dia akan membuat Elgard merasa senang.
Dia benar-benar iri kepada Oliv sehingga membuatnya ingin sekali menyingkirkan Oliv.
Helene menghentakkan kakinya dengan sangat kasar dan pergi begitu saja. Nadine dan Kepala Pelayan merasa heran dengan tingkahnya Helene.
" Dasar orang tidak jelas, bisa-bisanya marah karena dia bisa memasak hitung-hitungan makan enak seperti diluar"
Kepala Pelayan hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah kedua istrinya Elgard sangat berbeda sekali dengan Oliv.