NovelToon NovelToon
PACAR TARUHAN

PACAR TARUHAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Office Romance / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

🏆 Juara 3 YAAW 2024 Periode 2🏆

"Permisi Mas, kalau lagi nggak sibuk, mau jadi pacarku?"

———

Daliya Chandana sudah lama memendam rasa pada sahabatnya, Kevin, selama sepuluh tahun. Sayangnya, Kevin tak menyadari itu dan malah berpacaran dengan Silvi, teman semasa kuliah yang juga musuh bebuyutan Daliya. Silvi yang tidak menyukai kedekatan Daliya dengan Kevin mengajaknya taruhan. Jika Daliya bisa membawa pacarnya saat reuni, ia akan mencium kaki Daliya. Sementara kalau tidak bisa, Daliya harus jadian dengan Rio, mantan pacar Silvi yang masih mengejarnya sampai sekarang. Daliya yang merasa harga dirinya tertantang akhirnya setuju, dan secara random meminta seorang laki-laki tampan menjadi pacarnya. Tak disangka, lelaki yang ia pilih ternyata seorang Direktur baru di perusahaan tempatnya bekerja, Narendra Admaja. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?Akankah Daliya berhasil memenangkan taruhan dengan Silvi? Atau malah terjebak dalam cinta segitiga yang lebih rumit?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Hari Reuni

"Permisi Mas, kalau lagi nggak sibuk, mau jadi pacarku?"

Sesaat setelah mengucapkan kalimat itu, Daliya memukul kepalanya sendiri. Daliya bodoh! Kenapa nanyanya begitu sih?

"Eng, maksudnya gini Mas, eh..Pak, eng..Bang. Aduh, manggilnya apa nih?" Daliya lagi-lagi mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa bicara dengan benar. "Begini. Saya tahu ucapan saya kedengaran nggak masuk akal. Tapi, boleh nggak saya duduk di sini dulu?" Daliya bertanya dengan gugup, perutnya menjadi mulas saat dilihatnya pria itu hanya diam sambil menatap intens ke arahnya.

Tanpa bersuara, lelaki itu merentangkan tangan sebagai tanda mempersilahkan Daliya duduk. Dengan jantung berdebar, Daliya duduk di sofa yang ada di depan lelaki itu.

"Oke, jadi begini. Saya punya alasan kenapa tiba-tiba mengatakan hal aneh itu. Kalau Anda tidak keberatan, saya akan coba menjelaskannya secara detail,"

Lalu, tanpa menunggu lelaki itu menjawab, Daliya mulai bercerita panjang lebar. Berawal dari perasaannya yang bertepuk sebelah tangan pada Kevin, taruhannya dengan Silvi, serta hukuman yang harus ia terima jika kalah.

"Aku benar-benar nggak mau kalah dari Silvi! Bisa-bisa harga diriku jatuh! Cewek licik itu nggak boleh tertawa di atas penderitaanku!" Daliya berkata berapi-api. Saking semangatnya bercerita tanpa sadar dirinya sudah bicara santai dengan lelaki itu. Melihat reaksi lawan bicaranya yang diam saja, perlahan-lahan Daliya menundukkan kepala dan menunjukkan ekspresi memelas.

"Makanya, kalau nggak keberatan, boleh saya minta tolong sebentar? Saya nggak akan meminta yang aneh-aneh. Anda cuma perlu datang ke reuni bersama saya sebagai pacar pura-pura. Saya juga akan kasih uang sebagai biaya kompensasi. Bagaimana?" Daliya masih berusaha membujuk. Ia tak peduli jika lelaki tampan di depannya itu akan menganggapnya tidak tahu malu. Ini masalah harga diri!

"Satu pertanyaan," Dalam beberapa menit, akhirnya lelaki itu untuk pertama kalinya membuka suara. Daliya langsung menegakkan badannya. Astaga, bahkan suaranya saja sangat hot!

"Kenapa Anda memilih Saya?"

"Ya?" Daliya terdiam sejenak. Tak menyangka dirinya akan diberi pertanyaan seperti itu. "Karena Anda...tampan?"

"BUAHAHAHA!" Sontak saja, laki-laki itu tertawa terbahak-bahak. Entah kenapa, jawaban gadis aneh yang sekarang duduk di depannya itu terdengar lucu. "Masa Anda meminta orang untuk jadi pacar hanya karena tampan? Apa Anda hanya melihat seseorang dari fisiknya?"

"Tentu saja. Menurut saya tampan itu nomor satu. Setidaknya, saya bisa membuat Silvi merasa kalah dan tidak akan meremehkan saya lagi," Daliya menjawab jujur. Lagipula tujuannya punya pacar memang hanya untuk mengalahkan Silvi saja, tidak lebih dari itu.

"Oke," setelah hening sejenak, pria itu pun beranjak dari duduknya, kemudian mengulurkan tangan pada Daliya. Daliya jelas kebingungan. Apa maksud uluran tangan itu?

"Kenapa kamu diam saja? Katanya reuninya sudah mau dimulai,"

Kedua bola mata Daliya seketika membulat. "Ja-jadi? Anda setuju?"

"Tapi aku tidak punya banyak waktu. Satu jam lagi, aku harus pergi."

"Tentu! Satu jam cukup!" Dengan wajah gembira, Daliya ikut mengulurkan tangannya pada pria itu. Ia pikir pria itu mengajaknya untuk berjabat tangan. Tapi, alih-alih menjabat tangannya, pria itu malah merangkulkan tangannya pada pinggang Daliya.

"Eh?" Daliya terperanjat kaget.

"Kenapa kaget begitu? Bukankah dalam satu jam ke depan kita adalah pasangan kekasih? Kamu harus terbiasa dengan hal ini," ujar pria itu sambil menunjukkan senyumnya yang penuh pesona. Melihat senyuman itu, Daliya merasa tersihir dan menuruti saja ucapan sang pria. Meski sebenarnya di dalam hati dia sibuk menenangkan degup jantungnya yang sudah berdebar tak karuan.

...----------------...

Sementara itu di dalam restoran, para alumni dari kampus Daliya sudah berkumpul. Mereka duduk di kursi yang diatur melingkari sebuah meja besar. Silvi dan Kevin duduk bersebelahan, persis di area tengah. Sementara di depannya ada dua kursi kosong yang memang sengaja disiapkan untuk Daliya dan pacarnya.

"Lo yakin Daliya bakalan dateng sama pacarnya?" tanya Novi, salah satu teman kampus mereka. Ia merasa heran karena Silvi menyiapkan dua kursi untuk Daliya. "Bukannya selama ini dia jomblo?"

Silvi menganggukkan kepalanya. "Dia bilang begitu sih. Meskipun Gue juga nggak yakin,"

"Bukannya Daliya suka sama..." Novi melirik Kevin, tapi kemudian ia cepat-cepat mengalihkan pembicaraan. "Tapi bagus deh kalau Daliya udah punya pacar. Nanti kalian bisa double date,"

Silvi tersenyum licik. "Kita liat aja nanti. Kalau dia nggak bawa pacarnya, kita bakalan dapet tontonan menarik,"

"Kamu tahu darimana Daliya sudah punya pacar?" Kevin menyentuh Silvi dan bertanya dengan nada setengah berbisik. "Setahu aku Daliya belum pernah punya pacar,"

"Ya ampun sayang, jadi selama ini kamu nggak tahu? Apa jangan-jangan, Daliya cuma bohong sama aku?" Silvi berkata dengan nada keras sehingga teman-temannya bisa mendengar.

"Loh, masa Kevin nggak tahu kalau sahabatnya udah punya pacar? Wah, berarti Daliya cuma ngibul aja itu. Gengsi dia mengakui kalau masih jomblo," komentar salah seorang teman pria yang mengundang gelak tawa semua orang.

"Yah, lagian Daliya kan dari dulu suka sama seseorang. Jadi kayanya nggak mungkin deh dia bisa jadian sama orang lain," Novi menambahkan sambil lagi-lagi melirik ke arah Kevin.

"Betul itu. Kayanya si Daliya cuma nutup-nutupin aja biar nggak keliatan kalau dia nggak laku!"

"BUAHAHAHAHA!" tawa semua orang menggema di dalam restoran itu.

"Jangan bicara sembarangan," hardik Kevin tidak terima. "Memang benar Daliya nggak pernah punya pacar selama ini. Tapi itu bukan berarti dia nggak laku, itu karena dia masih fokus dengan karirnya. Kalian jangan bicara seolah paling kenal sama Daliya,"

Silvi memutar bola matanya kesal. Kenapa pacarnya itu malah membela Daliya sih?

"Hm.. Omongan Kevin bener. Kalian semua yang salah. Coba lihat itu, Daliya dateng sama cowok," ucap seorang teman yang lain sambil menunjuk ke arah pintu masuk. Sontak, semua mata langsung tertuju ke arah yang dimaksud.

Di ujung pintu masuk, Daliya berjalan dengan pria tampan yang menjadi pacar pura-puranya. Kedatangan Daliya dengan pria itu jelas membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Tidak hanya teman-teman sesama alumni kampus, semua pengunjung di restoran itu juga ikut memandangi mereka.

"Buset, ganteng banget!"

"Dia artis bukan sih? Kaya pernah lihat dimana gitu,"

"Mirip artis Korea itu loh..Siapa namanya? Song Kang?"

Bisik-bisik para wanita yang mengagumi wajah pria di sebelahnya membuat Daliya tersenyum puas. Dia sudah tahu kalau wajah pria itu akan membuatnya menjadi pemenang mutlak.

Lihat saja Silvi, aku pastikan kamu mencium kakiku malam ini!

"Sayang," bisik pria itu di telinga Daliya, yang seketika membuat Daliya langsung merinding sebadan-badan. "Teman-teman kamu duduk di mana?"

"Oh, itu.." Daliya menunjuk meja tempat teman-temannya berada. "Mereka ada di sana,"

"Jangan gugup," bisik pria itu lagi. "Aku akan menjadi pria paling romantis untuk kamu malam ini,"

1
retiijmg retiijmg
Terima kasih kak uda bikin cerita yang bagus
🙏🫶🫶🫶
Komang Tri Arianta
Luar biasa
retiijmg retiijmg
hahahahahaha.
retiijmg retiijmg
aq pendukung ren sama daliya 😁
retiijmg retiijmg
baper tingkat dewa tiap ada ren ngomong
retiijmg retiijmg
bnr2 dibuat baper 😄
retiijmg retiijmg
jadi baper baca pertemuan ren dan daliya
xopitt 89_
Luar biasa
Sonya Bererenwarin
Renn..... Bucin akutt😂😂😂
Sonya Bererenwarin
Luar biasa
Ahmad Nashrullah
delia jadi cewek jg gampangan makanya,,,,,,,berharga dikit aja napa,,,,,,biar lelaki menghargaimu,,,,,,,biar dirimu s berharga itu tahu g
pipi gemoy
👍🏼👏🏼🙏🏼☕
Imas deemashayoe Deemashayoe
Luar biasa
Trisna
Tante Dessy sengaja deh... buat suasana panas.
punya dendam kah sama Ren
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂😂👻
pipi gemoy
hahahahaha bener itu amalan ya Bu ibu rempong 😂😂😂😂😂👻
pipi gemoy
vote Thor ✌🏼
pipi gemoy
😂👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👍🏼
Dali ya 🌹
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂😂😂👻
kocak🌹
pipi gemoy
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!