NovelToon NovelToon
Penyesalan Sang Suami Jahanam

Penyesalan Sang Suami Jahanam

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Permainan Kematian
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lyoralina

Semua yang masih bersama memang pasti seakan tiada artinya. Penyesalan akan terasakan ketika apa yang biasa bersama sudah HILANG.
Andrian menyesali segala perbuatannya yang sudah menyiksa Lasya, istrinya. Sampai akhir dia di sadarkan, jika penyelamat dia saat kecelakaan adalah Lasya bukan Bianka!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyoralina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

••

Lasya berdiri di depan butik yang akan membantunya menyiapkan baju pengantin. Jantung Lasya rasanya berpacu dengan cepat, debaran kencang ini bahkan terasa membuat tubuhnya bergetar juga.

' Huufft...'

Lasya mengatur napasnya, menetralkan dirinya agar lebih tenang. Di lihatnya jam yang ada di ponsel, waktu sudah berputar ke arah angka 10.

" Hari ini aku dan dia akan bertemu, ini pertama kali pertemuan antara aku dan dia. Kira-kira dia sudah datang apa belum ya?" Lasya menipiskan bibirnya, menatap area dalam seakan mencari sosok pria calon suaminya.

" Nona.."

Lasya sedikit terkejut saat tiba-tiba seorang wanita memanggilnya dan mendekat ke arahnya dengan senyuman yang merekah.

" Nona kenapa anda masih ada di sini. Mari kita masuk ke dalam.

" Ehm apa pria itu sudah ada di dalam?"

Starla menaikkan kedua alisnya secara bersama. Lasya yang melihat ekspresi itu buru-buru meralat ucapannya.

" Maaf-maaf, maksutku calon suami ku apa sudah datang?"

" Ooh..." Starla manggut-manggut paham. " Calon suami anda belum datang. Tapi akan lebih baik jika kita menunggunya di dalam." Balas Starla.

' Sudah jam segini dia belum datang? Apa dia tidak akan datang ya?' Lasya mulai overthinking.

" Mari nona, cuaca di luar sudah mulai panas lo."

" Ah iya ayo."

Lasya dan Starla masuk bersama-sama ke arah butik ternama ini. Lasya memandang takjub koleksi baju serta gaun yang terpajang dengan sangat menawan.

" Anda bisa melihat-lihatnya dulu, ini semua adalah rancangan saya. Hanya ada beberapa yang saya buat. Karena saya menginginkan karya saya tidak terlalu pasaran di luar. Saya hanya menargetkan orang-orang khusus." Jelas Starla dengan memegang salah satu gaun berwarna hitam dengan tali spageti.

Lasya manggut-manggut. Dia ikut memegang gaun yang mencuri perhatiannya.

" Silahkan anda lihat-lihat dulu, untuk koleksi gaun pengantin ada di sebelah sana. Jika ingin melihat lebih lengkapnya, pramuniaga saya akan memberikan katalog."

" Iya, aku ingin lihat-lihat di sini dulu. Nanti aku akan kesana." Jawab Lasya.

Starla tersenyum dan mengangguk. " Baiklah."

Sudah satu jam lebih lamanya Lasya menunggu di sini. Dia sudah mulai merasa bosan dan lelah. Dua gelas minuman sudah dia habiskan demi menunggu sang calon suaminya.

" Anda mau minum lagi nona?" Tawar pramuniaga yang sudah membawa nampan di tangannya.

Malu, Lasya sungguh malu. Ketidak datangan calon suaminya ini bak sebuah aib.

" Tidak perlu, lebih baik aku langsung mencoba baju pengantin saja." Jawab Lasya.

" Tapi calon suami anda belum tiba."

" Tidak apa-apa. Aku baru saja menelponnya, dia mengatakan tidak bisa datang karena ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan."

" Baiklah, anda sudah memilih gaun yang anda suka?"

Lasya mengangguk. " Iya, aku memilih gaun yang ini. Menurutmu apa bagus?" Ya setidaknya ada pramuniaga yang bisa dia tanyai.

" Ini sangat bagus dan cantik nona." Jawab Pramuniaga ini dengan senyuman yang tertarik di wajahnya.

" Kamu yakin? Aku membutuhkan kejujuranmu." Ucap Lasya.

" Benar nona. Saya sangat yakin anda pasti akan sangat cantik dan memukau saat memakainya."

Lasya nampang menimbang-nimbang lagi pilihannya. Dia menatap gambar gaun ini.

" Baik aku percaya. Tolong ambilkan gaun ini ya, aku ingin mencobanya."

" Baik nona. Anda tunggu saja disini saya akan mengambilkan gaun yang anda minta."

" Iya."

Pramuniaga itu pergi meninggalkan Lasya sendirian di sofa hanya ditemani minuman dan kukis.

Lasya menatap ponselnya. Ingin sekali dia menghubungi papanya untuk sekedar bercurhat, namun jelas saja dia tidak akan melakukan hal itu. Dia tidak akan membuat papanya bersedih dan merasa bersalah, toh wajar saja jika pria itu tidak datang. Mungkin saja pekerjaan sedang diurusnya.

" Nona ini lihatlah gaun pengantin yang anda pilih."

Lasya menatap penuh pesona gaun yang terlihat lebih cantik dari gambar. Gaun ini benar-benar cantik. Gaun Full sparkly ini terlihat sangat-sangat mewah. Bahkan mungkin bintang saja dikalahkan oleh gaun ini.

" Bagaimana nona! Sudah saya duga anda pasti akan terpesona dengan gaun ini."

Lasya lalu mengangguk. " Ini benar-benar sangat cantik. Bisa aku mencobanya sekarang?"

" Tentu saja. Mari saya antarkan anda ke ruang ganti."

••

Lasya menatap foto dirinya saat menggenakan gaun tadi. Dia senyum-senyum sendiri, tidak sabar ingin memakainya di hari pernikahan nanti. Ya walaupun dia belum pernah bertemu dengan calon suaminya, tapi ia sangat yakin jika pilihan papanya tidak akan pernah salah.

" Lebih baik aku pergi ke salon kecantikan dulu. Besok adalah hari sakral untukku, aku harus merawat tubuhku dengan sangat baik."

Lasya memutar setir mobilnya menuju sebuah salon langganannya.

Rasa bosan yang melanda membuatnya memutuskan untuk menyalakan sebuah musik.

Lantunan musik terdengar mulai berbunyi. Alunan-alunan nyanyian yang terasa merasuk ke jiwa mengambil alih ke fokusan Lasya.

Tanpa dia sadari, mobil yang berlawanan arah dengannya juga melaju hampir menyentuh garis tengah, begitu pula dengan Lasya.

Tiiiiinnnn....

" ARGH..." Lasya yang sangat terkejut bukannya membanting setirnya ke kiri malah membantingnya ke sisi kanan.

BRAKKK...

Tabrakan pun tak terindarkan. Kepala Lasya membentur dengan sangat kerasnya ke depan. Untung saja double airbag di mobilnya ini berfungsi dengan sangat baik.

' hah hah hah,' Dadanya bergerak naik turun, tubuhnya seketika tremor akibat kecelakaan ini.

" Tuan, anda tidak apa-apa?" Bastian membalikkan tubuhnya ke belakang mengecek keadaan Andrian.

" Jangan lepaskan dia. Bawa dia ke kantor polisi." Perintah Andrian dengan wajah merah padam.

" Baik tuan." Bastian melepaskan seat bell, bergegas keluar menghampiri mobil yang menjadi penyebab kecelakaan ini.

Tok..

Tok...

" Keluar kamu." Seru Bastian dengan memukul-mukul kaca pintu mobil Lasya.

Lasya seketika gugup bukan main, dia kebingungan sekarang.

" Cepat keluar." Seru Bastian lagi.

" Bagaimana ini? Bagaimana kalau dia marah?" Lasya mengigit ujung kukunya. Dia mencoba berpikir tapi otaknya sama sekali tidak bisa bekerja.

" KELUAR." Seru Bastian dengan suara lebih kencang. Lasya sampai-sampai berjenggit kaget, dia lalu menekan tombol di pinggiran pintu dan membuat kaca pintu mobil itu perlahan terbuka.

" Ma-maaf aku tidak sengaja." Ujar Lasya dengan wajah yang pucat.

" Keluar." Seru Bastian dengan tangan yang menunjuk ke arah Lasya.

" Cepat keluar."

" iya-iya aku keluar." Dengan ketakutan yang memenuhi dirinya Lasya berusaha untuk keluar.

Dia menunduk takut. Meremat bajunya sebagai pelampiasan rasa yang melandanya.

" Kalau tidak bisa nyetir lebih baik jangan nyetir. Kamu tau, kamu membuat atasanku terluka." Amuk Bastian.

" Ma-maaf, aku tidak sengaja." Balas Lasya dengan bibir gemetar.

" Aku tidak mau tau. Kamu harus di tangkap polisi."

Mata Lasya langsung membulat. Dia menggeleng keras. " Tolong, tolong jangan penjarakan aku. Tolong kasihani aku, aku... aku besok harus menikah." Ucap Lasya dengan mengatupkan kedua tangannya.

" Apa urusannya denganku. Salah tetap salah, kamu hanya mau mencoba lari dari hukuman bukan." Tuduh Bastian.

" Tidak, aku tidak berbohong. Aku benar-benar harus menikah besok. Tolong lepaskan aku, aku akan menanggung semua kerusakan mobil mu dan biaya perawatan lukamu." Ujar Lasya mencoba bernegosiasi.

Bastian berdecih mendengar ini. Karena saking kesalnya seluruh kancing jasnya dia buka.

" Kamu kira atasanku tidak punya uang untuk memperbaiki ini. Dia sangat mampu sangat-sangat mampu." Balas Bastian dengan menunjuk-nunjuk ke arah Lasya.

" Kalau begitu biarkan aku meminta maaf kepada atasanmu, aku akan meminta maaf kepadanya. Kalau perlu aku mau jika harus bersujud di depannya asal dia membebaskanku."

Bastian menungkikkan sebelah alisnya. " Baik kamu tunggu sebentar. Aku akan mengatakannya kepada atasanku."

Lasya manggut-manggut. " Iya tolong katakan padanya. Tolong katakan padanya jika aku besok harus menikah." Pinta Lasya.

Bastian kembali berjalan kearah mobil. Dia terlihat mengatakan sesuatu kepada seseorang yang ada di dalam.

Semua itu tak luput dari tatapan Lasya. Dalam hatinya dia berdoa agar atasan pria itu mau membebaskannya tanpa syarat.

1
Tirah Suranti
lanjutan nya mana nich ko ngilang yaa
Tirah Suranti
Ada lanjutannya gak ..ko ngilang yaa
Lyoralina: udah up looo... baca lagi yuk
total 1 replies
Herul anam
huh belum apa " dah bersambung
Tirah Suranti
lanjutan nya mana nich
Lyoralina: udah, sambung yuk... lanjut terus gas pokonya
total 1 replies
minsook123
Langsung kebawa suasana.
Yuuko Ichihara
Hati-hati, kalau terlalu sering baca cerita ini bisa jatuh cinta sama karakternya loh 😆
Lyoralina: utututu🤣
total 1 replies
Eulalia
Selesai baca, aku langsung dapet mood bagus. Terima kasih thor!
Lyoralina: terima kasih kembali syg
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!