Amecca Saraswati seorang mahasiswi tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi sedang melakukan kemah bersama teman-teman anggota mapala di kampusnya.
Ia bertemu dengan pria yang sangat tampan di tepi sungai ketika sedang mandi di sungai. karena pada pria tampan itu akhirnya mereka berkenalan. Mulanya Mecca tidak mengetahui siapa sebenarnya pria yang merupakan pangeran dari Siluman harimau yang sedang bertugas menjaga gunung Arjuno bernama Lakeswara Pandita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Revisi
Mecca menangis tergugu setelah mereka selesai melakukan penyatuan. Pandita yang duduk disebelahnya menenangkan Mecca.
Ia merasa bersalah pada ayahnya karena tidak bisa menjaga kehormatannya.
"Mecca, kenapa kamu menangis? Apa kamu menyesal telah memberikan kehormatan mu padaku! Mecca tolong percaya padaku jika aku benar-benar mencintaimu Mecca. Aku ingin kamu menjadi permaisuri ku di castil ini." ucap Pandita dengan memegang kedua bahu telanjang milik Mecca.
"Aku takut hamil Pandita!" ucap Mecca dengan terisak. Pandita tersenyum dan merengkuh tubuh polos milik Mecca.
Pandita tersenyum dan mengecup kening Mecca dengan sayang.
"Jangan khawatirkan apapun sayang, aku akan menikahi mu. Karena Justru itu yang aku dan keluargaku inginkan Mecca, kami membutuhkan keturunan berdarah campuran manusia. Dengan begitu anak kita nanti bisa menjadi raja dan memimpin kerajaan yang hebat dan tangguh." jelas Pandita. mendengar hal itu Mecca kesal bukan main, Mecca berpikir berarti dia hanya di jadikan alat untuk melahirkan bayi yang berdarah campuran manusia dan siluman.
Mecca melepaskan tangan pandita yang memegang bahunya. Ia menatap Pandita dengan tatapan tajam, "Kalian hanya menjadikan ku alat untuk melahirkan bayi demi ambisi kalian. Kamu tidak benar-benar mencintaiku Pandita. Kamu hanya memperalat ku, kamu memperdaya aku agar aku mempercayaimu jika kamu benar mencintaiku. Padahal kamu hanya menginginkan keturunan berdarah manusia. Aku benci kamu Pandita! Aku benci kamu! Aku menyesal telah memberikan kehormatan ku padamu!" umpat Mecca dengan memukuli dada telanjang Pandita yang terlihat kekar. Pandita sedih mendengar perkataan Mecca yang tidak mempercayai bahwa dirinya benar-benar mencintainya.
"Mecca, aku sungguh-sungguh mencintaimu Mecca. Tolong percaya padaku!" ucap Pandita putus asa.
"Bohong! Omong kosong perkataan mu itu Pandita. Aku benci kamu." Mecca memunguti pakaiannya dengan terisak dan kembali memakainya. Setelah itu ia minta Pandita untuk mengembalikan sukmanya ke dalam raganya.
Rengganis dan suaminya yang mendengar pertengkaran antara Mecca dan Pandita segera datang menghampiri mereka berdua.
Rengganis membuka tirai putih yang mengelilingi gazebo itu dan menanyakan hal yang telah terjadi. Mereka melihat Mecca sudah memakai pakaian nya sementara Pandita masih telanjang dengan posisi duduk dan bagian bawahnya tertutup selimut.
"Ada apa ini Pandita, mengapa Mecca menangis?" tanya Rengganis. Mecca dan Pandita menoleh kearah orang tuanya.
"Tolong kembalikan aku ke ragaku. Aku ingin kembali!" rengek Mecca menatap Rengganis dengan airmata berlinang. Rengganis mengusap kepala Mecca dengan sayang dan menuntun Mecca untuk turun dari gazebo. Ia membawa Mecca menuju ke ruang keluarga.
Sementara Pandita hanya menatap kepergian Mecca dan ibunya dengan pandangan sedih.
"Segera pakai lagi pakaianmu pangeran. setelah itu kita bicarakan permasalahan yang terjadi antara kalian berdua!" ucap Pramudya lalu pergi menyusul istrinya menuju ruang keluarga. Sigap Pandita memakai kembali pakaiannya.
Pandita menghela nafasnya kasar karena sedikit kesal dengan Mecca. Ia sudah bertahun-tahun mencari keberadaan Mecca dan tidak akan membiarkan Mecca pergi meninggalkannya. Apa lagi setelah mereka melakukan penyatuan beberapa saat tadi.
Pandita mendatangi ruang keluarga dan melihat ibunya sedang memeluk Mecca. Pandita terdiam beberapa saat dan menghembuskan nafas nya pelan. Ia lalu berjalan dan duduk di sofa yang berada di depan ibunya dan Mecca duduk. Sementara ayah nya duduk di kursi kepala.
"Katakan pada ayah Pandita, apa yang sebenarnya terjadi pada kalian berdua, kenapa sampai Mecca menangis?" tanya Pramudya dengan gagah bijaksana. Pandita menatap ke dua orang tuanya lalu beralih menatap Mecca yang sedang menangis.
"Mecca salah paham ayah! Ia mengira bahwa kita hanya menginginkan nya agar bisa melahirkan keturunan berdarah manusia. Padahal aku sungguh mencintainya. Lebih dari itu, memang benar bukan, jika Mecca melahirkan anak ku. Anak itu akan menjadi raja yang hebat di masa depan. Tapi Mecca berpikir jika aku hanya membutuhkannya untuk memberikanku keturunan." ucap Pandita menjelaskan.
Pramudya mengangguk paham setelah mendengar penjelasan Pandita, lalu atensinya beralih pada Mecca. Rengganis mengusap bahu Mecca untuk membuatnya nyaman. Karena khawatir jika Mecca merasa di pojokkan di sini.
"Mecca, ayah ingin mengatakan padamu nak! sudah lama Pandita mencintaimu! Sejak pertemuan pertama kalian beberapa tahun lalu, Pandita mengatakan pada ayah untuk mencari dimana keberadaan mu. Kami sudah mencari keberadaan mu di mana-mana tapi tidak bisa menemukannya. Dan waktu Pandita ayah berikan tugas untuk menjaga gunung Arjuno, Pandita bertemu kembali denganmu! Pandita benar-benar mencintaimu Mecca. Terlepas dari keturunan kalian nantinya akan menjadi raja terkuat atau tidak! yang jelas cinta Pandita tulus padamu! Bukan karena ayah membela putra ayah sebagai pangeran di istana ini. Tapi memang begitu adanya. Jika mau Pandita sudah ayah jodohkan dengan putri dari siluman ular biru. Tapi Pandita menolaknya dan kekeh ingin mencari keberadaan mu sampai menemukanmu. dan ketika kembali bertemu denganmu. Pandita sangat bahagia, dia mengatakan ingin menjadikanmu permaisuri nya di dalam istana ini." jelas Pramudya pada Mecca. Mecca yang mendengar penjelasan Pramudya menatap pada Pandita. Pandita menatapnya dengan tatapan penuh cinta yang tulus.
"Percaya pada Pandita nak! Kami tidak pernah memaksamu untuk melahirkan keturunan jika memang kamu tidak bersedia. tapi tolong menikah lah dengan Pandita. Pandita adalah putra kami satu-satunya, kami sedih terus-terusan melihatnya murung karena merindukan mu! Baru beberapa hari kamu merasa Pandita memiliki lagi semangat hidup, itu karena dia bisa kembali menemuimu." kali ini Rengganis yang memohon pada Mecca dengan mengusap pucuk kepala Mecca. Setelah sekian lama di tinggal ibunya pergi selamanya, Mecca tidak pernah lagi merasakan hangat dan nyamannya sentuhan tangan ibu. tapi kali ini Mecca bisa mendapatkannya dari Rengganis.
"Maaf kan aku Pandita. Aku terlalu kekanakan." ucap Mecca dengan wajah menunduk.
Pandita tersenyum senang. "Tidak masalah Mecca, yang penting kamu sudah mengetahui bahwa cintaku padamu benar-benar tulus." ucap Pandita. Mecca tersenyum dan mengangguk.
Rengganis tersenyum senang karena akhirnya perselisihan antara Pandita dan Mecca sudah selesai, ia berharap Mecca akan bisa menjadi menantunya. Ia juga melihat cinta untuk Pandita di mata Mecca.
"Kita berbeda alam Pandita, bagaimana bisa kita menikah! Lalu jika aku menikah denganmu, bagaimana dengan ayahku! Ayah ku hanya memiliki aku sebagai keluarga nya. ibuku sudah meninggal beberapa tahun lalu." tanya Mecca.
"Semua tergantung padamu Mecca, kamu yang bisa memutuskan hubungan kalian kedepannya. jika kamu belum siap untuk menikah dengan Pandita. Kami tidak akan memaksa." ujar Rengganis.
Mecca mengangguk karena ia memang harus memikirkan dahulu semuanya. Karena pernikahan bukanlah hanya antara dirinya dan Pandita saja. melainkan antara ke dua keluarga. Keluarganya dan keluarga Pandita. Meskipun ia hanya memiliki ayah saja, tapi Mecca harus memberitahukan lagi semuanya pada ayahnya tentang rencananya ini.
aq kira lupa unk di lanjutkan hehehe
Bunga mawar 🌹 deh
please double update dunk Thor
aq ngasih mawar 🌹