NovelToon NovelToon
Penyesalan Sang Suami Jahanam

Penyesalan Sang Suami Jahanam

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Permainan Kematian
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lyoralina

Semua yang masih bersama memang pasti seakan tiada artinya. Penyesalan akan terasakan ketika apa yang biasa bersama sudah HILANG.
Andrian menyesali segala perbuatannya yang sudah menyiksa Lasya, istrinya. Sampai akhir dia di sadarkan, jika penyelamat dia saat kecelakaan adalah Lasya bukan Bianka!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyoralina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Karena tugas rumah sudah di alihkan ke Lasya. Mau tidak mau Lasya harus memulai dengan sangat cekatan mengerjakan pekerjaan rumah.

Pertama, dia sudah menyiapkan sarapan. Selesai masak dia membersihkan alat-alat dapur yang baru saja dia gunakan.

Dia mendongak saat mendengar langkah kaki terdengar. Dengan raut senyuman bahagia dia mengelapi tangan basahnya dan menyambut Andrian.

" Mas.. sini duduk. Aku sudah selesai nyiapin sarapan." Kata Lasya. Atas inisiatifnya sendiri, dia bahkan menarikkan kursi sebagai tempat duduk Andrian.

Hati Lasya seketika sumringah saat Andrian sudi duduk di kursi yang dia siapkan tadi.

Tanpa menunggu lagi, Lasya mencidukkan nasi ke piring Andrian.

" Mas kamu lauknya mau apa? Pagi ini aku buat ayam saus pedas, sama gulai ikan." Lasya menyebutkan masakannya dengan hati yang bangga.

Melihat jajaran masakan di hadapannya, kening Andrian malah berkerut.

" Ambilkan aku ayam saja." Balasnya singkat.

" Iya.." Lasya buru-buru mengambilkan satu lauk ayam ke piring Andrian.

" Cicipi mas. Aku baru mencoba resep baru." Ungkap Lasya.

Mendengar resep baru Andrian menjadi sungkan untuk mencicipi. Dari awal dia sudah merasa ragu.

Tapi Andrian tetap memaksa mencoba. Dia sudah menyuir ayam ini menggunakan sendok dan garpu, melahapnya bersama nasi.

Lasya sangat menunggu..

Dia dengan secara serius menunggu pujian dari Andrian.

" Gimana mas? Enak nggak?" Lasya bertanya dengan tatapan yang terus terfokuskan ke arah Andrian.

" Biasa." Balas Andrian singkat.

Semangat yang membara di hati Lasya seketika padam. Dia seketika menjadi lesu.

Tanpa berbicara ataupun mengatakan apa-apa. Sepasang suami-istri ini kini sarapan bersama.

Andrian terus memakan makanannya. Tapi menyisakan di piringnya. Terlihat dia menarik tisu. Mengelap bibirnya dan meminum minuman air putih.

" Mas kamu mau kemana?" Lasya bertanya. Sebab Andrian sudah berdiri lagi dan meraih tas.

Tanpa menjawab Andrian pergi begitu saja.

" Mas tunggu. Kopi mu belum di minum." Lasya menyusul Andrian. Memegang sebelah tangan Andrian agar berhenti.

" Lepas." Dengan secara kasar, Andrian menepis pegangan tangan Lasya.

Lasya seketika langsung terdiam. Dia hanya memandangi langkah Andrian yang semakin menjauh.

Mobil Andrian sudah mulai melaju meninggalkan halaman. Meninggalkan Lasya yang masih dalam sebuah penyesakan.

" Kalau saja kamu mengijinkan ku bekerja mas. Sekarang kita pasti berangkat bersama." Gumamnya, tatapannya masih menatap area luar.

" Non.."

Lasya menoleh saat pelayan datang dan memanggil.

" Iya, ada apa?" Balas Lasya.

" Tidak apa-apa. Saya hanya memanggil anda. Saya lihat anda termenung."

Lasya langsung menyelipkan surai rambutnya ke belakang telinga. " Tidak apa-apa kok." Balasnya singkat.

" Ya sudah kalau begitu saya ijin ke depan." Vania sedikit membungkuk lewat di depan Lasya.

Lasya menghela napasnya pelan. Dia kembali berbalik menuju meja makan.

Tersisa sedikit makanan yang ada di piringnya tadi. Dia kembali duduk dan menghabiskan makanan yang ada di piringnya.

" Capek juga ya jadi ibu rumah tangga. Ini masih pagi padahal. Tapi tenagaku sudah lemas." Lasya mengeluh. Menatap sendu makanan yang ada di meja.

Dia rela bangun pagi dan cepat-cepat memasak. Tapi jangankan mendapatkan ucapan terimakasih. Andrian bahkan sama sekali tidak tersenyum kepadanya.

" Haahh.." Lasya kembali menghela napasnya. Dia berdiri, menata makanan ini kembali.

Pekerjaan demi pekerjaan dia lakukan.

Dia menyapu lantai, mengepel, bahkan membersihakan meja-meja serta hiasan yang ada di rumah ini.

Penampilannya sudah sangat-sangat jauh dari sebelumnya. Penampilannya kini kucel. Badannya masam dan keringat juga membasahi badannya.

" Aku tidak menyangka kalau membersihkan rumah seberat ini. Astaaagaa..." Lasya mengkrotok badannya sendiri. Merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.

" Lebih baik aku istirahat dulu." Dia mendudukkan dirinya di sofa. Menyandarkan tubuh lelahnya dengan tak bertenaga.

" Ehm, tubuhku bau sekali. Aku bahkan belum mandi. Astagaaa, pantas saja kalau mas Andrian tadi jutek." Lasya memukul keningnya sendiri.

" Bagaimana ceritanya tadi aku kok bisa lupa nggak mandi. Ah parah sekali aku ini."

Lasya langsung bangkit. Dia kembali naik ke atas dan masuk ke dalam air mandi.

Lasya sudah merendam tubuhnya di air hangat. Limpahan busa sabun menciptakan sensasi melegakan. Rasa lelah lambat laun sirna. Pikiran Lasya pun tak seruwet tadi.

" An..." seperti biasa. Bianka datang dengan lenggak-lenggok tubuhnya. Sangat sengaja dia memakai baju yang ketat. Alasannya jelas saja menggoda Andrian.

" Kamu sudah sarapan belum." Bianka meletakkan tasnya ke meja. Memberikan ciuman singkat ke rahang Andrian.

" Sudah." Jawab Andrian dingin.

" Sudah? Kamu sarapan dengan istri culun mu itu." Bibir Bianka langsung mengerucut. Dia kesal saat mendengar Andrian sudah sarapan. Bukankah itu artinya Andrian sarapan juga dengan Lasya! Bianka tidak suka!.

" Hm." Balas Andrian singkat lagi. Tanpa memperdulikan ocehan Bianka, Andrian terus mengerjakan pekerjaannya. Dia terus saja mengetik dan memperhatikan laptopnya.

" Kenapa sih An kamu sarapan segala dengan wanita culun itu. Kamu kan bisa nolak! Kamu bisa bilang sarapan di kantor." Bianka mulai mengomel.

" Bisa diam nggak! Aku sibuk."

Bianka berdecak kesal. Tapi dia seketika melakukan rencana lain. Senyuman di bibirnya dia tarik. Dia berjalan mendekat dan memijat bahu Andrian.

" An.." panggil Bianka dengan suara ala-ala manja.

" Hem."

" Aku nanti ada pemotretan. Aku rasanya butuh perhiasan. Bisa nggak aku pinjam uang mu dulu."

" Uang mu sendiri kemana. Bukannya kamu kerja." Balas Andrian santai. Fokusnya belum teralihkan, dia masih menatap laptop.

" Ck, kamu tahu sendirikan. Kalau ibu ku tidak bekerja. Aku harus menghidupi dan mencukupi kebutuhan hidup ku. Belum lagi kebutuhan di korea serba mahal." Memelas sudah Bianka bercerita.

Tanpa mengatakan apa-apa. Andrian mengeluarkan kartu miliknya. Meletakkannya secara kasar ke atas meja.

Berbinar seketika mata Bianka saat melihat kartu itu.

" An, kamu serius memberikan ku kartu ini?" Bianka mengambil kartunya. Menatap kartu itu dengan bahagia yang tiada tara.

" Beli yang kamu mau. Selesai belanja kembalikan." Ucap Andrian.

Mata Bianka berkedip-kedip. Menoleh melihat Andrian dengan kening berkerut.

" Di kembalikan." Desisnya.

" Iya. Kamu kira kamu siapa. Aku tidak akan memberimu banyak leluasa."

" Nggak apa-apa deh. Yang penting aku bisa beli perhiasan. Aku akan beli yang paling mahal." Bianka bergumam di dalam hatinya.

" Baik aku setuju. Emuach." Bianka melangkan kecupannya di seluruh wajah Andrian. Membuat Andrian merasa risih dan mendorongnya agar sedikit menjauh.

" Jangan berlebihan." Ungkap Andrian dengan wajah masam.

" Hehe.. iya maaf. Aku berangkat dulu ya." Bianka mengambil tas nya.

" Aku mencintaimu." Bianka melayangkan kecupan jauhnya.

Peluh keringat sudah hampir bertetesan. Lasya sampai jam 11 masih mengepel rumah. Masih sepertiga besarnya rumah ini dia mengepel, tapi Lasya sudah merasa sangat lelah.

" Rumah besar sangat melelahkan." Keluhnya. sebelah tangannya mengusap peluh di dahinya.

Penampilannya sudah layaknya pelayan pada umumnya. Rambutnya lepek karena keringat, padahal tadi pagi di baru selesai keramas. Badan bagian dalam pun terasa lengket.

" HUH.." Dia membuang napasnya kasar. Kembali melanjutkan aktifitas rumah tangga walau dengan rasa lelah yang super melanda.

1
Tirah Suranti
lanjutan nya mana nich ko ngilang yaa
Tirah Suranti
Ada lanjutannya gak ..ko ngilang yaa
Lyoralina: udah up looo... baca lagi yuk
total 1 replies
Herul anam
huh belum apa " dah bersambung
Tirah Suranti
lanjutan nya mana nich
Lyoralina: udah, sambung yuk... lanjut terus gas pokonya
total 1 replies
minsook123
Langsung kebawa suasana.
Yuuko Ichihara
Hati-hati, kalau terlalu sering baca cerita ini bisa jatuh cinta sama karakternya loh 😆
Lyoralina: utututu🤣
total 1 replies
Eulalia
Selesai baca, aku langsung dapet mood bagus. Terima kasih thor!
Lyoralina: terima kasih kembali syg
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!