Alan adalah CEO tampan dan kaya, karena trauma dia membenci wanita. Untuk mendapati penerus, dia memilih nikah kontrak dengan Azalea, dan begitu ia melahirkan, pernikahan mereka berakhir.
Patah hati karena pria dingin itu, Azalea melahirkan anak kembar dan membawa salah satu anak jauh dari Alan tanpa sepengetahuannya.
Lima tahun kemudian, kedua putra Azalea secara tidak sengaja bertemu di rumah sakit. Saat itu, satu anak dalam keadaan sehat dan satu lagi sakit parah. Azalea yang malang diam-diam menukar identitas kedua putranya agar putranya yang sakit dapat diselamatkan.
Akankah rahasia identitas itu terungkap?
Akankah ia terjerat lagi dengan Alan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan yang aneh
Alan menutup laptopnya, dia menaruhnya di sampingnya. Kemudian, beranjak dari duduknya.
"Kendrick, kamu belum sarapan kan? Kebetulan saya juga belum sarapan, ayo kita sarapan di kantin bersama." Ajak Alan. Kebetulan, jam sudah menunjukkan pukul enam pagi.
Kendrick bingung, tapi dia tetap menurut. Sebelum pergi, Alan pamit dulu dengan putranya.
"Lexi, papa sarapan dulu. Jangan kemana-mana." Pamit Alan.
Elouise mengangguk pelan, dia menatap kepergian sang papa dengan ekspresi yang rumit. Setelah menutup pintu, Alan menatap kedua bodyguard yang berdiri di depan pintu.
"Kalian, jangan pergi dari sini. Minimal harus ada salah satu di antara kalian yang stay disini. Mengerti!"
"Mengerti tuan!" Seru keduanya.
"Bagus! Ayo Kendrick!"
Setelah kepergian Alan, Elouise tak sengaja memencet icon keluar. "Yah, ini gimana telus?" Bingung Elouise.
Elouise pikir, aplikasi berbetuk gunung itu adalah aplikasi tontonan. Dengan penuh percaya diri, dia masuk ke aplikasi tersebut. Namun, aplikasi itu bukanlah kumpulan film melainkan sebuah galeri yang menyimpan semua foto milik Alan.
"Iihh ini poto papa." Entah mengapa, Elouise senang melihat foto-foto sang papa. Senyumnya mengembang di bibir pucatnya. Jadi telunjuknya terus menggeser gambar yang ada.
"Eh ini, mama?" Elouise menyentuh foto ibunya, dimana di sana terlihat Azalea yang tertidur cantik dengan perut besarnya.
"Di hape papa ada poto mama, cali lagi deh. Ciapa tahu macih banak hihi." Elouise kembali mencari foto sang ibu, dan dia menemukan foto dimana Azalea tengah mencium bunga di taman belakang rumah.
"Mama tantik kali, jadi kangen mama." Lirih Elouise.
Sementara, di kantin rumah sakit. Alan dan Kendrick memesan kopi sembari berbincang soal Azalea. Hatinya penasaran tentang wanita itu. Sehingga, dia ingin tahu lebih jauh tindakan Azalea yang kembali ke kotanya.
"Tuan, nona Azalea bekerja di sebuah toko kue di jalan X. Menurut informasi, dia sudah ada di sana sejak beberapa bulan yang lalu. Hampir satu tahun, dia bekerja di sana hanya sebagai karyawan toko."
"Apakah uang yang aku berikan kurang, sehingga dia bekerja di toko murah seperti itu?" Batin Alan.
Kendrick menunjukkan ipadnya, dimana dia mengambil sebuah foto Azalea yang tengah melayani seorang pembeli. Di foto itu, Azalea terlihat cantik. Dari dulu, wanita itu memang cantik. Tapi, lama tak bertemu. Wanita itu semakin cantik di mata Alan.
"Ekhem!" Alan gugup, dia terpesona dengan kecantikan ibu dari anaknya.
"Hehe, cantik yah tuan?" Canda Kendrick.
"Biasa aja!" Ketus Alan. Namun, berbeda dengan hatinya yang berdebar tak menentu.
"Oh biasa aja, kan dia udah janda. Jadi, saya boleh dong menikahi dia?" Tanya Kendrick dengan tersenyum jail.
Brak!!
"SIAPA BILANG DIA JANDA!!"
Semua pengunjung di sana menatap Alan dengan tatapan terkejut, termasuk Kendrick. Alan yang sangat malu langsung berdehem untuk menetralkan degup jantungnya.
"Dia kan janda tuan, anda kan sudah menceraikannya."
"Dia janda? bukankah dia sudah menikah lagi?" Bingung Alan. Dia kembali mengingat perkataan dokter tempo hari tentang Azalea.
Kendrick terkekeh, "Menurut informasi, dia seorang janda anak satu. Bisa saja setelah menikah dengan tuan, dia menikahi pria lain dan cerai juga. Atau, kasusnya sama seperti anda dulu. Kalian menikah hanya karena anak saja."
Alan terdiam setelah dirinya mengetahui fakta itu. Dia menjadi penasaran, bagaimana kehidupan Azalea setelah berpisah dengannya.
"Kalau tuan mengizinkan, saya mau jadi suami yang selanjutnya. Mencintai nona Azalea sangat lah mudah. Dia cantik dan penuh perhatian. Haaahh rasanya aku akan di raja kan jika menjadi suaminya."
Seketika netra Alan melotot sempurna, dia menatap tajam asistennya yang tertawa karena berhasil mengerjainya itu.
"Jika kau menikahinya aku akan memecatmu!" Sentak Alan membuat tawa Kendrick terhenti seketika.
"Yah, kok mainnya kerjaan sih. Kan saya cuman bercanda." Lesu Kendrick.
"Dengkulmu bercanda! Sudah lah, aku mau kembali ke kamar putraku!" Ketus Alan dam beranjak dari duduknya.
.
.
.
Siang hari, saat pergantian waktu kerja. Azalea bergegas ke rumah sakit, dia juga turut membawa Alexix karena khawatir meninggalkan putranya itu sendirian di rumah. Apalagi, Alexix baru mengenali lingkungan barunya.
"Maaa!! Cilol!! mau ciloooll!!" Rengek Alexix ketika dia melihat tukang Cilor yang berada di depan rumah sakit.
"Eh, gak sehat. Nanti pulang mama buatin kue aja yah." Bujuk Azalea.
"Aaaa!! nda mau! nda mau!!" Rengek Alexix.
Azalea mencoba mengatur kesabarannya, ternyata menangani Alexix lebih sulit dari pada Elouise. Namun, keduanya tetap putranya dan Azalea menerima sifat keduanya. Azalea pun akhirnya terpaksa menuruti kemauan putranya.
"Hanya lima ribu yah," ujar Azalea. Alexix mengangguk setuju, tak apa lah yang penting dirinya bisa membeli Cilor.
Selepas membeli, Azalea membawa putranya masuk ke dalam rumah sakit. Sebelumnya, Bi Sari sudah memberitahukan ruangan dimana Elouise di rawat. Jadi, mudah bagi Azalea untuk menemukannya. Saat akan sampai di pintu kamar rawat putranya, Azalea menghentikan langkahnya kala pintu ruangan itu akan terbuka. Bergegas, Azalea bersembunyi di balik tembok.
"Tumben tidak ada penjaga." Gumam Azalea.
"Ini jam makan ciang na paman penjaga, jadi meleka makan. Kan tadi papa yang jaga El, kalau El hilang belalti papa yang calah lah." Celetuk Alexix.
Mulutnya masih terdapat Cilor yang belum dia telan, sehingga membuat pipi itu menggembung besar. Azalea membulatkan mulutnya, dia memang tak paham dengan sistem penjagaan yang Alan pakai untuk keamanannya.
"Enak kali loh Cilolna ma." Bisik Alexix. Bisa-bisanya di tengah ketegangan dia mereview cilor yang ia makan.
"Syutt." Bisik Azalea sembari meletakkan telunjuk di depan bibirnya.
Azalea kembali melihat pintu kamar rawat Elouise yang terbuka, ternyata seorang dokter keluar dan di susul oleh Alan. Lalu, mereka pergi dari sana.
"Mungkin dokter itu akan menjelaskan kondisi Elouise." Batin Azalea.
"Ayo Lexi." Ajak Azalea.
Azalea kembali mendekati ruang rawat putranya, perlahan dia membuka pintu dan mendapati putranya tengah memakan makan siangnya.
Cklek!
"El!"
Elouise yang tadi asik makan pun menolehkan kepalanya. Seketika raut wajahnya berubah terang. Betapa bahagianya dia saat melihat sang mama datang menemuinya kembali. Rasa rindunya pun sedikit terobati dengan kedatangan mereka.
"MAMA!!" Pekik Elouise.
"Syuutt, jangan berisik."
Elouise mengangguk lucu, dia menyingkirkan nampan makanan yang ada di pangkuannya lalu merentangkan tangannya pada Azalea. Dia tidak sabar, kembali berada di pelukan hangat sang mama. Azalea memeluk erat putranya, keduanya memecahkan kerinduan mereka yang sudah beberapa hari ini tidak bertemu.
"Elouise kambuh lagi yah sayang? maafin mama yah, mama gak ada di saat Elouise kambuh." Isak Azalea.
Elouise menangis di pelukan ibunya, dia sangat merindukan Azalea. "Mama, El mau tinggal cama Mama aja. El nda mau cama papa hiks ... mau cama Mama aja." Isak Elouise.
Azalea melepaskan pelukan putranya, dia menangkup wajah putranya dengan sayang. "El dengar Mama, papa sudah tahu sakit yang El rasakan. Setelah ini, El akan berobat. Jangankan berobat, papa pasti belikan ginjal untuk El. Setelah El ganti Ginjal dengan yang baru, El gak perlu lagi cuci darah. El gak perlu lagi sakit begini, El mengerti kan?" Ujar Azalea memberikan pengertian.
"Tapi El mau cama Mama, mama balik lagi cama papa nda bica ya? hiks .. El nda mau jauh dali Mama hiks ...,"
Belum juga Azalea menjawab, tatapan Elouise berakhir pada Alexix yang tengah asik memakan cilornya sembari duduk di lantai.
"KAU!! BALIK LAGI CANA CAMA PAPA! EL MAU CAMA MAMA! KAU KAN ANAK PAPA!" Seru Elouise.
Alexix menghentikan kunyahannya, dia lalu menatap Alexix dengan tatakan sinis. "Nda mau! Enakan tindal cama mama. Di cayang, tidulna di empokin, makan di cuapin. Dia cium telus, di temenin telus. Wleee!!"
"JAHAT KALIII!! NDA ADA PELACAAN NA DACAL! MANA BELINA CUMAN CILOL DOANG! EL NDA DI BELIKAN TELUL GULUNG HIKS ... JAHAT KALI." Sentak Elouise dengan kesal.
____
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA🥳🥳🥳