Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Maaf saya tidak melihat tadi" Ucap Mila yang langsung berjongkok mengambilkan barang-barang yang berjatuhan karena ulahnya.
"Jangan sentuh!'' Teriak seorang yang Mila sangat kenal dan hapal siapa pemilik suara tersebut.
Mila pun mengurungkan niatnya, "Ibu'' Ucap Mila lirih. Dan melihat ke arah wanita paruh baya yang menatapnya dengan tatapan tidak suka.
"Kau adalah wanita pembawa nasib buruk, karena kau putra kesayangannya ku masuk penjara dan istrinya entah hilang kemana dengan membawa calon cucuku" Ucap Bu Isna. Mantan ibu mertunya.
''Dipenjara, apa maksud ibu" Tanya Mila dengan raut wajah bingungnya, Mila sungguh tak mengerti apa yang sedang di bicarakan oleh mantan ibu mertuanya itu.
"Jangan pura-pura Bodoh Mila Hendra di pecat dan di penjara itu semua karena ulah mu'' Tunjuk Bu Isna, ia terus menyalahkan dan memojokkan Mila yang tak tahu menahu tentang apa yang sedang di bicarakan oleh mantan ibu mertuanya itu.
"*S*ebenarnya apa yang di maksud oleh ibu, mas Hendra di penjara tapi kenapa aku tak tahu soal ini''
"Bu"
"Jangan dekat-dekat, nanti nasib buruk mu akan menular padaku'' Ucap Bu Isna sarkas, membuat Mila pun langsung memundurkan langkahnya kembali.
Sedangkan Bu Isna langsung pergi begitu saja meninggalkan Mila yang kini berdiri mematung di tempatnya. "Kenapa ibu selalu menyalahkan aku'' Ucap Mila dengan wajah sendunya.
"*P*enjara, aku harus menemui mas hendra tapi."
*
*
"Tidak boleh!" Ucap mia melarang kakaknya untuk menemui mantan suaminya yang kini tengah mendekam di penjara.
Ya mila datang ke rumah adiknya untuk mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi, dan dengan lugas Mia menceritakan semuanya yang terjadi tanpa ada yang di tutupi.
Membuat Mila merasa sangat bersalah dalam hal itu, karena benar yang di katakan mantan ibu mertuanya bahwa semua ini adalah kesalahannya.
"Tapi dek kakak hanya ingin melihatnya saja" Ucap Mila memaksa adiknya untuk mengatakan dimana Hendra saat ini.
"Tidak ada tapi-tapian kak. Hubungan kita dengan keluarga itu sudah selesai dan aku tidak mau kita berurusan kembali dengan keluarga itu titik nggak pake koma" Keputusan Mia sudah bulat, Mila pun tak bisa berbuat apapun lagi karena ia tak tahu dimana Hendra di penjara saat ini.
"Itu adalah karma untuk suami dzolim pada istrinya kak. Kau jangan merasa bersalah karena kau memang tidak salah. Tapi merekalah yang salah sudah berbuat kejam padamu" Ucap Mia sambil memeluk tubuh kakaknya.
"Baiklah kalau begitu kakak harus pergi sekarang, kakak harus menjemput Kenzo di sekolah kamu baik-baik di rumah ya dek. Jika ada apa-apa tolong kabari kakak"
"Iya kak, kakak juga baik-baik di sana. Jangan pernah mengingat atau berurusan lagi dengan keluarga itu." Mohon Mia pada sang kakak.
"Iya dek"
"Hati-hati kak"
Mila tersenyum pada adiknya, dan pergi meninggalkan rumah tersebut menunju kembali ke sekolah dimana Kenzo belajar.
Setelah Mila sampai di sekolahnya kenzo, ia melihat bocah itu sedang duduk menunggu nya dengan wajah cemberut. "Anak Tampan kamu sudah pulang ya. Maaf aku terlambat menjemput mu" Ucap miela dengan perasaan bersalahnya.
"jawngan sedih aku baik-baik saja. Tidak masalah jika kau terlambat aku akan tetap menunggumu disini mom" Ucap kenzo sambil membelai wajah Mila.
"Terimakasih sayang" Mila pun mulai memeluk Kenzo. Walau hanya sebatas bekerja namun Mila begitu sangat menyayangi kenzo, ia sangat merasa bersalah jika sudah membuat Kenzo bersedih.
Tanpa mereka sadari seseorang sedang mengintai mereka berdua dan memfotonya lalu mengirimkan nya pada seseorang, dan detik berikutnya ponselnya bergetar menandakan panggilan Masuk. ''Tenang saja bos, semuanya pasti beres''
Sedangkan Mila yang merasa dirinya di awasi, ia langsung memindai seluruh tempat itu dan tak menemukan siapapun yang berada di sana. Hanya ada beberapa orang tua murid saja yang datang silih berganti menjemput anak-anak mereka.
"Ada apa mom?'' Tanya Kenzo saat melihat raut wajah aneh Mila.
"Tidak ada apa-apa ayo kita pulang sekarang" Mila berdiri dan menuntun Kenzo keluar dari halaman sekolah, dan menghampiri mobil yang dikirimkan nyonya renata untuk menjemput cucu kesayangannya.
Di dalam mobil mila duduk melamun dengan Kenzo yang tidur di pangkuannya, dengan tangan Mila mengelus rambut kenzo dengan penuh kasih sayang. Namun Mila masih memikirkan perkataan mantan ibu mertuanya yang tidak pernah berubah, selalu ketus dan menyalahkan nya dalam segala hal. Tak hanya itu Mila pun masih tidak menyangka bahwa saat ini Hendra di penjara karenanya
"Ini sungguh sangat rumit untukku. Bukan aku perduli pada nya, tapi aku hanya ingin tahu keadaan nya saja walau bagaimana pun dia pernah menjadi orang yang baik dalam hidupku, yang pernah membantu keluarga ku di saat kami susah dulu''
Setelah beberapa menit kemudian kini mobil yang tumpangi Mila pun sudah sampai di halaman mansion.
"Nona kita sudah sampai" Suara sang sopir menyadarkan Mila dari lamunannya.
"Iya pak. Terimakasih" Mila melihat Kenzo yang tertidur pulas di pangkuannya pun tak tega untuk membangunkannya. Mila pun mengangkat tubuh kenzo dan menggendong nya keluar dari mobil.
"Nona, biar saya bantu" Ucap sang sopir menawarkan bantuan.
"Terimakasih pak, biar saya sendiri saja'' Tolak Mila secara halus.
"Nona Mila sangat baik dan lembut, sama seperti mendiang nona Anggun" Sang sopir pun memperhatikan Mila yang menggendong Kenzo masuk ke dalam mansion.
"Mila kau sudah datang" Sapa nyonya Renata saat melihat Mila yang baru kembali dan menggendong cucunya.
"Iya nyonya"
"Apa dia tertidur'' Tunjuknya pada sang cucu.
"Mungkin dia kelelahan nyonya, permisi saya akan menidurkan tuan kecil di kamarnya" Nyonya Renata hanya mengangguk mengiyakan.
*
*
Ravindra yang berada di kantor dengan mood yang buruk membuat Juna dan para staf lainnya harus menerima kemarahan yang tidak jelas dari atasannya.
"Tuan muda ini berkas yang kau minta" Ucap Juna menyodorkan sebuah maps biru ke hadapan bosnya.
"Semoga saja dia tidak mengamuk lagi seperti tadi, ini adalah yang ke empat kalinya ia meminta laporan yang sama dan hasil yang tetap sama walaupun di cek berulang kali."
"Juna apa ada meeting lagi hari ini?" Tanya Ravin dengan raut wajah datarnya.
"Semuanya sudah selesai tuan, dan sudah tak ada meeting lagi untuk hari ini''
"Baiklah aku akan pulang sekarang"
Juna terkejut dengan ucapan Ravin yang tidak seperti biasanya, ini adalah pertama kalinya ia akan pulang awal waktu.
"Tuan apa kau sedang tidak sehat?" Tanya Juna dengan ragu-ragu.
"Aku baik-baik saja" Ucap Ravin yang langsung pergi meninggalkan juna yang masih berdiri di tempatnya.
"*S*ebenarnya apa yang terjadi, apa yang tidak ku ketahui"
Bersambung
suami mu itu sedang berbulan madu
aduhh/Facepalm//Grimace/