Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Diana kaku
Novan pulang dengan perasaan yang gundah juga, sebagian dalam hati sudah dekat dengan allah ini jadi dia merasa sedikit menyesal karena sudah gelap mata dan membuat santet untuk kekasih nya, namun hati Novan belum sepenuh nya dekat dengan Allah sehingga masih ada rasa sakit bila mengingat di mana Diana yang bersetubuh dengan Beno.
Tapi bila melihat Diana yang menderita begitu serta orang tua nya yang sangat kelabakan di buat nya, hati Novan merasa sangat bersalah pada gadis yang pernah ia cintai. sekarang saja sebenar nya masih ada sedikit rasa cinta di hati Novan untuk Diana, mungkin ada sekitar dua puluh lima persen cinta ini.
Empat tahun lama nya bersama sehingga mereka sudah sangat dekat, apa lagi Novan memang tidak main main mencintai Diana. kalau saja Diana mau di nikahi maka pasti sudah menikah mereka, sebab Novan memang serius perasaan nya pada gadis manis berdarah minang ini, cuma Diana nya saja yang tidak serius.
Malah dia dengan tega selingkuh dengan pria lain, mana sampai bersetubuh hanya karena ponsel mahal. bila jadi Novan maka siapa pun akan sakit hati, harta sudah habis di pakai tapi bukan balasan cinta tulus yang Novan dapatkan. tapi malah di balas dengan pengkhianatan yang sangat kejam, oleh sebab itu dia menjadi gelap mata.
"Sekarang aku harus bagai mana, Ya allah?!" Novan mengusap wajah nya kasar.
Bingung sekali perasaan nya sekarang, antara mau menolong atau tetap membiarkan Diana mati akibat teluh racun gigi yang sudah dia buat. namun di batal kan juga tidak bisa, sebab racun sudah masuk semua kedalam tubuh Diana, Novan tidak tau cara untuk menghentikan nya.
"Novan!"
"Ah iya?!" Novan kaget karena ada yang memanggil dari belakang.
"Maaf membuat mu kaget, aku ingin bicara dengan mu sebentar." Deni yang mengejar Novan karena ingin bicara.
"Mau ngomong apa?" Novan berusaha menetral kan wajah nya lagi agar tidak ketahuan.
Deni berdehem karena dia juga harus memilih kata yang bagus agar Novan tidak tersinggung dengan ucapan nya, mereka akan bicara sebagai sesama lelaki karena Deni juga punya kekasih. setidak nya dia tau bagai mana perasaan Novan karena di selingkuhi oleh Diana, dia hanya ingin memastikan apa benar Novan sudah tau bahwa Diana punya kekasih lain.
"Benar ya kalau kau sudah tau bahwa Diana selingkuh?" Deni menatap Novan serius.
"Kalian juga sudah tau bahwa dia mengkhianati aku?" Novan balik bertanya dengan suara sinis.
"Jangan salah paham, kami sudah sering menasehati Diana agar dia jangan begitu! bahkan bila dia ingin bersama dengan pria itu, aku menyaran kan agar dia memutuskan kau saja supaya kau tidak rugi." jelas Deni panjang lebar.
"Soal materi itu nomor dua, setidak nya pikir kan juga perasaan ku yang tulus pada nya!" geram Novan.
"Jadi kau memang sudah tau kalau Diana selingkuh?" ulang Deni.
"Tau, maka nya aku tidak ingin punya hubungan lagi dengan adik mu! aku tulus mencintai dia, bahkan menyentuh dia di tempat yang tidak pantas saja aku berpikir dua kali. lalu bagai mana bisa dia berhubungan badan dengan pria itu?" Novan tersulut emosi nya.
"Kau melihat saat kejadian?" Deni hampir tidak percaya.
"Aku tidak akan percaya pada ucapan orang karena cinta ku pada Diana yang besar, tidak peduli orang kau bicara apa selama ini dan aku tetap percaya sepenuh nya pada dia!" Novan menaikan suara nya.
"Aku selaku Uda nya meminta maaf padamu, Van." Deni sampai membungkuk.
"Bila tadi kau tidak mendatangi ku dan bertanya, aku tidak akan bicara begini, orang tua ku saja tidak tau kenapa aku bisa putus!" Novan membuang nafas kasar.
Deni terdiam karena Novan masih tetap melindungi keburukan nya Diana, pantas saja orang orang banyak yang tidak tau bahwa Novan sudah putus dengan adik nya, karena Novan sama sekali tidak ada buka suara soal itu.
"Maaf sebelum nya karena aku sudah berburuk sangka padamu, kau lihat lah sendiri sekarang keadaan Diana yang sangat buruk begitu." Deni berkata lirih.
"Maksud mu aku yang membuat dia sakit?!" Novan kaget luar biasa kali ini.
"Tidak! ah maksud mu bukan begitu, maafkan aku ya." Deni jadi merasa tidak enak.
Novan gelagapan karena tuduhan itu memang benar ada nya, mengingat bagai mana Diana tadi membuat Novan serba salah lagi di buat nya. tidak ingin bicara terlalu lama dengan Deni, maka Novan segera pergi dari sana untuk menenangkan hati nya yang sudah di liputi dengan rasa ragu.
"Maafkan aku, Van! aku sudah berburuk sangka padamu." sesal Deni sendirian.
Sungguh tadi dia sudah berpikir bahwa ini ulah Novan yang sudah membuat Diana celaka, sebab Novan adalah orang jawa yang pasti nya punya kenalan dukun yang bisa membuat penyakit mematikan untuk Diana, karena membuat luka di hati kekasih nya.
...****************...
Minyak angin juga sudah di berikan pada tubuh nya Diana agar dia bisa sadar dan bicara, namun tetap saja dia melongo dengan pandangan kosong serta tubuh nya kaku tidak bisa kau gerak sendiri. Bu Hasnah sejak tadi sudah menangis tidak bisa diam karena sangat cemas, harapan Diana untuk hidup sangat lah tipis.
"Carikan ustad saja, Pak Bujang." saran Joni akhir nya.
"Di mana ada ustad yang paham hal ghaib ya, Pak RT?" Pak Bujang juga sudah menangis.
"Ustad Basri itu ku rasa bisa, coba lah kita datangi saja dulu kerumah nya untuk minta tolong." ajak Joni.
Pak Bujang pun setuju dengan saran nya Joni, mungkin saja Ustad Basri bisa. Membantu mereka. tepat pula Deni pulang entah dari mana, maka Pak Bujang menyuruh Deni untuk menemani Bu Hasnah yang sudah sangat cemas akan nasib putri nya ini. Pak Bujang juga tidak bisa tenang, di atas motor gelisah memikirkan Diana.
"Ibu minum dulu ya." Ria memberikan segelas air putih.
"Ya allah bagai mana adik mu ini, Riaaaa?!" Bu Hasnah kembali menangis.
"Istigfar, kita sama sama berdoa pada allah." Ria mengusap pundak Ibu nya.
"Allah saja yang kalian pikirkan, memang nya Allah bisa apa?!" Diana ingin mengeluarkan kata itu, namun tidak bisa.
Bila di lihat oleh orang orang dia hanya terbujur kaku tidak bisa mau gerak, tapi sesungguh nya dia itu sedang di ikat dengan tentakel gurita milik pocong dengan sangat erat, maka nya tubuh menjadi kaki sama sekali tidak bisa mau gerak. bagian leher pun ada yang menjerat, maka nya Diana tidak bisa mau bicara.