Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. keluar rumah sebentar
Raka pun terkejut tanpa drama. ia terlonjat kaget akibat ulah dari Melvin.
"Astaga Maimunah !!!!" Ujar Raka sambil mengusap-usap dadanya yang berdebar-debar itu. Kemudian ia berdiri sejenak di depan pintu Melvin sambil berdecak pinggang.
"Melvin tidak boleh dibiarkan lama-lama berada di rumah ini. Bisa-bisa Melvin akan mendoktrin pikiran Julia dan membawanya pulang ke kediaman Om Antonio. Apalagi Om Antonio sangat menginginkan Julia untuk tinggal di rumahnya. Mmm tidak boleh dibiarkan.." ujar Raka bertekad. Setelah itu ia juga kembali ke kamarnya.
***
Esok adalah hari Minggu. Hari libur untuk semua orang. Hari di mana anak-anak SMP SMA maupun yang lainnya akan bermalas-malasan. Hehehe tapi tidak semua ya..
Julia pun bangun pagi-pagi buta. Hari Minggu ini ia akan memanfaatkan untuk pergi ke suatu tempat untuk ia malas berada di rumah, apalagi, seharian ini, mungkin akan melihat kembali keluarga hangat itu. barangkali ada sesuatu yang bisa membuka akal dan pikiran nya.
Ia bersiap-siap dan setelah selesai Ia pun segera berangkat. Suasana dalam rumah itu belum ada yang bangun satu orang pun. Kecuali para art yang mengejar pekerjaan mereka. Lalu ke manakah Julia..??
Julia sebenarnya ingin mencari pekerjaan.
Jika ada yang bisa menerima seorang siswa SMA yang masih bersekolah dan Hanya bekerja di hari Minggu akan Julia ambil. Karena rasanya tidak mampu untuk mengambil pekerjaan di luar batas kemampuan dirinya. Tapi kita lihat saja nanti.
Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang, berharap ada sesuatu yang menarik di matanya. Dia pergi ke pasar dan mengamati para penjual dan pembeli. Ia juga singgah di sebuah pantai untuk menikmati udara sekaligus mengamati tempat tersebut.
Dia juga berhenti di beberapa tempat-tempat penjualan pedagang kaki lima. Tak hanya berhenti, Julia juga bertanya apa yang harus dia bantu ? Lalu Apakah ada yang mau menerima tenaga kerja tambahan.
Namun nyatanya tak ada seorangpun yang bisa memberikan pekerjaan untuk Julia. Akhirnya Julia kembali memutuskan untuk kembali ke pantai dan menghabiskan waktunya di sana. Untuk saat ini saja, rasanya ia begitu malas kembali ke rumahnya.
"Hah !!! ternyata cukup melelahkan juga.." ujar Julia sambil mendudukkan tubuhnya di hamparan pasir putih di bawah pohon rindang. Pohon itu adalah pohon pinus yang biasa tumbuh di pinggiran pantai. Julia menatap jauh ke depan, soalnya kepalanya sedang memikirkan sesuatu.
"Aku harus mengerjakan apa ya. Dengan hidup yang masih sekolah, tidak mungkin ada pekerjaan untuk anak yang masih sekolah. Tapi aku juga harus mencari uang untuk masa depanku sendiri. Kira-kira harus melakukan apa ya.."ujar Julia sambil menggarut-garut kepalanya untuk berfikir.
Baginya tak ada waktu sekarang untuk berleha-leha, sudah cukup rasanya selama 12 tahun ini tak pernah dipedulikan oleh kedua orang tuanya. Ia juga ingin membeli barang-barang mahal dan mewah.
Namun tentu saja ia tak dapat membeli barang-barang itu karena orang tuanya hanya memfasilitasi uang jajan saja. Julia pun mengambil hp buntutnya itu dan membuka internet. Ia berharap ada sesuatu di dalam sana yang bisa dijual atau bagaimana cara penjualannya.
Julia mulai main scroll berbagai macam video. Ada yang membuat konten-konten memasak, ada yang membuat video-video cerita pendek. Ada juga yang membuat cerita dengan inspirasi mereka sendiri. Julia yang menatap video-video tersebut mendadak mendapatkan ide.
"Aha!!! kenapa tidak membuat video seperti ini saja.. "ujar Julia dengan riang gembira.
Tapi sejenak Ia berpikir kembali, Ia tak memiliki HP yang bagus ataupun kamera yang layak untuk merekam semua konten-kontennya. Ia juga tak memiliki laptop untuk sarana pengeditan atau semacamnya. Mengingat hal itu mendadak muka Julia kembali masam.
"Hah padahal sudah dapat ide.. tapi terkendala juga dengan keadaan. Ck.. kalau begini caranya, aku tidak bisa menghasilkan uang dengan cepat. Ya ampun hidupmu begitu kacau Julia."ujar Julia sambil menangkupkan kedua tangannya di wajahnya. Sungguh sangat memuakkan.
***
"JULIA..!!!! OH JULIA..!!!" teriak Melvin. Melvin turun dan menjelajahi semua polosok atau tempat yang ada di kediaman itu. Sampai akhirnya Melvin tiba di dapur. Namun ternyata tak ada Julia di sana.
"mbok... Mana Julia..??" Tanya Melvin pada salah seorang art yang ada di dapur itu. Art yang tak lain adalah mbok Mina langsung menghadap ke arah Melvin.
"Maaf tuan. Dari tadi Nona Julia belum turun tuan muda. Barangkali Nona belum bangun.." ujar mbok Mina kepada Melvin. Tapi Melvin malah menggelengkan kepalanya. Sementara itu orang-orang yang mendengar teriakan Melvin langsung menyusul di dalam rumah.
"Baiklah mbok terima kasih..." Ujar Melvin. Melvin pun segera mengeluarkan handphonenya karena sebelum ia berteriak-teriak itu, terlebih dahulu Melvin sudah mengecek kamar Julia namun sang pemilik kamar ternyata tak ada di dalamnya. Bahkan sepertinya kamar itu telah kosong tiga jam yang lalu.
"Ada apa nak Melvin..??" Tanya nyonya Sanjaya kepada keponakan suaminya itu. Tapi sepertinya tak digubris oleh Melvin karena sedang fokus mengotak-atik handphonenya. Kemudian setelah itu ia menghubungi salah satu nomor dan meletakkannya di telinganya.
Tut Tut Tut
Nyatanya nomor yang dihubungi Melvin tidak diangkat. Mendapati kenyataan seperti itu tak menyurutkan keinginan Melvin untuk kembali menghubungi nomor tersebut. ia pun kembali mencoba sekali lagi dan hasilnya tetap sama begitu juga seterusnya.
"Kenapa malah tidak diangkat sih..!!" Racau Melvin tanpa tahu kalau keluarga dari Julia telah berkumpul di sana dan mengamati gerak-geriknya.
"Ada apa Melvin. Kenapa kamu berteriak-teriak dalam rumah mencari Julia, biasanya jam segini Julia ada di kamarnya. Sama seperti si kembar karena hari ini kan libur bagi mereka.." ujar Tuan Sanjaya kepada keponakannya itu. Melvin pun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sang paman.
"Tentu saja Paman ini hari libur. Aku juga sudah mengecek ke dalam kamar Julia dan memanggil-manggil namanya, tapi nyatanya orangnya tak berada di tempat. Dan aku pikir dia sedang berada di dapur atau di tempat lain makanya aku turun dan memanggil-manggil namanya. Sekarang pun aku sedang menghubunginya tapi tidak diangkat. " Ujar Melvin kepada kedua orang tua Julia.
Kedua orang tua Julia dan kedua saudara Julia pun tercengang. Biasanya Julia akan berada di kamarnya atau akan menyusul mereka yang sedang melakukan olahraga.
"Lalu bagaimana nak Melvin.?" Tanya nyonya Sanjaya yang tiba-tiba menjadi cemas.
Ia benar-benar tak mengetahui apa yang sedang dijalani atau yang sedang dilakukan oleh anaknya saat ini. Namun lagi-lagi Melvin tak mau ngobris ia malah sibuk mengotak-atik handphonenya dan menghubungi seseorang.
Ia mengatakan untuk melacak nomor telepon Julia. Mendengar hal itu, Raka yang masih mengamati Melvin dia langsung bergegas mengganti pakaiannya. Berharap nanti jika sudah mendapat lokasi sang adik ia akan ikut bersama Melvin untuk menyusulnya. Setelah selesai menghubungi orang tersebut, barulah Melvin merespon pertanyaan dari nyonya Sanjaya.