Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Sebuah Informasi
Annisa dan Aishah menuju sebuah counter handphone, membeli handphone baru dan SIM card baru yang akan Annisa di gunakan Annisa sementara waktu.
Karena setelah dari center sebelumnya, Annisa diminta untuk membuat surat pernyataan kehilangan untuk dapat digunakan dalam memulihkan nomor handphone miliknya yang lama.
Dan hal itu butuh waktu beberapa saat mungkin sampai beberapa hari, dan sementara Annisa memilih untuk menggunakan nomor handphone baru sementara waktu.
Setelah selesai dengan urusan nya Annisa dan Aisha bergegas kembali ke rumah, sudah pasti keduanya akan sangat di khawatir kan oleh sang ummi jika tidak segera kembali.
***
Pandanganya menatap tajam ke bagian luar gedung pencakar langit yang bertuliskan Emran Company.
Entah apa yang sedang Emran pikirkan saat ini, namun sudah cukup berdenyut kepalanya, mengingat bagaimana sang putri sebelumnya begitu histeris, karena sosok yang ingin dia temui tidak dapat dia temui.
"Daddy Jahat !"
"Daddy Jahat !"
"Daddy jahat !"
Setiap kalimat yang keluar dari gadis kecil kesayangannya itu begitu membuat hatinya terasa perih.
Sebagai Figur ayah dan terpaksa harus menjadi ibu juga bagi sang putri. Jujur berat bagi Emran. Terlebih ditengah tengah kesibukannya mengurus beberapa perusahaan besar yang dia pimpin.
Emran telah meminta kedua pengasuhnya untuk membawa pulang sang putri.
"Bagaimana?" Ucap Emran melalui sambungan telepon yang dia genggam.
"Kami sudah di rumah tuan, dan Nona Yasmine saat ini sedang tidur " ucap Asih dari ujung telepon.
Setelah mendapatkan kabar dari pengasuh putrinya Emran merasa sedikit lega, meski beban di pikirannya tidak juga kunjung reda.
Seketika Emran mengingat sesuatu. Secepat kilat menuju Meja kerjanya, dan membuka laci kecil disana.
Ada sebuah note book yang Emran simpan, dan segera saja dia ambil, Emran sempat mengingat jika dia telah menyalin nomor handphone Annisa di dalam buku tersebut, sewaktu dia merebutnya dari Tangan Annisa beberapa bulan yang lalu ketika pertemuan sang putri dengan Annisa di taman.
Emran tampak sedikit ragu, namun ego nya mengalahkan segala hal yang berkaitan dengan sang putri kesayangan
Menyalin nomor handphone Annisa ke dalam handphone miliknya dan segera menyambungkan dalam panggilan telepon.
Beberapa saat menunggu "Nomor yang anda Tuju sedang tidak aktif, Cobalah beberapa saat lagi" suara yang jelas terdengar dari handphone Emran saat itu.
"Sial !" gumam Emran dengan wajah memerah
Emran terlihat mengepalkan tangannya, merasakan kemarahan yang begitu besar dalam hatinya.
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu dari balik pintu kaca ruangan Emran
Beberapa saat pintu terbuka, disusul kemunculan Amir yang berdiri di ambang pintu ruangan
"Permisi Pak" sapa Amir dengan sopan.
"Em" Jawab Emran singkat.
"Bagaimana?" Tanya Emran tanpa basa-basi.
Amir yang mengetahui arah pertanyaan sang pimpinan segera memberi tahu informasi yang dia dapatkan.
Sebuah informasi yang berkaitan dengan keberadaan Annisa saat ini. Dan alasan mengapa Annisa mengundurkan diri.
Amir mengatakan, bahwa pengunduran diri yang Annisa lakukan adalah karena Annisa telah menyelesaikan program Master di United Arab Emirates University (UAEU), sebuah universitas kenamaan di Dubai.
Setelah menggali penyelidikan lebih jauh. Amir menemukan fakta dimana sebelumnya Annisa di sebuah apartemen yang tidak jauh dari kantor Emran.
Deg.
Seketika timbul banyak pertanyaan dalam pikiran Emran.
Amir Pun mengatakan jika Annisa telah kembali ke Indonesia atas permintaan orang tuanya, dan hal itu sudah Amir pastikan sendiri ke bandara, berkaitan jadwal penerbangan yang di lakukan Annisa sebelumnya.
Annisa kembali ke Indonesia Sehari setelah dia mengajukan surat pengunduran diri pada pimpinan Emran Company.
Deg.
Kembali pikiran Emran melayang entah kemana mendengar informasi yang di katakan Asisten pribadinya.
Menyadari perubahan raut wajah sang pimpinan, Amir pun mengatakan jika masih ada kemungkinan untuk Annisa kembali ke Dubai, karena memang dia belum wisuda, semua program kuliah Annisa memang telah selesai, hanya tinggal menunggu jadwal wisuda saja. Dan hal itu pun juga telah Amir pastikan sendiri ke United Arab Emirates University (UAEU).
Mendengar hal itu Emran merasa sedikit lega, namun beberapa detik kemudian menampakkan guratan halus di kening Emran, mungkin saja memang Annisa akan kembali ke Dubai, namun kapan hari itu akan datang. Lalu selama menunggu bagaimana putrinya, apa Yasmine akan menerima hal ini.
Emran sangat mengenal sang putri, dia yang mewarisi sifat dan sikapnya, Emran sangat tahu jika sang putri tidak akan menerima hal itu.
Kembali Emran mendaratkan sebuah bogem di meja kerja milik ya, Sedikit darah segar yang saat itu keluar dari buku-buku tangan Emran
Menyadari hal itu Amir segera mendekat , Namun secepat itu Emran menepis, mengibaskan tangannya dan meminta Amir untuk meninggalkannya sendiri.
Amir pun Membungkukkan badan dan segera berbalik untuk meninggalkan ruangan Bos besarnya.
"Tunggu " Sergah Emran sebelum Amir keluar dari ruangannya.
Amir pun berbalik dan kembali menghadap bos nya seraya Membungkukkan badan.
"Cari informasi dimana Annisa tinggal di Indonesia" Ucap Emran dingin dengan tatapan tajam
"Baik Pak!" jawab Amir dengan menganggukkan kepala.
Setelahnya Amir keluar dari ruangan kerja Emran.
***
Sore hari.
Annisa begitu sibuk di dapur membangunkan Ummi dalam mempersiapkan acara untuk malam nanti.
Sebuah tabligh Akbar yang akan di adakan di area pesantren , yang akan di hadiri oleh para santri dan juga masyarakat dari beberapa daerah di sekitar pesantren.
Menyiapkan Snack dan juga persiapan minuman untuk para jamaah, memasukkan kedalam kantong kresek untuk di bagikan pada para jamaah.
"Sudah ada informasi dari center ?" tanya Aisha
Annisa hanya menggelengkan kepala, dengan tangan yang fokus pada pekerjaannya.
"Surat pernyataan kehilangan baru Annisa serahkan tadi mba, jadi Annisa baru bisa melanjutkan mengurus semuanya besok" Jawab Annisa memberi penjelasan.
Aisha tampak menganggukkan kepala.
"Assalamualaikum" Sapa seorang wanita berparas ayu dengan umur kisaran 35 tahun yang berdiri tepat di samping keduanya.
"Waalaikumsalam" Jawab Annisa dan Aisha bersamaan.
Ya dia adalah Khadijah, atau kerap di panggil Dijah, yang merupakan Kakak ipar dari Annisa dan Aisha, dan merupakan istri dari sang kakak yaitu Hanafi, anak pertama dari Abi Ali dan Ummi Fatimah.
"Mba Khadijah baru datang ?" sapa Annisa kemudian.
Menyadari kedatangan kakak iparnya, Annisa segera memberi ruang untuk Khadijah duduk diantara mereka.
"Iya Nis, Kamu kakak hubungi nggak bisa, sibuk terus ya" Ucap Khadijah setelah duduk diantara keduanya
"Nggak Mba, Handphone Annisa hilang pagi tadi sewaktu ke pasar" Ucap Annisa kemudian.
"Astaghfirullah, benarkah ?" tanya Khadijah khawatir, dan Annisa menganggukkan kepala
"Tapi tidak papa Mba, ini juga Annisa sudah mengurus untuk pemulihan SIM card nya" Jawab Annisa sopan.
"Syukurlah, semoga segera bisa di urus ya " Ucap Khadijah lega.
Setelahnya mereka kembali saling bahu membahu menyiapkan hidangan untuk acara nanti malam.
Ummi Fatimah sampai harus mengerahkan beberapa santri putri untuk membantu kegiatan di dapur saat itu.
Selain itu juga beberapa masyarakat di area pesantren pun ikut serta membantu pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga tersebut.
***