Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 27 - Titah Aston
Jika sesuai kesepakatan harusnya sekarang Ivana lah yang mentraktir Gio sebagai ucapan terima kasihnya tentang tadi pagi, tapi ternyata saat Ivana hendak membayar semuanya sudah dilunasi oleh Gionino.
Sementara pria itu sudah pergi lebih dulu, pamit duluan sebelum Ivana dan Merlin meninggalkan cafe.
"Aaa sikap tuan Gio benar-benar membuat seorang wanita jadi meleleh," kagum Merlin, malah dia yang lebih meleleh melihat sikap tuan muda tersebut.
"Tapi jika seperti ini Hutang ku untuk mentraktirnya jadi seperti belum lunas," balas Ivana, dia dan Merlin bahkan mendapatkan minuman ekstra. Bisa dibawa ke kantor.
"Kalau begitu kirim pesan padanya, katakan besok kamu ingin mentraktirnya. Besok aku tidak akan ikut, jadi jangan biarkan dia membayar," putus Merlin, memberi ide.
"Bagaimana jika dia membayar lebih dulu, Masalah ini tidak akan selesai-selesai."
Merlin terkekeh, "Jangan bodoh, dia begitu sepertinya karena sedang coba untuk mendekati kamu," balas Merlin dan membuat Ivana langsung menatapnya tajam.
Mana ada hal seperti itu, Gio tidak mungkin mendekatinya. Ivana seperti Upik abu diantara banyak pilihan yang bisa Gio pilih.
Mereka lantas segera meninggalkan kafe tersebut dan kembali ke kantor sebelum waktu istirahat habis.
"Vana, datanglah ke ruangan tuan Aston. Dia memanggil mu untuk menghadap," ucap salah satu karyawan.
Serin dan Dona yang mendengar ucapan itu pun sontak saling pandang, rasanya selalu merasa tak senang jika melihat kedekatan diantara Ivana dan bos mereka.
Cukuplah tuan Aston membayar hutang seluruh keluarga Lourine, namun tidak perlu berhubungan dengan Ivana juga.
"Baiklah, Aku akan pergi sekarang," jawab Vana, meski begitu malas untuk menemui pria itu, tapi Ivana tidak mungkin menolak perintah Aston, apalagi saat berada di kantor.
Setelah meletakkan minuman yang dia bawa ke atas meja, Ivana segera menuju lantai 10.
Hingga beberapa saat kemudian Ivana akhirnya tiba di ruangan sang Presdir, Ivana menutup pintu sebelum menghadap Aston yang terlihat duduk di kursi kebesarannya.
Menatap kedatangannya dengan sorot mata yang terlihat jelas jika sedang marah.
Ivana coba untuk tidak peduli.
"Maaf Tuan, ada perlu apa anda memanggil Saya?" tanya Vana, bersikap secara profesional, antara atasan dan bawahan.
Sementara Aston justru mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Sebab beberapa saat lalu Gio telah mengirim pesan singkat padanya.
Mengatakan bahwa siang ini Gio dan Vana bertemu di cafe, pertemuan yang membuat Gio semakin tertarik pada Ivana dan bulat tekadnya untuk menjadikan Ivana sebagai calon istri.
Karena tidak ingin melangkahi Aston Karena itulah Gio selalu menyampaikan perkembangan hubungannya dengan Ivana.
"Jika Gio memintamu untuk bertemu lagi, Kamu harus menolaknya," ucap Aston, akhirnya dia bicara setelah berhasil meredam amarahnya sendiri. Namun Aston tidak beranjak dari kursi kerjanya, dia tetap duduk di sana dan menatap Ivana yang berdiri di hadapan.
Sementara Ivana tak langsung menjawab, sejak tadi Aston selalu membahas tentang Gio, Gio dan Gio, sementara Ivana tak tahu apapun yang telah dibicarakan oleh kedua orang itu.
Kini Ivana jadi bertanya-tanya sendiri, mungkinkah segala kebetulan yang terjadi padanya dan Gio hari ini semuanya telah direncanakan.
Membuat Ivana jadi merasa tak nyaman sendiri.
"Kenapa sejak tadi kamu selalu membahas tentang Gio? memangnya ada apa dengan Gio?" tanya Ivana.
"Tidak perlu banyak tanya, kamu cukup mematuhi apa yang Aku perintahkan."
"Kenapa mendadak kamu jadi bersikap seperti ini? bukankah aku berhak menyampaikan pendapatku?"
"Kamu memang berhak menyampaikan pendapatmu, tapi tidak tentang Gio. Aku tidak suka melihat kedekatan kalian berdua."
"Kedekatan bagaimana? Kami tidak sengaja bertemu."
"Tidak bisakah kamu patuh padaku, Ivana?" tanya Aston pula. "Lepas bajjumu sekarang juga," titah Aston saking kesalnya.