Jaka Satya yang berniat menjadi seorang Resi, diminta Raja Gajayanare untuk bertugas di Sandhi Ponojiwan, yang bermarkas di kota gaib Janasaran.
Dia ditugaskan bersama seorang agen rahasia negeri El-Sira. Seorang gadis berdarah campuran Hudiya-Waja dengan nama sandi Lasmini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Lagi
Praak! Jambangan hancur berantakan
menimpa lantai, bunganya berhamburan dan sebuah tabung logam menggelinding di dekat kaki Satya.
Tabung logam yang berisi obat bius yang sangat cepat bekerja! Benaknya terasa seakan membeku, pikirannya terbang melayang. Suara gemuruh memenuhi telinganya.
Dan Jaka Satya tak tahu lagi sudah berapa lama ia terkapar dilantai ruangan.
Lambat lambat terdengar suara pintu terbuka. Namun Jaka Satya tak kuasa berbuat sesuatu.
Terdengar suara mendesis memerintahkannya untuk berdiri dan Satya mematuhinya .... menganggap semua itu hanya impian.
Dan kini ... Satya berdiri di hadapan jendela yang terbuka sambil menatap dengan pandangan kabur ke arah kabut dan hujan yang membuat lampu-lampu jalanan di bawah mengerdip dalam kesuraman.
Laki-laki berkulit kehitaman mengulang kembali perintahnya: "Kau harus melompat sekarang juga!"
Tiba-tiba nalurinya menahan kehendaknya sendiri.
Pandangannya terhunjam ke arah trotoar yang membentang dibawah, Satya mendengar mulutnya mendesahkan. " Tiidaaak...." dan perlahan menoleh ke belakang. Seberkas sinar seakan -akan memenuhi pandangan matanya.
Semuanya serba menyilaukan! Bumi seolah meledak.... sebuah tembakan terdengar.
Tubuh Jaka Satya menjadi limbung. ia menatap ke arah ruangan.
Lasmini... gadis berambut hitam...berdiri tegak menghadap laki laki yang tergeletak di sudut ruangan dalam keadaan tak bernyawa.
Di tangan gadis itu masih tergenggam sebuah pistol mini Colt yang masih mengepul kan asap.
"Kau tampaknya kurang sehat!"cetus Lasmini.
Langsung Jaka Satya terjerembab mencium lantai.
Ketika Satya tersadar kembali, tampak tak ada perubahan dalam ruangan, Laki-laki berkulit kelam masih terkapar
mati di sudut ruangan.
Sementara bunga mawar masih juga bertebaran di atas lantai diantara pecahan jambangan, Satya kemudian menyadari bahwa kepalanya bersandar pada paha gadis berambut hitam.
Kini ia dapat bernapas lebih lega dan pandangannya semakin jelas, Ia menyapu matanya dan menatap ke arah wajah Lasmini.
"Kau telah membunuhnya," desah Jaka Satya perlahan.
"Tentu saja! Dia telah memaksamu untuk melompat keluar jendela dari tingkat sepuluh ini," sahut gadis itu sambil tersenyum kecil.
"Siapa kau sebenarnya ?"
"Hei, sayang," cetus Lasmini. "Aku kan isterimu!"
Jaka Satya duduk sambil menggoyang-goyangkan kepalanya berusaha mengenyahkan rasa pusing yang masih melilit benaknya.
"Tak seorangpun menyebut-nyebut tentang calon isteriku," Jaka Satya membuka suara.
"itulah samaran yang digunakan pihak
kami, dari pihak El-Sira. Cukup baik, bukan?" Lasmini menjelaskan.
"Mereka sengaja memilih samaran yang sebisa mungkin kujalankan," cetus Jaka Satya.
Ia berusaha bangkit.
Perasaannya masih mengambang tapi tak ada efek lain dari obat bius yang sempat dihirupnya itu.
"Agar samarannya lebih meyakinkan maka tentu saja aku harus mendampingimu semenjak berangkat dari lapangan terbang Janasaran di Nasutaran."
"Seharusnya kau sudah menjelaskannya sewaktu di pesawat cakram." Jaka Satya memberikan komentar dengan nada kesal.
" Aku pikir akan ditugaskan di lain wilayah di negara Siggrin ini,"sambungnya.
"Ya, kini aku baru menyadarinya. Mungkin bila ku jelaskan di pesawat kau takkan menghindar sewaktu di lapangan terbang Wortheah. Apakah memang demikian sikapmu bila menghadapi seorang wanita yang menunjukkan perhatian kepadamu? Tapi aku khawatir kau akan tambah mencurigaiku jika kujelaskan di dalam pesawat. Maka
kuputuskan untuk mengungkapkannya bila tiba di Donlon."
Jaka Satya berdiri dengan tubuh yang agak limbung sambil memijat-mijat pelipisnya.
"Apakah kau kini merasa agak baik?"
°Kukira demikian!"
"Orang itu telah mengetahui tentang dirimu tapi tidak terhadapku !"ujar Lasmini sambil menuding ke arah mayat yang tergeletak.
"Orang- orang kalian yang telah memesan kamar ini!" Satya menanggapi.
" Tapi rahasia kita belum bocor, Jaka",cetus si gadis itu dengan wajah yang memantulkan kekerasan hatinya,
"Kalau bocor orang ini pasti masih hidup dan kita berdua yang tergeletak mampus!"
Mereka berdua saling bertatapan dengan perasaan tegang yang begitu menyentuh kalbu.