My Hot Daddy Is A Vampire

Saat istirahat pertama, Anna juga tidak menemukan Tara. Bahkan ketika pulang sekolah pun, batang hidung Tara masih tak terlihat.

Alhasil Anna memutuskan untuk mendatangi rumah Tara. Ia mulai merasa cemas karena pesan atau teleponnya tak kunjung mendapat tanggapan.

Anna menyuruh John untuk mengantarnya ke rumah Tara. Setibanya di sana, Anna langsung memencet bel pintu.

Cukup lama Anna berdiri di depan pintu. Namun belum ada tanggapan dari pemilik rumah.

"Tara! Haloo!" seru Anna. Kini dia berdiri di depan jendela kamar Tara.

Bukannya mendapatkan tanggapan dari Tara, Anna justru mendapat sahutan dari tetangga Tara.

"Apa kau mencari Tara?" tanya tetangga Tara itu. Namanya adalah Russel. Seorang lelaki paruh baya berbadan gempal.

"Iya, Sir. Dia adalah sahabatku. Apa Tara ada di rumah?" tanggap Anna.

"Yang aku tahu Tara dan keluarganya sudah pindah. Mereka pergi kemarin sore," ujar Russel.

"Apa kau tahu mereka pindah kemana? Dan kenapa?" cecar Anna heran.

"Aku tak bisa menjawab dua pertanyaan itu, Nona. Karena pada dasarnya aku tak tahu. Setidaknya aku sudah memberitahumu bahwa rumah itu tidak ada penghuninya lagi," jawab Russel sambil menunjuk ke rumah Tara. "Kalau begitu, permisi. Aku harus pergi," pamitnya yang segera beranjak dengan mobil.

Anna mendengus kasar. Dengan langkah berat, dia masuk ke mobil dan menyuruh John membawanya pulang ke rumah.

Di sepanjang perjalanan, Anna hanya memikirkan Tara. Dia bingung kenapa sahabatnya itu tidak mengatakan apapun tentang kepindahannya. Bahkan berpamitan pun tidak.

Anna merasa kepergian Tara aneh. Dia jadi teringat pesan terakhir yang dirinya baca dari Tara.

'Ada sesuatu yang aneh mengenai daddy mu, Anna!'

Dahi Anna berkerut saat terus mengingat pesan itu. Jelas dari pesan tersebut, Tara menyinggung perihal daddy nya.

'Sepertinya Tara tahu sesuatu yang aku tidak tahu. Kepergiannya tidak berkaitan dengan daddy kan?' batin Anna yang seketika mencurigai sang daddy.

Bertepatan dengan itu, perut Anna keroncongan. Dia langsung minta disiapkan makanan saat sudah sampai di rumah.

Anna masih saja makan dengan beringas seperti tadi malam. Beth dan pelayan lain sampai dibuat bingung dengan tingkahnya yang tak biasa.

Stok makan siang yang dibuat koki hari itu nyaris habis karena Anna. Kini Anna pergi ke balkon untuk sekedar bersantai.

Anna meringiskan wajah. Dia tiba-tiba merasakan sesuatu di dalam perutnya. Perlahan Anna pegangi perutnya.

Mata Anna membulat tatkala bisa merasakan ada sesuatu yang hidup di dalam perutnya. Ia merasa kalau ada yang bergerak di sana. Itu memang tidak membuat Anna sakit, namun terasa aneh sekali.

Karena penasaran, Anna singkap dressnya. Ia mencoba melihat dengan matanya sendiri. Benar saja, terlihat ada gerakan di permukaan kulitnya. Menandakan bahwa ada sesuatu yang hidup di perut Anna.

"Aaaarkhhh!" Anna memekik histeris. Dia sampai terjatuh dari kursi.

Mendengar keributan itu, Beth dan pelayan lain berdatangan. Mereka segera memeriksa keadaan Anna.

"Ada apa, Nona?" tanya Beth khawatir.

"Perutku! Ada sesuatu di dalam perutku!" seru Anna. Dia tampak ketakutan. "Panggilkan daddy! Aku harus ke rumah sakit!" perintahnya.

"Baik, Nona!" ujar Beth sembari membantu Anna berjalan ke kamar.

Anna segera telentang ke ranjang. Saat itulah dia merasa tubuhnya lemas. Matanya juga berkunang-kunang. Sampai akhirnya Anna jatuh tak sadarkan diri. Penglihatannya seketika menggelap.