Viona merasa heran dengan perubahan sikap suaminya yang bernama Bara. Yang awalnya perhatian dan romantis tapi kini dia berubah menjadi dingin dan cuek. Dia juga jarang menyentuhnya dengan alasan capek setelah seharian kerja di kantor. Di tengah- tengah kegundahan dan kegelisahan hatinya, sang adik ipar yang bernama Brian, pemuda tampan yang tampilannya selalu mempesona masuk ke dalam kehidupan viona dan mengisi hari- harinya yang hampa. Akankah hati Viona akan tergoda dengan adik ipar dan menjalin hubungan terlarang sengannya karena merasa diabaikan oleh sang suami....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Apartemen Brian
Brian menghentikan laju kendaraannya setelah sampai di parkiran apartemen miliknya. Dia menoleh ke arah Viona yang tertidur dengan pulas di sampingnya. Brian lalu turun dari mobil kemudian membopong tubuh Viona dan membawanya masuk ke dalam apartemennya.
Setelah masuk ke dalam apartemen , Brian kemudian membaringkan tubuh Viona di tempat tidur. Saking pulasnya Viona sampai tidak menyadari kalau dirinya sudah berpindah tempat dari mobil ke tempat tidur milik Brian. Iya, ini adalah apartemen milik Brian yang dia beli dari gaji yang dia terima bekerja sebagai wakil direktur di perusahaan keluarganya.
Brian biasa tidur di apartemennya jika dia sedang ingin menyendiri. Karena yang tahu apartemen ini hanya asistennya saja yaitu Angga. Setelah membaringkan Viona di tempat tidurnya Brian memandangi wajah Viona yang terlelap dengan banyak kesedihan yang tergambar di sana. Dengan lembut Brian mengusap pipi Viona dengan menggunakan jarinya.
Brian merasa tidak tega melihat Viona. Kakak ipar sekaligus perempuan yang sangat dia cintai sejak pertama kali dia melihatnya. Iya, selama ini Brian mencintai Viona dalam diam. Tapi ketika Brian tahu bahwa kakaknya mengkhianati Viona, Brian dengan berani menunjukkan rasa sukanya pada Viona.
Iya, selama ini Brian memang mengetahui apa yang dilakukan sang kakak bersama adik iparnya. Tapi Brian tidak tega untuk memberitahu pada Viona atas kelakuan suaminya di belakangnya. Biarlah dia mengetahuinya sendiri.Sementara Bara tidak menyadari bahwa sang adik telah mengetahui hubungan gelapnya dengan Karin.
Brian merasa begitu murka begitu tahu perempuan yang dia cintai telah dikhianati oleh kakaknya sendiri. Oleh karena itu dia bertekad dalam hati akan merebut Viona dari kakaknya tersebut. Dia tidak rela jika Viona terluka akibat perbuatan bejad Bara.
Setelah puas memandangi wajah Viona , Brian mengecup lembut Kening Viona ,setelah itu dia beranjak ke sofa dan merebahkan tubuhnya di sana. Mereka berdua tidur dalam satu kamar di tempat yang berbeda.
****
Keesokan harinya Viona terbangun dan membuka matanya perlahan. Dia melihat ke sekeliling, dan merasa kaget kenapa dia bisa di atas tempat tidur dan berada di dalam kamar yang asing baginya.
"Aku di mana...?"ucap Viona dalam hati sambil bangun lalu duduk.
Dari arah kamar mandi Viona mendengar suara gemericik air yang menandakan seseorang sedang mandi. Viona lalu mengingat- ingat kenapa dia bisa berada di tempat ini. Iya dia ingat, tadi malam Brian mengajaknya pergi menggunakan mobilnya ketika dia sedang berjalan di pinggir jalan setelah memergoki sang suami sedang bercumbu dengan Karin di dalam kamarnya.
Tapi ingatannya hanya sampai di dalam mobil saja, dia tidak ingat kelanjutannya karena dia tertidur pulas.
"Apa aku ada di kamar Brian...?" gumam Viona.
Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka. Viona menoleh ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. Di sana terlihat Brian keluar dari dalam sana dengan hanya melilitkan handuk berwarna putih di pinggangnya. Viona dengan jelas melihat tubuh Brian yang atletis, perut sixpack dan dada bidang. Benar- benar tubuh yang sangat menggoda sekali. Setelah beberapa detik menatap tubuh Brian yang begitu sempurna, Viona langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Iya, dia merasa malu melihat tubuh Brian yang setengah polos tersebut.
"Kau sudah bangun kak...?" tanya Brian sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
"I..iya..'' jawab Viona tanpa menatap Brian.
Dengan santai Brian lalu berjalan menuju ke lemari dan membukanya. Dia mengambil celana hitam dan kemeja berwarna biru kemudain memakainya. Viona sekilas melirik ke arah Brian lalu menunduk. Dia tidak mau Brian tahu kalau dia memperhatikannya.
Setelah selesai memakai pakaian, Brian lalu mendekati Viona. Dia duduk di tepi ranjang. Brian terlihat tampan sekali ketika baru selesai mandi. Wajahnya terlihat segar, apalagi rambutnya yang setengah basah masih sedikit acak- acakan yang membuatnya terlihat semakin seksi. Brian diam sambil menatap wajah cantik Viona yang sembab karena tadi malam dia terlalu banyak menangis. Matanya masih terlihat sedikit bengkak. Namun tidak mengurangi kecantikannya.
"Kak Viona sarapan dulu ya..." ucap Brian lalu mengambil makanan di atas meja kemudian memberikannya pada Viona.
"Makan dulu ya kak..." ucap Brian hendak menyuapi Viona. Tapi Viona langsung menggelengkan kepalanya.
"Aku nggak lapar...'' jawab Viona pelan.
"Tapi ini sudah jam sepuluh, waktu sarapan sudah lewat, nanti kak Viona sakit perut kalau nggak sarapan..." sahut Brian.
"Nggak Brian, aku nggak mau makan..." ucap Viona.
"Aku tahu kakak sedih, tapi kakak nggak harus menyiksa diri dengan tidak mau makan..." sahut Brian.
"Brian, apa kamu tahu hubungan mas Bara dengan Karin..?" tanya Viona.
Brian lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Lalu dia meletakkan kembali makanannya di atas meja.
"Jawab Brian, apa kamu sudah tahu hubungan mereka sejak lama...?" tanya Viona.
"Iya kak..." jawab Brian.
"Ja..jadi kamu... Kamu menyembunyikan semuanya dariku...? Iya Brian...? Kamu menutupi perbuatan bejad kakakmu bersama adikku...? Kamu tega Brian... Kamu tega... Bisa- bisanya kamu sekongkol dengan mereka menutupi perselingkuhan mereka..." ucap Viona sambil menangis.
"Nggak kak, nggak... Bukan seperti itu..." ucap Brian hendak meraih tangan Viona tetapi Viona langsung menepisnya.
Viona menganggap Brian sengaja menutupi perselingkuhan kakaknya untuk membodohinya.
"Jadi kamu sengaja menutupi perbuatan mereka dariku karena kamu mendukung hubungan mereka..? Apa jangan- jangan semua keluargamu tahu kalau mereka selingkuh di belakangku...?" tanya Viona.
"Nggak kak, mereka nggak tahu apa yang dilakukan oleh kak Bara dan Karin. Hanya aku saja yang tahu..." jawab Brian.
"Lalu kenapa kau menyembunyikannya dariku Brian..? Apa kau sengaja supaya kau juga bisa mendekatiku...?" tanya Viona semakin kesal.
"Nggak kak, bukan itu alasannyanya. Aku memang mencintai kak Viona, tapi bukan berarti aku mendukung apa yang dilakukan oleh kak Bara....'' jawab Brian.
"Aku tidak mau memberitahu kak Viona karena aku nggak mau Viona sedih. Kak Viona sudah terlalu banyak merasakan sakit hati karena ucapan mamah dan papah. Aku tidak mau menambahkan kesedihan kakak dengan memberitahu kalau kak Bara selingkuh..." sahut Brian.
"Tapi sekarang aku sudah tahu, dan aku melihatnya secara langsung perbuatan menjijikan mereka di kamar aku sendiri Brian...! Di kamar aku sendiri...! Kamu bisa bayangkan bagaimana sakitnya hati aku melihat secara langsung suamiku sendiri sedang bercumbu dengan adik kandungku... Sakit Brian ...Sakit...." ucap Viona sambil menangis dan memukuli dadanya.
"Kak..." ucap Brian lalu memeluk Viona dengan erat.
Viona pun menangis pilu di pelukan Brian. Brian benar- benar tidak ingin melihat hati Viona hancur seperti ini.
Tiba - tiba terdengar bunyi dering ponsel dari dalam tas Viona di atas meja. Viona langsung melepaskan pelukan Brian dan menghapus air matanya. Viona menoleh ke arah tasnya di atas meja. Brian lalu mengambil tas itu dan memberikannya pada Viona.
Viona lalu mengambil ponsel tersebut dari dalam tas. Di layar ponsel tertulis nama ibu yang memanggil. Viona lalu mengangkat telpon tersebut.
"Ha..halo bu..." ucap Viona.
"Kamu lagi di mana...? Kata Bara kamu pergi dari rumah...?" tanya bu Rima.
"I...iya bu...ak..aku menginap di rumah teman..." jawab Viona.
"Kamu ini istri macam apa sih...? Pergi dari rumah nggak pamit sama suami..." ucap bi Rima dengan nada kesal.
"Tapi aku pergi dari rumah karena ada alasannya bu..." jawab Viona.
"Alasan apa..? Yang namanya istri pergi dari rumah tanpa pamit sama suami itu salah mau apapun alasannya...." sahut bu Rima.
"Tapi mas Bara telah mengkhianatiku bu..." ucap Viona sambil menangis.
"Apa ..? Bara mengkhianatimu...? Eh Viona, jangan asal bicara kamu ya..." jawab bu Rima.
"Tapi kenyataannya begitu bu, mas bara telah berselingkuh...." sahut Viona dan air matanya terus saja mengalir. Dan dengan lembut Bara menghapus air mata di pipinya.
"Halah ibu sama sekali nggak percaya sama omonganmu itu..." ucap bu Rima.
"Kenapa sih ibu selalu saja tidak percaya dengan semua omonganku...?" tanya Viona.
"Ya udah, kalau memang Bara selingkuh, sekarang kamu kasih tahu ibu, siapa selingkuhannya Bara... ?" tanya Bu Rima.
Viona diam sejenak. Rasanya dia tidak sanggup mengatakan siapa orang yang berselingkuh dengan suaminya. Hatinya terlalu sakit karena ingatannya tiba- tiba kembali pada tadi malam ketika Bara sedang berbagi peluh dengan adiknya sendiri di dalam kamarnya.
"Kenapa kamu diam Viona, ayo kasih tahu ibu siapa selingkuhannya Bara...?" tanya bu Rima.
"Se... selingkuhannya mas Bara adalah.... " ucap Viona kembali diam.
"Siapa...?" tanya bu Rima tidak sabar menunggu jawaban Viona.
"Ka..Karin bu...Mas Bara berselingkuh dengan Karin..." jawab Kinan sambil menutup matanya dan memegang dadanya yang kembali terasa sesak.
"Apa...? Karin...? Bara berselingkuh dengan Karin...? hahhaaaaa....'' bu Rima tertawa.
"Viona...Viona... Kamu ini ngaco saja kalau ngomong. Mana mungkin Bara selingkuh sama Karin. Memangnya dia sudah kehilangan akal berselingkuh dengan adik ipar kamu sendiri hah...?" tanya bu Rima tidak percaya dengan ucapan Viona.
"Ya sudah bu, kalau ibu nggak percaya..." ucap Viona lalu mematikan sambungan telponnya secara sepihak.
Bersambung...