NovelToon NovelToon
My Crazy Girl

My Crazy Girl

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: widyaas

Tipe pria idaman Ara adalah om-om kaya dan tampan. Di luar dugaannya, dia tiba-tiba diajak tunangan oleh pria idamannya tersebut. Pria asing yang pernah dia tolong, ternyata malah melamarnya.

"Bertunangan dengan saya. Maka kamu akan mendapatkan semuanya. Semuanya. Apapun yang kamu mau, Arabella..."

"Pak, saya itu mau nyari kerja, bukan nyari jodoh."

"Yes or yes?"

"Pilihan macam apa itu? Yes or yes? Kayak lagu aja!"

"Jadi?"

Apakah yang akan dilakukan Ara selanjutnya? Menerima tawaran menggiurkan itu atau menolaknya?

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Setelah mereka selesai makan mie ayam, kini kedua manusia itu dalam perjalanan pulang. Pulang menuju apartemen Gevan lebih tepatnya. Katanya pria itu ingin membicarakan sesuatu. Padahal mereka bisa saja membicarakannya di dalam mobil.

"Bapak emang tinggal di apartemen ya?" tanya Ara yang memang suka kepo dengan urusan orang.

Gevan mengangguk. Ia masih fokus menyetir.

"Kenapa? Gak punya rumah?" ceplos Ara.

"Menurut kamu?"

"Mana mungkin mobil mewah tapi gak punya rumah?" cibir Ara.

"Setelah kita bertunangan nanti, saya akan mengajak kamu ke rumah kita," ucap Gevan.

"Kita?" Ara bingung.

Gevan mengangguk. "Karena setelah menikah, kita akan tinggal di sana," jawab Gevan.

"What?! Jadi kita beneran tunangan, Pak?!" Ara pikir Gevan hanya main-main saja tentang tawaran tunangan itu. Dia masih SMA dan sudah bertunangan? Yang benar saja!

"Kamu pikir saya suka bercanda?" ujar Gevan.

Ara menepuk jidatnya. Benar apa yang dikatakan Gevan. Mana ada pria yang minim ekspresi macam dia suka bercanda?

"Tapi kan, gak ke jenjang pernikahan juga kali Pak," ucap Ara cemberut. Jujur saja, meskipun dia menyukai pria tampan di sebelahnya ini, tapi Ara juga mikir-mikir untuk menikah dengannya.

"Kenapa memangnya? Saya bisa memberikan apapun untuk kamu," ucap Gevan merasa Ara meragukannya.

"Bukan masalah itu, Pak!" Ara berdecak. "Saya masih kecil. Umur kita juga kayaknya beda jauh. Iya kan? Emangnya Bapak mau disebut pedofil?" lanjutnya menyindir.

"Umur bukan masalah. Kalau takdirnya begitu yang mau bagaimana lagi?" ujar Gevan. Dia menghentikan mobilnya karena lampu merah.

"Tidak usah dipikirkan. Kamu cukup terima beres saja," lanjut Gevan.

"Satu lagi, jangan memanggil saya dengan sebutan itu. Saya tidak setua itu, Ara," ucap Gevan lagi.

Ara pun hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar.

****

Masih jam 8 malam, Ara sudah bergelung dalam selimutnya. Di luar sedang hujan, entah kenapa tiba-tiba hujan. Mungkin langit ikut bersedih melihat kehidupan Ara yang sangat menyedihkan.

Hati Ara sakit sekali jika mengingat keluarganya yang tidak menyayanginya. Kadang dia menangis sendirian di malam hari. Namun Ara selalu menguatkan dirinya agar untuk selalu bahagia tanpa memikirkan kebencian keluarganya.

Kadang juga Ara nekat menghubungi Ayah dan kakaknya hanya untuk mendengar suara mereka. Seperti saat ini, Ara sedang menghubungi ayahnya meskipun dia sudah hafal dengan respon dari ayahnya itu.

"Ada apa? Ayah lagi sibuk, Ra."

Suara Gama (Ayah Ara) langsung menyapa indra pendengarannya. Ara tersenyum tipis.

"Ara kangen Ayah. Besok Ayah bisa pulang gak?" pinta Ara penuh harap.

Tak ada sahutan di seberang sana. Ara mengerutkan keningnya, ia menatap ponselnya yang masih terhubung dengan sang Ayah.

"Yah?" panggil Ara.

"Sudah malam. Cepat tidur, besok kamu sekolah."

Tut!

Panggilan langsung diputuskan oleh Gama. Ara menatap sendu ponselnya yang tertera kontak ayahnya. Selalu begitu. Saat Ara meminta pria itu pulang, Gama selalu mengalihkan pembicaraan mereka dan mematikan sambungan teleponnya.

Tak putus asa begitu saja, Ara beralih menelpon kedua kakaknya. Namun, bukannya dijawab, panggilannya malah ditolak. Lagi-lagi Ara meratapi nasibnya yang menyedihkan.

Lantaran kesal pada Ayah dan kakaknya, Ara pun beranjak dari tidurnya dan menuju dapur. Dia akan membuat mie pedas untuk melampiaskan kekesalannya. Itu sudah menjadi hal biasa bagi Ara. Dibandingkan melukai diri sendiri, Ara lebih menikmati makanan sambil melukai lambungnya.

Di sisi lain, Gevan sedang bersantai di balkon kamarnya. Ia menatap hujan sambil menyesap kopi. Begini saja sudah nikmat rasanya.

Tiba-tiba pria itu kepikiran dengan gadis konyol yang kelak akan menjadi istrinya. Gevan pun mengambil ponselnya dan mulai menelpon Ara.

Hanya suara sambungan saja yang terdengar, Tut... Tut... Tut...

Hingga percobaan ke 3 kalinya, akhirnya Ara mengangkat teleponnya.

"Halo?!!"

Seketika Gevan menjauhkan ponselnya dari telinga. Apakah gadis itu selalu ngegas? Pikirnya.

"Kalo gak penting aku tutup nih!" Suara Ara kembali terdengar. Dari nada bicaranya sih sepertinya dia sedang kesal.

"What are you doing right now?" tanya Gevan.

Hening.

Di seberang sana Ara mengatupkan bibirnya. Otaknya berpikir keras untuk mengenali suara orang yang menelponnya.

"Arabella? I ask, what are you doing right now?"

"What the fuckk?!" bisik Ara seraya menjauhkan ponselnya.

"Ini om-om yang tadi kan?!" bisiknya lagi dengan heboh.

"Ara?"

"Eh, iya, Om?" jawab Ara setelah menetralkan jantungnya. Dia sungguh tidak tau bahwa itu adalah nomor Gevan karena mereka tidak bertukar nomor telepon sebelumnya.

"I-ini, aku lagi makan mie, hehehe," jawab Ara karena Gevan bertanya tadi.

"Makan mie? Malam-malam begini?"

"Iya. Enak tau! Om mau? Ke sini lah! Nanti kita makan mie bareng-bareng!" ucap Ara menawari sekaligus mengajak, niatnya hanya bercanda.

Di seberang sana, Gevan geleng-geleng kepala merasa heran. Tadi siang manggilnya Bapak, sekarang Om. Apa gadis itu tidak punya pendirian?

"Hujan-hujan begini memang enak makan mie, loh, Om," ucap Ara lagi. Dia mengaduk mie nya yang merah merona dan mulai menjepitnya dengan sumpit lalu memakannya.

"Kalau begitu, saya ke sana sekarang."

"Boleh boleh!" ucap Ara bercanda. Sedari tadi dia memang bercanda menawari Gevan untuk makan mie bersama, tapi, sayangnya Ara tidak mengingat jika Gevan tidak pernah bercanda.

Ara tak lagi mendengar suara Gevan karena pria itu sibuk memakai jaket lalu keluar dari apartemennya menuju parkiran.

"Kamu sendirian?"

"Iya. Aku selalu sendirian," jawab Ara masih lahap makan mie.

Namun, sedetik kemudian dia tersadar. Buru-buru Ara menelan mie nya.

"Jangan bilang Om mau ke sini beneran?!" tanya Ara ngegas.

"Kamu yang nawarin saya, kan, tadi?"

"Hah?! Enggak kok!" seru Ara tak terima. Padahal nyatanya benar. Memang pada dasarnya cewek selalu benar ya contohnya macam Ara ini.

"Pura-pura lupa?"

"Om?! Sumpah Om?!" tanya Ara. Dia masih tak percaya jika Gevan hendak kemari.

"Tidak boleh sumpah-sumpah."

Ara menggeram kesal. "Aku bercanda tadi! Sekarang aku mau tidur. Gak akan buka pintu rumah!" ucap Ara. Hanya sebagai ancaman saja agar Gevan tidak jadi datang.

"Oke."

Tut!

"Lah? Maksudnya apa coba?" bingung Ara.

"Dia bilang 'oke'? Artinya gak jadi ke sini dong?" Wajah Ara sumringah. Dia pun kembali melanjutkan makannya dengan tenang tanpa memikirkan Gevan datang lagi.

Namun berbeda dengan Gevan. Dia bilang 'oke' hanya untuk mengakhiri panggilan saja karena dia sudah sampai di parkiran mobil.

Gevan bukanlah tipe orang yang betah teleponan melebihi 3 menit. Dia lebih suka bertemu langsung saja, seperti apa yang ia lakukan sekarang, yaitu menemui Ara.

Sebelumnya Gevan mampir ke supermarket untuk membeli oleh-oleh untuk gadis itu. Rencananya dia akan menghabiskan waktu bersama Ara malam ini. Tentunya dia tau bahwa Ara tinggal sendiri di rumah. Itu sebabnya dia berbaik hati untuk menemaninya.

***

Berbuat baik demi mencari kesempatan, gitu kan bang🌝

LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE

1
Priskha
tiap msh dlm rmh tangga pasti ada jln keluar nya klau dibicarakan baik2 dengarkan penjelasan pasangan kita jgn ambil keputusan saat hati kita sdg emosi
Agustina Kusuma Dewi
seru banget kak..
indah banget, ga neko2
like
sub
give
komen
iklan
bunga
kopi
vote
fillow
bintang
paket lengkap sukak bgt, byk pikin baper😘😍😘😍😘😍😘😍😘
Agustina Kusuma Dewi
ijin share ya kak..
Priskha
Nike....bnr kah itu????
Priskha
pingin aq tonjok aja 3 org itu
Priskha
lhoalah ternyata selama ini Ara juga ndak tau makam bundanya dimana dasar klg yg minim akhlak
Priskha
ndak hbs pikir aq dg klg Ara, seorang CEO pastinya punya pendidikan tinggi tp cara berpikirnya dangkal spt otak udang
Azmori
Hadir kak
Sri Mahyuni
kui lah kasian sekali ara, hidup sendiri tidaj ada yg membimbingnya dlm menjalani kehidupan, untung kelakuanya baik lembut, tidaj kasar
Ufi Yani
klo d novl o.l emg boleh sebut merk y kak??
fahrisa asyifa 91
🤣
love sick
tfhuh
Niwa
ganti dong panggilan nya.. jgn saya lagi
Niwa
basiiiiiii anj
Niwa
dih salting ya Gev 😂😂😂
Niwa
mantapp 😂👍 demi Ara apapun akan dilakukan ya
Niwa
ahahha... kasian tapi ngakak
Dina Ispriyanti
Luar biasa
Ervina
anaknya laki apa perempuan... 👶, happy ending... syukaa😍🤩
Ervina
gara2 sebotol minuman ara jadi sempoyongan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!