siapkan tisu sebelum membacanya ya geees.. cerita mengandung bawang 😅
" kamu harus menikah dengan Rayhan. Shena" ucap ibu lirih
"Kenapa harus Shena Bu? bagaimana dengan mas Arhan yang sedang berjuang untuk Shena?" aku menyentuh lembut jemari ibuku yang mulai keriput karena usia yang tidak muda lagi.
"menikahlah Shena. setidaknya demi kita semua, karena mereka banyak jasa untuk kita. kamu bisa menjadi suster juga karena jasa mereka, tidakkah ada sedikit rasa terima kasih untuk mereka Shena?"
ibuku terlihat memohon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PURA-PURA
Berapa lama usia kandunganmu Shen?” tanya Bu Suci mertuaku itu.
“Kurang lebih dua minggu Bu” jawab Mas rayhan
“Shen, kalau sampai Rayhan bersikap tidak baik kamu bilang saja ke Ibu, dan kamu Ray, kamu sudah mau menjadi ayah, ibu minta kemarin itu terakhir kali kamu mabuk – mabukan. Ibu nggak mau terjadi apa – apa sama Shena dan calon cucu Ibu” tegas mertuaku itu.
“Iya Bu. Kemarin itu Ray tidak sengaja bertemu teman lama dan Ray kebablasan minumnya” jawab Rayhan.
“Ya sudah kalian istirahatlah ini sudah malam, ibu juga mau istirahat” titah Suci sambil merebahkan diri di kasurnya dan menyelimuti tubuhnya.
“Shena masih ingin bersama Ibu” jawabku.
Ibu kembali bangun dan memelukku dengan hangat dan penuh kasih sayang. “kamu istirahat saja Shena. Kandunganmu masih muda. Kamu harus jaga kesehatan ya” tutut suci kepasa Shena.
“Sudahlah kita istirahat, biar ibu juga istirahat” ucap Rayhan.
“Saya masih kangen sama Ibu, Mas” jawabku yang belum melapaskan pelukan Ibu.
“Sudah Shena, besok lagi kita cerita – cerita ya. Sepertinya suamimu mulai bersikap seperti ayahnya dulu waktu ibu hamil. Sangat perhatian dan posesif” ibu terkekeh di ujung kalimatnya
“Shena istri Rayhan kan Bu?” sahut mas rayhan yang terdengar aneh di telinga Shena.
“Iya, Ibu Faham, sudah bawa istrimu istirahat. Sebelum ibu tahan dia disini dan tidur sama Ibu” ucap ibu sambil kembali terkekeh. Terlihat mertuaku itu sangat bahagia saat ini.
Semoga kebahagiaan ini bisa membuat kondisi Ibu membaik dan sehat kembali.
Aku dan Mas Rayhan keluar dari kamar Ibu dan masuk ke kamar kami. Aku merasa lelah dan lemas mungkin ini semua karena kehamilanku.
“Shen”
“Iya, Mas”
Dia duduk di pinggir kasur, dan menatapku sengan tatapan serius. “Semua yang akan aku lakukan semua demi Ibu, Hanya demi Ibu. Supaya kamu paham saja” ucapnya penuh penekanan.
“Aku mengerti mas, nggak perlu kamu katakan aku sudah sangat paham” jawabku sembari merebahkan tubuhku di kasur, karena aku merasa sangat lemas.
Mas Rayhan mengambil bantal dan mengeluarkan selimut dari salah satu lemari, dia memilih untuk tidur di sofa yang ada di kamar ini. Semenjak kami menikah hanya beberapa kali kami tidur di kasur yang sama. Selebihnya Mas Rayhan memilih sofa sebagai tempat dia tidur.
...****************...
Karena kehamilanku yang masih dua minggu ini Ibu melarang ku untuk mengurusnya lagi. sepenuhnya semua urusan dan keperluan Ibu Lia ART baru kami yang mengurusnya. Semua pekerjaan rumah di kerjakan oleh ART satu lagi yang baru saja ibu perkerjakan beberapa hari ini.
Seperti biasa aku selalu bersholawat setiap aku memasak, mungkin itu sudah menjadi kebiasaanku. Kali ini aku tidak memasak untuk semua orang, aku hanya membuat bubur, karena tiba – tiba aku mau makan bubur yang aku buat sendiri.
Walaupun Mbak Rina ART baru kami sempat melarangku, tapi aku memaksa untuk membuat bubur sendiri.
“Astaga” aku terkejut ketika merasakan ada tangan melingkar di perutku, aku menoleh ke samping, seketika aku lihat wajah mas rayhan di sampingku dan hampir saja wajah kami bersentuhan.
Aku mendadak gemetar karena belum pernah dia melakukan ini padaku selama ini.
“Mas, kamu-“
“Masak apa?” tanya rayhan memotong ucapan Shena
“Ma-masah bubur Mas” sahutku dengan suara terbata dan pelan bahkan hampir tak terdengar.
“Kenapa tidak menyuruh Mbak Rina atau Lia yang membuatkannya, nanti kamu kelelahan” ucapnya yang terdengar aneh di telingaku.
Aku bergidik merasakan hembusan nafasnya. Shena mematikan kompor dan mencoba melepaskan pelikan rayhan. Kenapa Rayhan melakukan ini pikir Shena.
Shena membalikkan tubuhnya dan kini mereka berhadapan “Mas” aku menghentikan ucapanku ketika aku melihat ibu sudah senyum – senyum bersama dengan Lia. Shena kembali menatap rayhan yang juga menatapnya dengan datar. Akhirnya Shena memahami semua kenapa Rayhan bersikap aneh saat ini.
“Menyingkir mas! Tegasku sambil mendorongnya menjauh dariku.
“Rayhan bukannya membantu malah mengganggu istri di dapur” ucap suci sambil terkekeh
“Ibu!” ucap Rayhan sok kaget, padahal dia tahu tapi dia sengaja agar kelihatan rukun dengan Shena. “Ibu sejak kapan di situ?”
“Sudah cukup lama Ibu disini” jawab ibu yang membuat Lia ikut terkekeh.
Shena tertunduk, bukan karena malu tapi mikir, permainan mas Rayhan sepertinya akan di mulai.
“Shena, kenapa tidak menyuruh Lia atau Rina , nanti kamu kelelahan. Kamu harus banyak istirahat karena usia kandunganmu yang masih muda” ucap suci.
“Nggak apa – apa Bu. Ini nggak membuat Shena lelah, Shena Cuma ingin bubur buatan Shena sendiri” jawab Shena sambil tersenyum.
“Lihat Bu, dia sangat ngeyel” sahut Mas Rayhan
Kali ini mereka semua sudah duduk di meja makan, shena berusaha untuk tenang, demi Suci yang begitu berjasa bagi kehidupan Shena dan juga keluarganya. Bersabarlah Shena! Setidaknya sampai bayi yang ada dalam kandunganmu lahir. Setelah itu aku akan memikirkan langkah apa yang harus aku ambil bisik Shena dalam hati.
“Buburnya mbak Shena, lain kali biar saya saja yang buatkan kalau mbk Shena ingin apa – apa” ucap Lia sambil meletakkan bubur buatan Shena yang sudah di sajukan di dalam mangkuk.
Shena tersenyum mengangguk, tanpa berlama – lama Shena menyantap bubur itu dengan lahap
“Pelan – pelan dong nanti kamu bisa tersedak” ucap Rayhan sok perhatian
Shena hanya tersenyum. Melihat senyum mertuanya yang tulus. Shena berusaha agar Ibu mertuanya itu bahagia. Setidaknya Shena akan mengikuti permainan Rayhan demi ibu mertuanya. Di depan Suci, Shena akan mengikutinya.
...****************...
Aku memandang mas Rayhan yang sedang sibuk di taman depan rumah. Sepertinya mas Rayhan memang senang dengan tanaman. Aku duduk di kursi taman, menikmati secangkir teh hangat setidaknya itu membuat perasaanku nyaman.
Sebulan berlalu rintangan juga rasa sakit aku rasakan. Sebulan ini sudah tiga kali aku di bawa ke rumah sakit. Kandungan ku tidak baik – baik saja, mungkin karena terlalu banyak beban pikiran atau stress. Aku mencoba bersabar demi anak di kandunganku
Aku membayangkan mas Rayhan menghampiriku dengan senyum manis yang tulus bukan senyum yang di tampakkan nya di depan ibunya. Dia begitu tampan dan juga banyak di sukai kaum hawa di desa ini. Tetapi aku tidak bisa menikmati ketampanan mas Rayhan padahal dia istrinya.
“Kamu melamun” pertanyaan Rayhan membuat Shena sedikit terkejut
“Ha?” aku masih terbengong memandang mas Rayhan yang sudah berdiri di hadapannya.
“Aku hanya mau mengingatkan, jangan berpikir yang berlebihan soal aku”
“Siapa yang berlebihan? Bukannya sandiwara kamu selama sebulan ini mas yang berlebihan?” jawab ku sedikit ketus.
“Aku melakukan itu demi Ibu”
“Pun sama dengan ku. Jangan kamu pikir aku senang kamu perlakukan seperti itu. Aku rela berpura – pura asal itu membuat Ibu sembuh dan bahagia, bukan demi kamu atau demi aku”
Aku melangkah pergi meninggalkan mas Rayhan yang masih berdiri di taman itu. Aku melangkah menuju ke kamar
Berada di dekat mas Rayhan hanya membuatku semakin terluka. Aku berpikir mas Rayhan begitu jahat dan tidak memiliki hati. Seandainya orang – orang yang mengaguminya tahu seperti apa Rayhan sebenarnya, aku yakin tidak akan adalagi perempuan - perempuan yang memujanya.
paling yaah jealous 2 dikit laaah
manusiawi kok...
biar si Rayhan 'lupa' pd naila..
kini dia hrs menjaga shena, masa depan nya
apa aj itu isinya????
wkwkwk
stlh shena sembuh,
gugat cerai ajalah si Rayhan...
Kdrt pun...
hahhh.
walaupun cerai itu boleh tp ttp dibenci.Alloh....
dan shena masa depanmu..
Ray...
bisakah kamu membedakannya?
bukan berarti kamu hrs melupakan Naila...
pria bermuka dua