Erika gadis biasa yang harus bekerja keras untuk menyambung hidup karena dia menjadi tulang punggung keluarga.
Namun karena parasnya yang cantik membuat gadis seumurannya iri terhadapnya karena banyak pemuda desa yang ingin mendekatinya.
Hingga suatu hari Erika harus terjebak dalam situasi yang membuat dirinya harus terpaksa menikahi seorang pria asing yang tidak di kenalnya karena kecerobohannya sendiri dan di manfaatkan oleh orang yang tidak menyukainya.
Tara, nama pria itu yang bekerja di salah satu proyek perumahan di desa Erika.
Bagaimanakah kisah Erika dan Tata menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Besoknya saat aku masuk kerja aku malah menerima tatapan tak suka dari semua karyawan tempatku bekerja dan entah apa penyebabnya. Aku pun membiarkan nya saja hingga tiba-tiba Anis teman ku menarik ku ke toilet.
"Ada apa sih? " tanya ku heran karena Anisa tiba-tiba menarik ku ke dalam toilet.
"Nih jelasin" ucapnya sambil nunjukin video yang kemarin sore.
"Oh itu, biasa salah faham" jawab ku santai.
"Kamu menanggapinya sesantai itu?,Ini masalah besar Erika" tegasnya.
"Emang kenapa? " tanya ku bingung.
"Kamu harus tau, jika cewek yang nampar kamu itu keponakan dari pak Doni" ucap Anisa membuat aku terdiam.
"Aku takut kamu akan kena masalah" lanjutnya dengan suara lesu.
Aku baru tau jika istrinya bang Rusli adalah keponakan dari atasan di pabrik tempat ku kerja.
Anisa mendekat dan merangkul ku laku berkata "disini hanya aku yang percaya sama kamu".
Aku pun tersenyum lalu menatapnya. Aku pun berusaha tegar agar Anisa tidak kasihan pada ku. " Aku gak masalah jika harus keluar dari sini, toh aku sekarang sudah ada yang tanggung jawab"ujar ku lalu pergi meninggalkan Anisa sendiri di kamar mandi.
Baru saja aku sampai di tempat duduk ku tiba-tiba salah satu admin menghampiriku "di panggil pak Doni" beritahu nya.
Aku pun beranjak dan langsung berjalan menuju ruangan pak Doni. Saat masuk aku langsung mendapat tatapan tidak suka dari pak Doni dan tanpa basa-basi dia langsung memberikan sebuah surat, aku pun langsung membukanya dan benar saja itu surat pemecatan ku.
"Makasih pak" ucapku setelah membaca surat yang di berikan pak Doni.
Aku berjalan dengan lemas menuju meja kerjaku lalu membereskan barang ku.
"Erika" ucap Anisa.
"Aku gak apa-apa kok" balas ku dengan tersenyum.
Aku melangkah ke luar dengan hati sedih karena harus meninggalkan tempat ini yang selama ini temani hari-hari ku. Aku meninggalkan pabrik dan melakukan motor dengan kecepatan lambat karena aku gak mungkin langsung pulang ke rumah karena aku belum siap memberitahu orang rumah.
Setelah merasa tenang dan memikirkan bagaimana memberitahu orang rumah jika aku di pecat. Aku mampir ke sebuah toko kue yang sepertinya baru buka berapa hari. Aku masuk dan langsung melihat-lihat kue namun tiba-tina seseorang memanggilku.
"Erika" panggil seseorang dan saat aku melihat ke arah suara yang memanggilku ternyata itu oleh wanita yang kemarin bertemu dengan bang Tara istri bosnya bang Tara.
Aku pun tersenyum dan dia langsung mendekat ke arah ku. "Ayo duduk di sini" ajaknya dan aku mengikutinya.
Cewek itu menyuruh pelayan untuk membawakan minuman. "Kamu dari mana? " tanya nya setelah pelayan itu pergi.
"Aku pulang kerja" jawab ku.
"Jam segini? " kagetnya sambil melihat jam tangannya yang sepertinya bukan harga lima puluh ribuan.
"Aku baru saja di pecat" ujar ku.
"Di pecat? " kagetnya dan aku hanya mengangguk. "Kamu kerja dimana? " tanya nya.
"Di pabrik garmen " jawab ku.
"Kamu kenapa bisa di pecat? "
Aku pun menceritakan alasan ku di pecat dan dia kaget kenapa seperti itu, namun dia memberiku dukungan dan menghibur ku.
"Kamu sekarang kan sudah ada Tara jadi kamu gak kerja jiga ada yang ngasih uang" ucap mbak Melda. Iya dia bernama Melda.
"Iya sih mbak, tapi kan mbak tau sendiri gaji sebagai kuli bangunan gak seberapa" ujar ku namun reaksinya terkejut saat aku bilang bang Tara cuman kuli bangunan.
"Mbak kenapa kaget gitu? " tanya ku penasaran.
"Em nggak, emang kamu yakin kalau suami kamu kerjanya cuman sebagai kuli? " tanya nya.
"Ya yakin mbak, toh kita ketemu saja di proyek" jawab ku.
Mbak Melda pun hanya mengangguk paham. Hingga akhirnya dia menawarkan pekerjaan padaku sebagai karyawan di toko kuenya.Aku pun setuju karena saat ini aku memang sedang butuh kerjaan. Namun saat aku hendak pamit pulang mbak Melda malah menahan ku.
"Jangan dulu pulang, nanti Tara jemput kamu" beritahu nya.
"Tapi dia kan... " namun ucapan ku di potong dan aku hanya bisa patuh.
"Tadi mbak sudah kirim. pesan padanya jika kamu ada disini" ucapnya dan aku akhirnya cuman bisa patuh dan duduk menunggu bang Tara.
Tak butuh waktu lama benar saja bang Tara datang namun lagi-lagi aku di buat kaget dengan penampilannya yang memakai kemeja dan celana bahan dan itu terlihat mewah bagi ku.
Bang Tara berjalan mendekatiku dan duduk di hadapan ku. "Kenapa bisa seperti ini? " tanyanya.
"Apanya? " bingung ku.
"Kenapa bisa di pecat? " jelasnya.
"Masalah kemarin" jawab ku cuek.
Bang Tara pun berdiri lalu berkata "Ayo pulang" ajaknya.
Aku pun bangkit dan langsung mengikutinya namun saat akan keluar aku berkata "gak pamit dulu sama mbak Melda? "
"Gak usah. Mana kuncinya? " tanya nya dan aku pun langsung menyerahkan kunci motor ku.
Kami pun pulang dan sebenarnya ini masih jam kerja namun anehnya bang Tara bisa keluyuran begitu saja. Saat sampai jalan kampung semua orang menatapku dan aku langsung memeluk pinggang bang Tara agar semua orang tau jika aku sudah punya suami.
Sampainya di rumah aku turun dan langsung masuk. Di rumah hanya ada mama dan mama kaget saat aku dan bang Tara pulang sebelum waktunya.
"Kalian kenapa sudah pulang jam segini? " tanya mama.
"Nanti aku ceritakan ma" jawab ku lalu masuk kamar dan entah apa yang di bicarakan bang Tara dan mama. Selesai ganti baju aku keluar kembali dan bang Tara sudah tidak ada di rumah.
"Bang Tara kemana ma? " tanya ku sambil duduk di samping mama yang sedang membersihkan sayuran.
"Dia pergi lagi karena masih ada urusan" jawabnya.
Aku pun mangut-mangut saja. Lalu aku menceritakan kejadian tadi pagi dan aku pun sudah mendapatkan pekerjaan lagi.
"Ma" panggilku.
Mama hanya bergumam saja.
"Mama merasa aneh gak? sama bang tara. " ucapku.
"Aneh gimana? " tanya mama melirik ku.
"Bang Tara kan kerjanya jadi kuli tapi kok dia pakai baju rapi banget" ucapku.
"Mama juga awalnya begitu tapi tadi udah jelasin kalau dia di angkat jadi di kantornya" penjelasan mama.
"Berati di atasannya suaminya kak Bella dong? " tanya ku.
"Iya" jawab mama. Namun aku masih tidak percaya toh banyak yang kerjaannya kantoran tapi tidak seperti dirinya.
"Kenapa? " tegur mama sambil menepuk pundak ku.
"Engga ma, aku istirahat dulu ya! " ucap ku lalu masuk kamar lagi.
Sorenya saat aku keluar kamar aku malah mendengar kak Bella sedang bicara sama Mama kalau warga melihat aku di antar pulang seorang pria asing.
"Kakak percaya? " sela ku sambil duduk di hadapan kak Bella.
"Ya percaya karena kalau suami kamu gak mungkin,dia kan hanya kuli pasti bajunya kotor" jawab kakak Bella membuat ku kesal.
"Bagus deh kalau kakak percaya" sinis ku.
"Sudah kalian jangan berantem, kamu Bella jangan gampang percaya dengan omongan orang di luar"ucap mama.
" Tapi mereka selalu benar"balas kak Bella yang gak mau salah.
"Dia tadi pulang di antar Tara, cuman karena Tara hari ini di angkat jadi pegawai kantor jadi dia pakai kemeja kerjanya" penjelasan mama dan aku hanya bisa tersenyum.
"Yang benar?, suami ku saja yang mandor gak segampang itu dia angkat jadi pegawai kantor" ucapnya gak mau kalah.
"Kakak coba tanya kan saja sama suami kakak" titah ku dengan santai.
Kak Bella pun bangkit dan langsung pulang aku hanya tersenyum melihat tingkahnya.
jangan Aku lebih baik Nama Tokohnya jadi ceritanya semakin menarik 🙏✌️👍
Ck ck...