Cek visual di tiktok @author.saras.wati ❤️
Sequel dari Pesona Setelah Menjadi Janda
(Mohon untuk membaca novel sebelum nya agar kalian tidak bingung)
***
Arra yang kini berusia 18 tahun, baru saja memasuki dunia perkuliahan. Banyak hal yang berubah dalam diri gadis itu. Namun hanya satu hal yang tidak berubah, yaitu sebagai pacar dari Leo Rexander.
Meski tidak pernah di akui oleh Arra, Leo selalu kekeh mengenai hubungan mereka. Sehingga tidak sedikit orang yang mengira jika Leo hanya lah seorang pembual. Dan hal tersebut membuat beberapa laki-laki berusaha mendekati Arra.
Mau tau bagaimana keseruan Arra dan Leo menjalani kehidupan mereka? Tetap beri dukungan kalian agar author semangat untuk update setiap hari 🤗
Happy reading guys ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rex and Vinx
"Tadi itu sepupu lo beneran Ra?" tanya Gladys saat ia dan Arra sudah masuk ke ruang kelas mereka. Sedangkan Leo, pemuda itu sudah pergi.
Arra mengangguk, "iya. Orangtua aku sama orangtua Brandon sepupuan."
"Gila banget tuh cowok. Bisa-bisa nya mau macarin sepupu sendiri. Kekurangan cewek apa gimana sih?" gerutu Gladys membuat Arra tertawa pelan.
"Kamu cocok deh sama Brandon."
Mata Gladys melotot, "dih. Cocok apaan? Amit-amit gue dapat cowok modelan kayak sepupu lo itu."
"Hati-hati siapa tau nanti jadi jodoh kamu." goda Arra membuat Gladys merasa kesal.
"Arra doa lo tuh ya menyesatkan. Mending lo doain gue biar berjodoh sama Sunghoon oppa atau Heesung oppa. Lo malah tega doain gue sama yang modelan pulu-pulu." ucap Gladys yang mengundang tawa Arra.
"Jangan salah Dys, Brandon itu muka nya sebelas dua belas sama Jay tau." kata Arra di sela tawa nya.
"Sebelas dua belas dari mana? Udah ah, males banget gue bahas tu cowok stres. Bisa-bisa ikut stres gue."
Arra masih saja tertawa, membuat Gladys menekuk wajah nya.
***
Leo tidak masuk ke kelas nya, melainkan pergi menuju parkiran. Dia berniat untuk pergi ke suatu tempat.
Leo langsung naik ke atas motornya, dan melajukan kendaraan roda dua itu meninggalkan kampus.
Selama kurang lebih 30 menit, akhirnya Leo sampai di sebuah gedung yang sangat luas. Banyak orang-orang berpakaian hitam yang berjaga.
Gerbang terbuka. Leo langsung melewati gerbang dengan motornya.
"Selamat datang, tuan muda." sapa seorang pria berbadan kekar yang tadi membuka kan gerbang untuk Leo.
"Daddy sudah di dalam?" tanya Leo yang sudah turun dari motornya.
Pria itu mengangguk, "sudah tuan. Tuan besar ada di dalam."
Leo tidak menjawab, pemuda itu hanya menganggukan kepala nya lalu berjalan masuk ke dalam gedung bercat abu-abu itu.
Saat masuk, Leo bisa melihat banyaknya ruangan di dalam gedung tersebut. Leo melangkahkan kaki nya masuk semakin dalam. Hingga seseorang menegur membuatnya berhenti.
"Tuan besar sudah menunggu anda di dalam." ucap seorang pria berkepala plontos sembari menunjuk salah satu ruangan.
Leo langsung membuka pintu ruangan itu, dan ia mendapati seseorang yang sedang duduk di sofa seraya menatap laptop.
"Dad."
Pria itu menoleh, lalu Leo langsung menutup pintu dan menghampiri pria yang selalu ia temui hampir tiap hari itu.
"Ada apa?" tanya Leo setelah ia duduk di sofa yang ada di hadapan pria yang mengenakan setelan jas berwarna hitam tersebut.
"Kapan kamu siap untuk pergi mengurus organisasi?"
Leo diam. Dia menatap datar ke arah pria yang ia panggil daddy itu.
"Apa ada urusan mendesak yang mengharuskan aku pergi kesana secepatnya?" tanya Leo.
Pria itu melepas kacamata yang bertengger di hidung mancung nya.
"Haruskah menunggu sesuatu untuk kamu pergi kesana? Organisasi itu sudah kosong kepemimpinan nya selama hampir 3 tahun. Kalau terus di biarkan, organisasi bisa kacau."
Leo menyandarkan punggung nya ke sofa. Dia menatap langit-langit ruangan berukuran 3x4 tersebut.
"Aku tidak bisa meninggalkan Arra terlalu lama." jawab Leo.
"Hanya beberapa bulan. Kamu harus menguatkan posisi sebagai ketua organisasi, dan juga membuat semua orang mengenalmu sebagai penerus ku. Jangan membuatku kecewa, Rex." ucap pria itu dengan dingin.
"Tapi dad, bagaimana dengan Arra? Apa yang harus aku katakan pada nya?"
Pria itu menatap datar Leo. Dia mengerti bagaimana perasaan pemuda itu. Tapi tetap saja, ia harus membuat Leo bertanggung jawab dengan tugas nya.
"Arra akan mengerti. Sekarang yang terpenting kamu menyiapkan diri untuk pergi."
Leo menghembuskan napas dengan kasar.
"Beri aku waktu 1 bulan." ucap Leo yang sudah tidak bisa membuat alasan untuk menunda keberangkatan nya yang sudah di rencanakan sejak 2 tahun lalu.
"Dan kali ini aku tidak menerima alasan apapun lagi. Kamu harus pergi, dan mengenalkan dirimu sebagai Rex si penerus Vinx. Apa kamu mengerti?" tanya pria itu dengan nada tegas.
Leo mengangguk, lalu ia berdiri.
"Kalau tidak ada lagi yang di bicarakan, aku harus kembali ke kampus. Aku sudah membolos di 1 mata kuliah."
Pria itu hanya berdehem, membuat Leo langsung melangkahkan kaki nya keluar dari ruangan tersebut.
Leo keluar dari ruangan itu dengan wajah datar dan juga ekspresi dingin nya. Membuat orang-orang yang berjaga di dalam gedung itu merasa segan untuk menyapa.
***
Arra dan Gladys duduk bergabung dengan dua orang laki-laki. Saat ini mereka di minta dosen untuk membentuk sebuah kelompok dan mengerjakan tugas pertama yang di berikan.
"Kalian tau nama gue kan?" tanya seorang laki-laki yang mengenakan kemeja kotak-kotak.
Arra dan Gladys saling berpandangan, dan menggeleng secara bersamaan.
Pemuda itu mengangguk, "gue Rehan. Ini Bobby."
Lai-laki yang di kenalkan sebagai Bobby tersenyum tipis kepada Arra dan Gladys.
"Kalau gue Gladys, ini Arra." ucap Gladys yang memperkenalkan diri dan juga Arra yang duduk di samping nya.
Rehan dan Bobby mengangguk kan kepala. Lalu mereka berempat mulai membahas tugas yang di berikan dosen. Setelah berdiskusi, mereka sepakat akan mengerjakan tugas ini sepulang kuliah di salah satu coffe shop yang tidak jauh dari kampus.
4 jam kemudian.
Jam kuliah sudah berakhir. Arra dan Gladys bersiap untuk keluar dari kelas.
"Kalian mau bareng sama kita nggak? Kebetulan gue bawa mobil." tawar Rehan.
Gladys dan Arra saling bertatapan. Mereka merasa bingung, karena Arra pasti akan pulang bersama Leo.
"Ada apa ini?"
Arra menoleh saat mendengar suara yang sangat ia kenali.
"Leo."
Leo menatap bergantian ke empat orang yang ada di hadapan nya itu.
"Kita mau ngerjain tugas kelompok di coffe shop yang ada di perempatan depan." jelas Gladys saat melihat Arra hanya diam saja.
Leo menatap kedua laki-laki yang berdiri tidak jauh dari Arra dan Gladys.
"Ayo." ucap Leo membuat keempat orang itu menatap bingung ke arahnya.
Leo menghela napas, "Arra sama gue. Kalian bertiga terserah."
Leo langsung menarik tangan Arra dan membawa nya keluar dari kelas.
Rehan dan Bobby sedikit terkejut melihat Leo yang sangat datar itu. Gladys yang sudah terbiasa, akhirnya meminta kedua teman sekelompok nya itu untuk segera menyusul Arra.
Pepet terus neng Gladys cpa tau bisa jodoh 🤭🤭🤭