Hari hari SMA, adalah hari yang menyenangkan, Namun tidak dengan seorang Adelia Fitriani, masa SMA nya harus terenggut, karena hutang hutang orang tuanya, dia harus putus sekolah, dan itu menjadi awal penderitaan untuknya, akankah dia mendapatkan titik kebahagiannya lagi.
Disamping kesedihannya, ada Mahatur, yang selalu memberinya dukungan, begitupun dengan Meidina, yang sudah ia angap sebagai kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon latifahsv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bercerita dengan Meidina.
Beberapa hari setelahnya, Lea masih dengan keadaan yang sama, dia lebih banyak bengong terlihat lesu seperti tak punya semangat.
"Kenapa ya, aku ngerasa beberapa hari ini ga semangat, apa karena ka Artur ya, ga ngirimin pesan lagi, setelah ka Artur bilang kaya gitu, ko rasanya sedih banget, hampa banget, ga ada peaan dari ka Artur, biasanya pagi pagi udah dikirimin pesan semangat, pulang udah dibilang istirahat, sekarang ga ada lagi yang kaya gitu," ucap Lea yang saat ini termenung di konter.
"Lea kenapa," ucap Aslan, yang sejak tadi memperhatikan Lea, yang hanya bengong.
"Ga papa ka," ucap Lea.
"Kamu kaya orang yang putus cinta aja, Lea," ucap Aslan.
"Ih kakak, apa si, ga lah, pacar aja ga punya," ucap Lea, mengelak.
"Duh pantesan ngelamun, ga punya pacar ternyata," ucap Aslan, mengolok.
"Iya ka, iya ga punya pacar, emang kenapa si, " ucap Lea, dengan sewot.
"Yaudah, enjoy aja, jangan galau galau, setiap orang, udah punya jodohnya ko, kamu kalau misal emang putus cinta, ga papa, ikhlas in aja, emang cowo cuman satu," ucap Aslan.
"Apa sii ka, orang ga punya pacar, terus gimana bisa putus cinta," ucap Lea.
"Yaudah sii, kakak kan, cuman nasehatin, dan menghibur, biar kamu ga ngelamun," ucap Aslan.
"Oh gitu" ucao Lea.
"Iya, lagian liat ini udah mau magrib, kalau kesambet kan ga lucu," ucap Aslan, menatap ke arah luar.
"Dih amit amit, lagian setan yang takut Lea, kali," ucap Lea, sambil mengibas ngibaskan tangan nya.
"Iya bener juga, setan yang takut sama kamu, duh, aku aneh aja, ngira kamu bakal kesambet," ucap Aslan dengan tawanya, Lea pun ikut tertawa.
"Kakak mah, ngawur aja sii orangnya," ucap Lea.
"Dibilang, nyari humor, malah bilang ngawur," ucap Aslan.
"Udah ka, tuh udah adzan, mening Lea mau whudu duluan," ucap Lea, yang mendengar suara adzan.
"Yaudah sana gih," ucap Aslan.
Lalu Lea pun mengambil whudu, dan menunaikan solat magrib.setelah selesai solat magrib, Lea pun kedepan kembali.
"Lea kakak solat dulu, abis itu beli nasgor di depan ya," ucap Aslan.
"Siap ka, " ucap Lea.
Lea pun menunggu Aslan selsai solat, sambil membuka hpnya, dan ternyata ada pesan dari Meidina.
^Lea, Lea, aku mau cerita.
^Cerita apa.
^Masa kemarin kemarin ya, aku di marahin.
^Dimarahin siapa?.
^Sama ka Artur, gara gara aku ketawa.
^Mungkin ketawa nya kenceng kali.
^Ga begitu kenceng tau, dianya aja yang ada didepan aku, pas aku ketawa.
^Masa, ka Artur cerita kamu katanya lagi ngobrol, kedenger sampe kelas, terus dia marahin deh.
^Wah, dia udah lebih dulu cerita, parah, mana ngomongnya dilebihkan lagi. Yang ada tuh aku lagi ngobrol, terus pas aku ketawa, dia ada d depan aku, dia kaget, eh malah marah, sambil teriak, "berisik, jadi cewe ko berisik", katanya.
^Haha dia ceritanya, ga gitu, tapi dia bilang kamu ngomongnya dari luar kedengeran ke kelas dia, terus dia marahin kamu ekh kamu nunjukin muka Melas sambil minta maaf.
^Dih yang ada, aku marahin balik dia, bukan muka melas, tapi muka kesel tau.
^Haha, ko dia ceritanya beda ya.
^Mana aku tau lah, cuman ya, aku kesel aja, makananya, kalau nongkrong jangan ditengah jalan, jadinya kan orang ketawa, dia kaget.
^Hahah, kamu bilangin aja sendiri, orang sekarang mah ga chatan sama dia, aku.
^Kok gitu, kenapa udah putus.
^Apaan putus, pacaran aja ga.
^Masa sii, ga pacaran, ga percaya aku.
^Bener tau, cuman deket aja. udah dibilang dari dulu juga kan, ga pacaran.
^Hum, yaudah, kenapa kamu ga chatan lagi sama dia.
^Ya, karena dia katanya mau fokus belajar.
^Pret lah, percaya sama dia.
^Ya percaya aja, kali aja emang bener, dia mau fokus belajar.
^Ya syukur lah, kalau begitu mah.
^Iya, biarin biar pinter.
^Kamu kasian dong, tenang ada aku, yang selalu ada, buat kamu ya.
^Kasian kenapa, iya dong, aku kan punya kamu, kakak terbaik.
^Hahahkan ga ada yang nyemangatin.
^Hilang satu, tumbuh seribu.
^Oh berarti, udah ada yang baru.
^Ga tuh, kan itu mah cuman pribahasa.
^Oh yaudah, kalau gitu.
^Iya, yaudah kalau gitu, udah dulu.
^Okay.
Lea tidak membalas pesan Meidina lagi, karena ka Aslan, sudah menyuruhnya untuk membeli nasi goreng.
"Lea, ayo sana, beli nasi goreng, ini uangnya," ucap ka Aslan, memberikan uang 50 satu lembar.
"Baik ka," ucap Lea, dia pun berdiri, dan menerima uang yang diberikan Aslan.
Lea kini berjalan, menuju tempat nasi goreng, dan saat sampai, disana tampak ramai, dia memesan terlebih dahulu.
"Bang, nasi goreng 2 ya, yang satu pake acar, satunya ga," ucap Lea.
"Siap neng, di tunggu ya, duduk dulu aja," ucap tukang nasgor.
Lea, lalu menarik satu kursi plastik, lalu diapun duduk, Lea melihat sekeliling, lalu matanya menangkap, 2 orang yang sedang makan nasi goreng, dan saling menyuapi.
"Aduh, cobaan apa ini, depan jomlo ngenes gini, ada aja orang yang bikin iri," uap Lea, lalu membuang muka.
Lea, lalu memilih bercakap cakap, dengan tukang nasgor.
"Bang, udah lama jualan" ucap Lea, mendekati penjual nasgor.
"Lumayan lama neng, dari mamang belom nikah, sekarang udah punya tiga anak, yang paling gede, baru mau masuk smp, " ucap tukang nasgor, yang mulai memasak.
"Wah hebat dong bang, udah legend nasgornya berarti," ucap Lea, menatap kagum.
"Ya alhamdulillah aja, neng, sumber rezeki, nyari kerjaan kan susah," ucap tukang nasgor.
"Iya bang, apalagi kaya saja ijazah smp," ucap Lea, dengan senyum getir.
"Emang neng, ga SMA, kenapa, karena biaya ya," ucap tukang nasgor, menebak.
"Iya mang, karena itu," ucap Lea.
"Sekarang, udah kerja neng," ucap tukang nasgor.
"Alhamdulilah mang, udah kerja, itu di konter depan," ucap Lea.
"Wah pantesan, kaya ga asing mukanya, orang kerjanya di depan ya, udah berapa lama neng, kerjanya," ucap tukang nasgor meneruskan masakan nya.
"Udah tiga bulan mang," ucap Lea.
"Wah, baru nyobain nasgor saya kah," ucap tukang nasgor.
"Ga mang, sering saya nyobain, cuman kan yang beli bukan saya, biaaanya," ucap Lea.
"Oh cowo yang satunya ya, dia itu, saya selalu lupa namanya, " ucap tukang nasgor, mulai memindahkan nasi goreng yang sudah matang.
"Iya mang , bener yang itu, itu kaka sepupu saya," ucap Lea.
"Oh pantesan, ada kemiripan," ucap mamang nasgor, memasukan nasi goreng ke dalam plastik
"Masa sih, mang," ucap Lea, berdiri karena melihat pesanan nya sudah siap.
"Iya, ini neng," ucap tukang nasgor, menyerahkan plastik yang berisi nasi goreng.
"Berpaa bang," ucap Lea.
"25 rb aja," ucap mamang nasgor.
"Ini uangnya," ucao Lea, menyerahkan uangnya.
"Kembali 25 rb," ucap mamang nasgor, mengambil uang dari Lea, dan memberikan kembaliannya.
"Makasih mang," ucap Lea, mengambil uang kembalian.
"Sama sama" ucap mamang nasgor
Lea lalu berjalan dan kembali ke konter.