S2 Selir Modern
Nessa yang berniat mencari hiburan, justru bertemu dengan seorang pria.
"Kenapa kau selalu mengikuti ku? Aku sudah menolong mu, pergilah!"
"Nona, izinkan aku untuk mengabdi padamu. Aku bisa bela diri ataupun menjadi pelayan mu nona!"
Bagaimanakah kisah cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sadar dan Kebingungan
Mata amber itu terbuka, menelisik sekelilingnya. Tubuhnya tidak bisa digerakkan, seolah membatu selama ini. Bibirnya juga kesulitan untuk bicara, terlihat dari bergetar nya bibir merah muda dengan sedikit memucat itu.
"Nessa!"
"Putriku! Putriku sayang, kau sudah sadar." Sosok pria gagah itu menggenggam tangan yang terhubung dengan infus itu. Mengecup dengan lama rambut yang terurai itu.
"Daddy senang sekali. Kau sudah sadar."
"Da..." ucapnya dengan sedikit sulit.
"Ya sayang, Daddy disini."
"Mo...."
"Nessa!" Sosok cantik berkulit putih itu berlari menuju ranjang rumah sakit yang menjadi sandaran untuk putrinya tertidur dalam waktu yang cukup lama.
"Putriku! Mommy sangat merindukanmu!" Shera mengecup seluruh wajah putrinya dengan penuh kerinduan. Air matanya sedikit tumpah membasahi pipi putrinya.
"Mom...."
"Ya sayang, mommy disini. Lihat! Kakak dan adik mu juga disini." Mata amber itu tertuju pada arah pintu, terlihat dua sosok pria dengan rupa yang berbeda yang memiliki ketampanan tersendiri.
"Adikku yang manis."
"Nevan....." Panggil Nessa, adiknya itu terlihat diam saja menatap nya.
"Nevan, kakak mu sudah sadar. Tidak ingin mengatakan sesuatu...."
"Kakak kenapa baru bangun? Air mata ku sudah kering untuk menangis. Aku tidak punya teman untuk bertengkar lagi." Ucapnya dengan terisak, tubuh kekar itu memeluk tubuh Nessa yang masih lemah dan membuat Nessa terdiam merasakan pelukan adiknya.
Erlan dan yang lainnya melihat adegan itu. Mereka semakin terharu melihat kasih sayang si bungsu pada Nessa. "Sudah, kakak mu baru bangun."
"Nevan, lepaskan! Kau membuat Nessa sesak." Giliran Leo yang berbicara, sambil melepaskan pelukan itu.
"Kakak menganggu saja! Aku masih rindu kak Nessa!" Ucap Nevan menatap kakak tertuanya dengan mata yang basah.
"Sudah-sudah! Atau mommy usir kalian berdua!" Keduanya terdiam mendengar ucapan mommy nya yang naik oktaf.
"Mo....m."
"Mereka berisik sekali, ada yang sakit sayang?" Tanya Shera dengan lembut.
"Mm...." Ucap Nessa dengan tidak jelas, dia sulit bicara.
"Dokter!"
Dokter memeriksa kembali keadaan Nessa. Erlan memperhatikan hal itu dengan seksama, dan terlebih putrinya tampak ingin bergerak dan mengatakan sesuatu. "Bagaimana keadaan putri ku?"
"Tuan, setelah bangun dari koma. Tubuh pasien diam dalam waktu yang lama, tanpa ada gerakan. Hal itu membuat keterampilan dasar seperti berjalan atau berbicara menjadi hilang. Tapi tuan jangan khawatir.... Itu bisa diatasi, dengan menjalani terapi fisik." Jelas dokter.
Shera mengelus rambut putrinya, dia sudah sangat senang melihat putrinya membuka matanya kembali. "Berapa lama dokter?" Tanya Leo.
"Itu tergantung pada nona Nessa. Dia koma hampir dua tahun, saya tidak bisa memberikan prediksi yang tepat. Tapi, dengan serangkaian terapi dan dukungan orang terdekat nya. Itu akan membantu proses penyembuhan nya." Jelas dokter kembali.
"Baiklah, terimakasih dokter."
"Sama-sama tuan, dan kami akan melakukan pemantauan pada kondisi nona Nessa selama seminggu ini. Sebelum dibawa pulang." Lanjut dokter.
"Baik."
"Bagaimana? Apa kata dokter?" Tanya Shera yang penasaran dengan perbincangan suaminya dengan dokter tadi.
"Putri kita akan kembali seperti semula. Kita harus menemani nya untuk itu."
"Tentu saja, aku tidak akan melepaskan tangan putriku meksipun sejenak. Mommy akan bersama mu sayang, kau pasti bisa... Kita lewati bersama."
"Pasti, kita lewati bersama." Nessa tersenyum dalam hatinya, tidak tau wajahnya bisa menunjukkan ekspresi bahagia nya atau tidak. Tapi satu hal, ditengah rasa haru bertemu kembali dengan keluarga nya. Dia merasakan sesuatu yang hilang dari nya.
*************
"Bangun! Hei!" Tubuh itu terlonjak ketika seember air mendarat di tubuhnya.
"Dimana aku?" Tanyanya dengan bingung, sejenak dia melupakan rasa basah yang mendera tubuhnya.
"Malah bengong! Urus ibumu itu! Kau tidak dengar? Dia baru saja muntah!" Ucap suara itu dengan nada tinggi.
Dia tampak tidak mendengar nada tinggi itu. Kepalanya tampak berpikir keras. Matanya melihat sekelilingnya. "Aku..... Aku dimana? Apa aku berada di zaman lain?"
Seketika kepalanya terasa sakit, ingatan demi ingatan memenuhi kepalanya. 'Dasar anak pembawa sial!'
'Sekarang, kau yang urus ibumu yang berpenyakitan ini!'
'Cari uang seperti yang kau katakan itu! Kau pikir gampang?'
'Apa yang bisa dilakukan oleh pria tamatan menengah atas seperti mu ini?' Hinaan demi hinaan berputar di kepalanya.
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🥰🙏
lanjut kak, tetap semangat /Determined/
betul kak, dari pagi tadi ada gangguan sistem sepertinya, karena novel lain juga begitu /Slight/