Tim A.. merupakan tim rahasia yang di bentuk oleh militer untuk membantu pihak militer dalam menjalankan misi secara rahasia. Tim A adalah Gabungan dari beberapa orang-orang hebat yang kebetulan mereka semua anak didik dari seorang sersan Angakatan Darat.
karena kemampuan dari anggota Tim.A yang berbeda - beda, mengakibatkan mereka terpisahkan dan di latih oleh aliansi militer yang berbeda-beda. sampai akhirnya....
Salah satu anggota dari Tim.A menghilang dalam menjalankan misinya.....
Konspirasi mulai bermunculan...
Mereka yang mempunyai kekuasaan, posisi tinggi, berpengaruh , banyak uang mencoba menutupi kebenaran dan menyebarkan informasi palsu ke publik...
Sampai tiba-tiba Dia yang hilang muncul kembali dan memperingati teman-teman untuk tidak percaya dengan informasi yang mereka dengar dari mereka yang berada di atas...
Apa yang di sembunyikan oleh para penguasa yang berada di atas ?...
Akankah mereka semua bisa mengungkap kan kebenaran nya ?....
TIM.A
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ana jus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akan Ku Balas Kematianmu.
Sang ketua kepolisian yang mendapatkan informasi dari bawahan nya, pun tidak merasa terkejut sama sekali.
..." Cih... Bagus lah lebih baik kau mati dan ku ga perlu repot-repot mengotori tangan ku untuk menghabisi diri mu."...
Sambil tersenyum senang.
...Di Kediaman Fiqri....
Para tetangga sekitar rumahnya Fiqri pada keluar rumah dengan paniknya, mereka berusaha membantu memadamkan api agar tidak merembet ke rumah-rumah lain.
Tidak lama Kemudian, pemadam kebakaran pun datang dan langsung menjalankan tugasnya.
Perlu waktu lama untuk memadamkan api, setelah api berhasil dipadamkan, mereka semua pun melihat kondisi rumah yang sudah menjadi abu dan bersatu dengan tanah. Para petugas pemadam kebakaran mulai mengecek kondisi kebakaran, mereka pun menemukan kartu identitas kepolisian yang setengah terbakar. Identitas milik Fiqri dan menyimpulkan bahwa Fiqri telah meninggal dunia terbakar hidup-hidup di dalam rumahnya sendiri.
Di Pagi Hari...
...Di Jakarta....
...Bandara Internasional Soekarno-Hatta....
Pesawat akhirnya mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan selamat, keluar dari pintu 3, Fiqri berjalan menulusuri lorong bandara sambil mengubah gaya pakainya dengan ekspresi sedih dan terus waspada. Dia selalu menengok ke arah kiri dan kanannya serta berjaga jarak dari siapapun yang berada di dekatnya.
Di perjalanan nya Fiqri di sekitar bandara, dia menyempatkan diri untuk duduk di kursi tunggu yang berada di bandara.
Sambil menundukkan kepalanya, Fiqri memiliki nasib nya sekarang dan juga menyesali tindakan nya sebelumnya.
Beberapa waktu yang lalu....
Di dalam rumah nya sendiri, Fiqri mengambil sebuah setrika lalu berlari ke arah dapur, dia pun memasukkan setrika itu ke dalam oven lalu menyalakannya. Setelah itu dia pun dengan sengaja memotong selang yang terhubung dengan gas yang membuat gas yang keluar dari selang tersebut keluar dan mencemari udara yang berada di dalam rumah, setelah itu dia juga menyalakan semua alat elektronik yang berada di rumahnya.
Lalu Fiqri segera mengambil tas nya, sebelum meninggal rumah, dia melemparkan kartu indentitas kepolisian miliknya sendiri lalu lari keluar lewat pintu belakang.
Saat di luar rumah, sambil mengendap-endap Fiqri memantau pergerakan orang-orang yang berada di dalam mobil. Beberapa menit kemudian Oven pun tiba-tiba meledak di sertai dengan percikan api.
...💥🔥💥🔥💥🔥...
Ledakan tersebut pun menjadi ledakan paling hebat di karenakan gas yang sudah memenuhi seisi rumah, yang mengakibatkan ledakan besar di rumah kediaman Fiqri.
Di saat ledakan tersebut Fiqri memanfaatkan situasi untuk kabur, di saat semua orang teralihkan perhatiannya.
Kembali ke masa kini...
Fiqri menarik nafas panjang, dia mulai mengeluarkan kertas yang berisi alamat dari surat pak Gabriel.
Sambil mengingat pesan dari Almarhum pak Gabriel dan perilaku yang dia dapatkan dari orang - orang yang berkhianat.
..." Aku berjanji akan membalaskan kematian mu pak Gabriel, serta akan membuat mereka semua yang telah berkhianat menerima akibatnya."...
...Di Pangkalan Militer Angkatan Darat....
Letnan Daffa sedang berdiri di depan ruang kerja nya sambil terus-menerus menghubungi seseorang. Dengan ekspresi wajah yang panik dan khawatir.
Sementara itu...
Adin, Akbar, Kevin, Axel, Celsi dan Hana yang sedang berjalan-jalan santai di sekitar pangkal.
..." Aduh... Ketua tim, kapan nih kita mendapatkan misi ?."...
..." Ya nih... Tangan gw udah pegal kepingin memukul orang jahat."...
Akbar dan Axel mengeluh kepada Adin yang menjabat sebagai ketua Tim.A.
..." Sabarlah belum ada perintah dari atasan dan lagi pula tuh besti lu aja tangannya masih cedera."...
Sambil menunjuk ke arah Kevin.
..." Eh... Tunggu dulu, tangan kiri gw memang cedera tapi kan masih ada tangan kanan dan lagian gw masih bisa menembak dengan satu tangan."...
..." Nah tuh... Ketua."...
..." Ya tuh.... Ayo lah ketua, masa ga ada misi buat kita."...
Akbar dan Axel mencoba untuk merayu Adin.
..." Kalau masih mau misi minta nya sama atasan lah jangan minta sama gw."...
..." Kan lu ketua tim, jadi lu harus mewakili kita semua untuk berbicara dengan atasan. Benar kan Celsi, Hana."...
Axel memandangi Celsi dan Hana, mereka berdua pun mengangguk-angguk kan kepalanya sebagai tanda setuju.
Adin yang melihat hal tersebut pun hanya bisa menarik nafas dalam-dalam.
...Di Gerbang Pintu Masuk....
Terdapat dua tentara yang sedang bertugas jaga di pos penjagaan dengan mengunakan perlengkapan yang lengkap di sertai dengan senjata api.
Tiba-tiba...
Ada sebuah taxi yang berhenti tepat di depan gerbang, Lalu seorang pria keluar dari dalam taksi tersebut, sosok pria itu adalah Fiqri.
Kedua tentara yang melihat sosok pria dengan berpakaian serba hitam di sertai topi, masker dan tas yang cukup besar yang berada di pundaknya. Hal itu membuat mereka berdua mulai berjaga-jaga.
Salah satu tentara berjalan menghampirinya.
Fiqri yang baru keluar dari dalam taksi, mulai memandangi lingkungan sekitar.
..." Ah... Serius san ini pangkalan militer, Apa jangan-jangan ini yang maksud dari perkataan pak Gabriel waktu itu ?."...
Dengan penuh tanda-tanya di pikiran nya, tiba-tiba Fiqri di tegur oleh tentara yang sedang bertugas.
..." Apa yang bisa saya bantu ?."...
..." Astaga."...
Sang tentara memandangi Fiqri dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan begitu sinis. Fiqri yang merasa risi di pandang sini pun, mulai membuka masker yang menutupi wajahnya.
..." Mohon ijin sebelum, kalau boleh tanya ini benar ga alamatnya di sini ?."...
Sambil menunjukan kertas yang berisi alamat.
..." Ya benar ini alamat Pangkalan Militer Angkatan Darat, Ada keperluan apa anda ke sini ?."...
..." Saya sedang mencari Pak Daffa."...
..." Ada keperluan, apa anda mencari beliau ?."...
..." Saya ingin menyampaikan surat ini."...
Sambil Fiqri menunjukan surat dari Almarhum pak Gabriel.
Melihat surat tersebut sang tentara pun menoleh ke temannya yang juga bertugas, yang dimana temanya mengangguk kan kepalanya.
..." Kalau begitu saya akan membawa mu bertemu dengan beliau tapi sebelumnya, anda harus mengisi buku tamu terlebih dahulu."...
Tentara tersebut pun mengarahkan Fiqri ke pos jaga untuk mengisi buku tamu, setelah Fiqri menulis namanya dan keperluannya. Sang tentara pun menghantarkan Fiqri bertemu dengan Letnan Daffa.