"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"ayo kita kembali ke kerajaan lolia" ucap ku setelah mengubah wajah ku dan putri lenora, sedangkan aurora mengubah wajahnya sendiri.
Sekarang kita masih menggunakan jubah tapi dengan tudung terbuka.
"Kita terbang untuk keatas" tambah ku lagi.
Aku terbang membawa putri, aurora terbang sediri, sampai diatas tebing, kita mendarat.
"Aurora" panggil ku.
"Ya?" Sahut aurora.
"Lari 10 km sekarang" perintah ku.
"Ehh? Kenapa aku harus melakukan itu?" Tanya aurora gerutu.
"Bukankah kau ingin bertambah kuat?" Tanya ku.
"Baik guru" jawab nya entah kenapa tiba-tiba dia menurut, kemudian tongkat sihir yang ada ditangannya menghilang, pasti disimpan olehnya terkebih dahulu, lalu mengikat rambutnya.
"Aku tau sejauh mana kamu berlari, kamu membawa batu cherry itu kan, jadi jangan coba membohongi ku" ucap ku, kemudian dia mulai berlari tanpa mengucapkan apapun lagi.
"Ayo kita berjalan-jalan di kota putri" ajak ku ke putri lenora.
"Ya" jawab putri, Kami melangkah berjalan kaki.
Aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk berdua saja dengan putri lenora.
"Nicolas apa kamu tidak berlebihan tadi?" Tanya putri.
"Tidak, jika dia memang ingin kuat, itu juga dibutuhkan" jawab ku.
"Apa aku harus belajar sihir?" Tanya putri lenora.
"Terserah pada mu, jika kamu mau aku akan mengajari mu, tidak pun tidak apa-apa, aku akan melindungi mu" jawab ku.
"Tapi ku dengar belajar sihir harus dari kecil" balas putri lenora.
"Itu benar, mungkin agak sulit mempunyai kekuatan sihir saat sudah dewasa" jawab ku.
"Kalau begitu aku percaya pada mu saja" balasnya kemudian memeluk tangan ku, dia menempel di samping ku.
"Ya, lagi pula aku ingin menikmati waktu berdua dengan mu saat ini ahaha" jawab ku kemudian sedikit tertawa.
"Ternyata kamu juga licik" jawab putri.
"Tidak, itu juga termasuk pelatihan dari ku, dan bagusnya kita bisa berdua sekarang" jawab ku.
Aku melihat seekor rusa, mengeluarkan peluru sihir dari jari ku, rusa pun terjatuh.
"Sebentar putri" ucap ku melepaskan pelukannya.
"Apa yang ingin kau lakukan denga rusa itu?" Tanya putri saat aku melangkah ke rusa itu.
"Menjualnya, untuk kita makan dan menginap malam ini" jawab ku, kemudian mengangkat rusa di bahu ku.
Tak lama kami sampai di kota, aku menjual rusa ini dan mendapatkan 130 pin.
"Ayo kita makan putri" ajak ku.
"Tunggu nicolas, ayo kita kesana" ucap putri yang menunjuk keramaian, dia sangat antusias, sebuah game memecahkan balon dan banyak hadiah boneka.
"Saya mau 2 keranjang" pinta ku pada penjaga permainan ini.
"Jadi 2 pin" kata penjaga permainan ini, aku memberi kan 2 pin.
"Untuk mendapatkan hadiah ini, setidaknya 6 balon harus pecah, semakin banyak balon yang pecah semakin besar hadiah yang didapat dan dilarang menggunakan sihir" penjaga itu menjelaskan permainannya
Aku memberikan satu keranjang pada putri, setiap keranjang 10 panah kecil.
Tit.. tiit. Titt.. suara bunyi.
"Kau didiskualifikasi, dilarang menggunakan sihir" ucap penjaga kepada salah satu orang yang baru saja melempar kan sebuah anak panah, ternyata ada deteksi sihir disini.
"Kita lihat nora, berapa balon yang bisa kamu pecahkan" ucap ku.
"Lemparan ku akan lebih baik dari mu" jawab putri.
"Ayo kita lihat, kau mulai duluan" jawab ku.
Nora langsung melemparkan panah itu.
Lemparan pertama nya mengenai balon itu tapi terpental, sehingga balon itu tidak pecah.
"Satu gagal" seru ku.
"Ini baru percobaan" sahut putri.
Lemparan kedua diluncurkan dan berhasil membuat balon itu pecah.
"Sudah ku bilang aku bisa, aku juga seorang pemburu" sahut nya.
"Baiklah, kita lihat berapa balon yang akan berhasil dipecahkan" balas ku.
Dilanjutkan lemparan ketiga, berhasil mengenainya lagi, empat gagal, dan seterusnya hingga sepuluh kali.
"Pada akhirnya kau hanya bisa memecahkan 6 balon" sahut ku.
"Biarkan saja, yang penting aku dapat hadiahnya" balas putri lenora.
"Aku mau itu" tambah putri dengan menunjuk sebuah minuman botol.
"Ahh segarnya" ucapnya setelah minum.
"Baiklah sekarang giliran ku" jawab ku.
"Lihat lah aku akan beraksi" tambah ku setelah meletakkan panah-panah kecil di antara jari-jari ku, ada 3 panah.
"Kau serius?" Tanya putri sedikit tidak percaya.
"Tentu saja' jawab ku kemudian langsung melemparkan panah-panah itu sekaligus, semuanya berhasil memecahkan balon, beberapa orang disini ikut berteluk tangan melihat aksi ku.
"Aku lebih jago dari mu nora" ucap ku.
"Lain kali aku tidak akan kalah, lagi pula kau baru melemparkan 3 panah, kau hanya beruntung" jawab putri.
"Baiklah ayo kita mulai lagi" ucap ku.
Aku mengambil panah-panah itu lagi di antara jari-jari ku, di tangan kanan dan kiri ku.
"Wuuu, ayoo" orang-orang bersorak melihat ku.
Aku ingin langsung meluncurkan 6 anak panah.
Aku meluncurkannya, dan masing-masing memecahkan balon.
"Wowww kau luar biasa" sahut seseorang.
Tersisa satu panah, aku langsung melemparkan nya, balon pecah lagi.
"Kerenn" sahut orang lagi.
"Kamu keren sekali" satu wanita mendekati ku, apa dia tidak lihat aku sedang bersama wanita lain disini.
"Kamu bermain dengan ku" seornag wanita lagi.
"Kamu sangat tampan" ucap wanita lainnya.
"Pilih lah hadiah mu nora, itu semua untuk mu" ucap ke nora.
"Apa itu wanita mu?" Tanya salah satu wanita yang mendekati ku.
"Ya, tentu saja" jawab ku.
"Aku mau itu" tunjuk nora ke arah boneka beruang merah muda yang besar.
Seorang penjaga mengambilnya, kemudian memberikan itu pada Nora.
"Mau kah kau bermain untuk ku?" Tanya seorang wanita lagi.
Putri lenora tiba-tiba saja memegang pergelangan tangan ku, dan menarik ku, kami menjauh dari tempat permainan tadi.
Dia melepakan pegangannya pada ku, lalu duduk di bangku panjang depan air mancur di tengah kota, dengan cemberut dan memeluk boneka beruangnya.
"Jangan cemberut begitu, kau tidak perlu cemburu" ucap ku setelah duduk disamping nya.
"Mereka semua menggoda mu, kau kau tidak mengatakan apapun" jawab putri kesal.
"Aku mengatakan itu untuk mu, agar mereka tau aku sudah punya kamu, tapi mereka tidak mengerti dan tetap menggoda ku" balas ku.
"Tetap saja aku tidak suka" balas putri.
"Aku mengabaikan mereka putri, bukan aku yang menggoda mereka" balas ku lagi.
"Terserah" jawab putri, aku bingung harus berkata apa lagi.
"Ayo kita cari restoran untuk makan, hari sudha mulai gelap" ajak ku.
"Dimana?" Tanyanya masih kesal dan tatapan ke air mancur.
"Kau mau makan apa?" Tanya ku.
"Apa saja" jawab putri masih melihat ke arah air mancur.
"Bagaimana jika restoran kemarin? Kau sangat suka dengan menu disana bukan?" Tanya ku.
"Bebas" jawabnya singkat. Entah kenapa palaku yang jadi sakit.
"Baiklah, ikut aku" aku memegang tangannya, menariknya pelan dan mengajaknya duduk di tepi air mancur.
Aku mengeluarkan 2 pin, dan memberikan 1 pin kepadanya.
"Katanya, saat kita membuang pin ini kedalam kolam, lalu kita berdoa, doa kita akan dikabulkan" ucap ku, dia melirik ku sesaat, lalu membuang pin itu, meletakkan tangannya di depan dada, memejamkan matanya.
"Aku mohon agar nicolas tidak memiliki wanita lain selain diriku, aku mau dia hanya untukku, tak peduli wanita lain menginginkan, tak peduli seberapa cantik wanita lain itu, aku mohon hanya berikan hati nicolas pada ku" ucap nya, aku tidak menyangka dia berdoa secara terang-terangan di hadapan ku.
Aku menarik napas,
"Putri, ketahuilah bahwa vampir itu setia, dia hanya memiliki satu pasangan di dalam hidupnya" ucap ku kemudian melemparkan koin ku ke dalam kolam dan menyatukan kedua tanganku di depan dada untuk berdoa, aku memejamkan mata.
"Aku mohon jadikanlah cinta ku kepada putri lenora abadi, seperti angin yang terus berhembus, seperti malam yang bertukar siang, dan siang yang bertukar malam dan tidak ada yang ketiga diantaranya" ucap ku kemudian membuka mata lagi.
Aku melihat dia mengeluarkan air mata, aku memeluk nya, dia juga memelukku.
"Merasa lebih baik?" Tanya ku dalam pelukan.
"Ya" jawab putri kemudian melepaskan pelukannya.
"Jadi, kita mau makan apa?" Tanya putri dengan nada cerianya lagi, mood nya langsung berubah.
"Kamu ingin apa?" Tanya ku lagi.
"Aku ingin mencoba makanan lain yang belum pernah kucoba" jawab putri.
Aku bahkan belum tau apa saja yang belum pernah dia coba.
"Ayo kita cari restoran lain" jawab ku.
"Ya" jawab dia dengan senyum indahnya, dan memegang tanganku lalu menariknya, kami berkeliling kota sambil berpegangan tangan untuk mencari sebuah restoran.
"Ayo kita coba restoran itu" seru putri lenora menunjuk sebuah restoran yang bergambar mangkuk berisi mie.
"Ya" jawab ku, lalu masuk ke restoran itu.
"Guru, aku sudah berlari sejauh 10 km" ucap aurora di batu cherry, aku mendengar.
"Kembali lah, aku sudah mengirim lokasi ku ke batu itu, alirkan energi sihir mu ke batu itu dan dia akan memandu mu ke tempat kami" jawab ku melalui telepati ke batu itu.
Aku dan lenora memilih tempat duduk dengan 4 kursi.
Aku mengangkat tangan ku memanggil pelayan.
"Pesan saja apa yang kamu ingin, sekalian untuk Aurora" ucap ku.
"Kamu?" Tanya putri.
"2 piring daging saja" jawab ku.
"Minum nya apa?" Tanya putri lagi.
"Kalian saja" jawab ku, karena aku tidak bisa minum selain darah.
Dia memilih banyak makanan dengan sangat antusias, aku hanya melihatnya tersenyum.
"Ada apa?" Tanya putri selesai memesan dan pelayan pergi.
"Tidak ada, aku hanya mengagumi mu, teruslah tersenyum putri" jawab ku. Kemudian di tersenyum lagi.
Tak lama pesanan datang.
Aku mulai makan,
"Enaknya" ucap ku setelah menelan satu suapan.
"Kita tidak menunggu aurora?" Tanya putri.
"Biarkan saja dia" jawab ku kepada Putri, aku membalikkan kata yang sering diucapkan aurora kepada ku ahaha.
"Kamu makan saja, ini enak, kamu harus mencobanya" seru ku.
Dia mencoba satu suapan di salah satu makanan.
"Kamu benar, ini sangat enak" ucap putri dengan cerianya, dia melanjutkan makannya.
"Kalian" teriak kesal aurora yang baru saja datang, dengan batu cherry terbang di depannya lalu jatuh di meja makanan kami, dia menghampiri, kemudian mengantongi batu itu lagi.
"Aku berlari, dan kalian enak-enakan makan Disni" kesal aurora.
"Tenanglah, kami sudah menyiapkan makanan untuk mu, ayo kita makan" balas ku dengan tenang.
"Ya aurora, aku memesan banyak, makan saja apa yang kamu mau" sahut putri lenora.
"Terima kasih" ucapnya dengan nada kesal, lalu mengambil sebuah piring dan memakannya.
Kami makan bersama malam ini.
"Memangnya kalian punya uang untuk membayar ini?" Tanya aurora selesai kita makan, dan sebuah piring kosong.
Aku memetikkan jari ku dan uang muncul di atas meja.
"Hey itu ilegal" sahut aurora, kemudian memetik kan jari ku lagi dan uang itu hilang.
"Jangan teriak, aku bercanda" balas ku pelan
"Ya, dia menjual rusa buruannya tadi, sebelum kami kesini, dia memburu seekor rusa" sahut putri lenora.
"Jadi begitu, kamu tidak menggunakan cara curang" balas aurora.
"Jika aku ingin melakukan itu, aku sudah melakukannya dari awal, tidak perlu berburu, bahkan menjadi aktor, aku hanya perlu menikmati hidup ku di dunia ini, tapi aku tidak menyukai cara instan" balas ku.
"Kamu memang vampir yang baik" sahut aurora.
"Entah bisa dibilang baik atau tidak aku hanya menjalani hidup ku dengan cara ku sendiri untuk menikmatinya" balas ku.
Setelah itu kami pergi ke sebuah penginapan memesan sebuah kamar untuk 2 orang.
Mereka tidur di ranjang masing-masing, sedangkan aku duduk di jendela menatap pemandangan ke luar jendela. Kota sudah mulai sepi dan bulan terlihat jelas dengan cahayanya yang terang.