Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 : Bermain Kembang Api
"Apa-apaan Aku ini? Kerasukan? Lupakan saja. Mana ada orang kerasukan di dunia ini. Aku pembisnis yang selalu berpikir rasional, kenapa barusan Aku berpikiran tidak jelas? Mungkin perubahan sikap Emilia hanya perasaanku saja. Siapa tau dulu ada hal yang terlewatkan olehku, karena Aku sering mengabaikannya," batin Agam, menepis semua kecurigaan yang ada.
"Sayang, silahkan masuk," kata Agam, kemudian membuka pintu mobil. Emilia pun masuk.
Sepanjang perjalanan pulang, Emilia tidak bicara apa-apa pada Agam. Dia merasa bad mood karena mimpi bertemu Emilia asli tadi di sekolah. Entah kenapa, semakin ke sini, dia semakin tidak rela meninggalkan tubuh Emilia asli. Perasaan itu membuat jiwa Viona terbebani.
Di rumah, Emilia juga diam tidak banyak bicara. Dia lebih banyak melamun dan murung. Saat waktunya makan dia makan, saat waktunya mandi dia mandi, tanpa banyak berkomentar. Diamnya Emilia membuat Agam bingung.
Di malam yang tenang, dengan banyak bintang di atas langit, Agam menyiapkan kembang api sangat banyak di balkon. Dari atas balkon rumah, terlihat jelas pemandangan halaman dan beberapa bangunan di dekat rumah mereka. Pemandangan itu sangat indah di malam hari, dengan banyak lampu yang menghiasi tempat itu. Agam membawa Emilia ke balkon untuk menghiburnya yang tiba-tiba pendiam.
"Ayo ikut Aku," ajak Agam pada istrinya. Emilia yang duduk melamun di kursi kolam renang mau tidak mau ikut Agam.
"Kemana?" tanya Emilia.
"Ikut saja," jawab Agam.
Agam menggenggam tangan Emilia sepanjang langkah. Dia membawa Emilia ke balkon rumah mereka.
"Coba lihat, indah kan pemandangannya?" ucap Agam.
"Hhmm," jawab Emilia singkat.
"Itu ada kembang api, Kamu suka main kembang api kan? Ayo kita main kembang api kecil," ajak Agam.
Emilia mengangguk."Ternyata Aku dan Emilia asli juga punya beberapa hobi yang sama," batin Emilia.
Agam membuka bungkus kembang api, memberikan dua untuk Emilia pegang di tangan dan kirinya. Lalu dia raih mancis dan menghidupkan apinya. Kembang api pun hidup dan menyala begitu indah.
"Wah ..." kata Emilia terpukau, dia tersenyum kecil.
Melihat senyum di wajah istrinya membuat Agam lega, dia lebih suka Emilia tersenyum dari pada pendiam. "Kamu suka?" tanya Agam.
"Sangat suka," jawab Emilia.
Dua kembang api yang di nyalakan tadi habis, Agam memberikan dua kembang api lagi untuk Emilia, juga untuk dirinya sendiri. Lalu kembang api kembali di nyalakan.
"Ini seru," puji Emilia, semakin tersenyum lebar.
"Dia cantik sekali saat tersenyum," puji Agam dalam hati. Sejak tadi Agam hanya memandang wajah istrinya, perhatiannya tidak pada kembang api.
"Yah, habis lagi," ucap Emilia.
"Tenang, masih banyak stok."
"Kapan Kamu beli ini semua?"
"Barusan di antar oleh Panji. Istriku mau menembakan kembang api besar ke langit?"
"Kembang api tembak? Kamu juga membeli itu?"
"Semua jenis kembang api ada."
"Aku mau coba. Tapi Aku takut menembakannya."
"Kita tembak sama-sama."
Agam meraih satu batang kembang api tembak kemudian menghidupkannya. Agam dan Emilia memegang ujung kembang api berdua.
Tor
Tor
Tor
Satu batang kembang api tembak itu berhasil menembak sebanyak 12 kali kembang api ke atas langit, hingga menghasilkan pemandangan yang indah.
"Indah sekali," puji Emilia.
"Begini kan cantik, senyum dong, jangan diam terus," ucap Agam. Emilia tidak menyangka, ternyata Agam menyadari sikap pendiamnya.
"Suamiku perhatian juga."
"Di dunia ini cuma Aku suami terbaik. Suami yang selalu siap menghibur istrinya," puji Agam pada dirinya sendiri dengan bangga.
"Oh ya?"
"Sayang, lupakan kejadian di sekolah tadi. Dia sudah mendapat ganjarannya. Ku mohon, istriku jangan pendiam di rumah. Aku tidak bisa melihat istriku melamun dan sedih," kata Agam dengan lembut. Agam kemudian meletakan batang kembang api yang mereka pegang di lantai. Lalu meraih kembali tangan Emilia dan mengelusnya dengan lembut.
"Agam, apa yang akan terjadi jika Kamu tau kalau Aku bukan Emilia?" tanya Emilia dalam hatinya. Agam pikir Emilia diam karena masih memikirkan insiden di sekolah tadi, padahal tidak. "Aneh sekali, kenapa akhir-akhir ini Aku merasa dialah suamiku, padahal dia suami Emilia?" ucap Emilia lagi dalam hati.
"Suamiku ternyata semakin hari semakin lembut dan baik. Aku tidak menyangka. Padahal pertama kali bertemu, Kamu sangat galak padaku waktu di rumah sakit," ucap Emilia, keceplosan.
"Pertama kali bertemu? Di rumah sakit? Maksud Kamu?" Agam tiba-tiba terkejut dengan perkataan istrinya, jelas-jelas mereka bertemu pertama kali waktu kecil di acara amal perusahaan, saat mereka ikut orangtua mereka ke acara itu.
Emilia baru menyadari perkataannya.