Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Rencana
Alex memang diam seribu bahasa dan memperhatikan bentuk tubuh Mauren, tapi bukan berarti suka.
"Ngapain kamu di kamar saya?" ujar Alex dingin, tegas, dan menatap tajam mata wanita yang sudah lancang masuk ke dalam kamarnya.
Suara bariton itu mengagetkan Mauren di karenakan Alex yang tadinya memperhatikannya berubah menjadi menatap penuh jijik dan benci. Karena memang tidak tahu malu, Mauren malah sengaja melangkah mendekati Alex untuk menggodanya.
"Kenapa sayang? Ini kan kamar kita, tentunya aku akan tidur di kamar ini bareng kamu." Mauren ingin memeluk Alex tapi Alex malah mendorong kasar tubuh Mauren enggan di sentuh olehnya.
"Jangan pernah menyentuh saya! Tubuhmu itu sering membuat saya gatal, menjijikan, kuman sialan!" Alex mengumpat marah sambil berjalan mendekati meja mengambil pembersih antiseptik dan menyemprotkannya pada tangan yang terkena sentuhan kulit dengan wanita yang tidak ia sukai.
Mauren mendengus kesal begitu sulit membuat Alex mau menyentuhnya. Dia kembali berdiri dan melepaskan kain yang tersisa di tubuhnya.
"Kamu jangan pura-pura tidak mau, kamu sendiri begitu terpesona melihatku kan? Ayo kita lakukan? Aku sudah siap menikmati penyatuan kita." Mauren berjalan ke atas kasur dan merangkak erotis agar pantulan dirinya terlihat di cermin kemudian berpose sesexy mungkin supaya Alex bernafsu.
Tapi, bukannya bernafsu, Alex malah semakin jijik dan tidak menyukainya. "Lebih baik kamu keluar dari kamar saya sebelum saya menyeretmu!"
Mauren tak pantang menyerah, dia kembali mendekati Alex dan di saat itu Alex makin marah, dia mengambil tissue kemudian menarik paksa Mauren ke luar kamar tanpa memperdulikan wanita itu telanjang ataupun tidak.
Mauren terhempas ke lantai dengan bokong terbentur keras. "Awww, bokongku sakit, Alex."
"Saya tidak peduli! Kamu tuli, hah? Saya menyuruhmu keluar dan sekarang kamu keluar sialan! Sampai kapanpun saya tidak sudi menjadikanmu istriku! Satu lagi, jangan kamu injakkan kaki di kamar saya!" bentak Alex melemparkan Mauren ke luar kamar dan melepaskan lilitan handuknya lalu melemparkan tepat mengenai wajahnya. Untungnya sudah mengenakan celana, jadi tidak perlu takut dilihat.
Blug!
Alex langsung membanting pintu kamarnya saking kesal atas tindakan Mauren barusan. Mauren pikir Alex mudah di taklukan wanita dan mudah menyentuhnya? Tidak, Alex tidak semudah itu di taklukan wanita.
"Sialan, mood gue hancur gara-gara istri pilihan Mami itu." Lalu Alex meminum obat gatalnya kemudian menghubungi Kenan.
( "Lo carikan gue apartemen yang baru sekarang juga lengkap dengan fasilitas mewahnya!" )
Tut...
Alex segera mencari pakaian dan setelah mendapatkannya dia mengambil kunci mobil dan mengambil dompet kemudian pergi dari sana.
"Alex sialan, awas kamu. Akan ku buat kamu bertekuk lutut dan akan ku adukan sikap kasar mu ini pada Mami mu," Mauren berdiri seraya melilitkan handuk yang menutupi bagian dada hingga lutut.
"Loh, Mauren. Kok kamu di luar dalam keadaan begini?" Mami Rosa terkejut melihat Mauren.
"Mami Alex mengusirku dari kamarnya, Mami. Dia juga mendorongku, padahal aku sedang berusaha menjalankan tugasku seorang istri agar tidak menjadi istri durhaka, tapi dia... hiks hiks hiks." Mauren mengeluarkan air mata biawaknya untuk mengelabui mertuanya dan untuk mendapatkan simpati dia.
"Anak itu keterlaluan. Biar Mami yang bicara." Di saat hendak mengetuk pintu, pintu sudah di buka dari dalam.
"Apa yang kamu lakukan pada Mauren, Alex?"
Alex memutar matanya jengah atas sikap wanita sialan itu. "Pasti ngadu sama Mami. Bodo amat, Alex tidak peduli dengan ocehan mulut penuh dusta itu."
"Alex tunggu, Alex! Mami belum bicara sama kamu."
"Bicara saja sama tembok!"
******
Restoran
"Kamu yakin akan membalas setiap apa yang Mauren lakukan pada kamu dan Celine? Kamu yakin akan merebut suami Mauren? Kalau suatu hari nanti Alex tahu jika kamu hanya mempermainkan dia dan hanya mendekatinya gara-gara balas dendam bagaimana? Bisa-bisanya dia bakalan marah besar atas apa yang kamu lakukan." Sarah menanyakan lagi perihal perkataan Eliza yang akan merebut suami Mauren seperti dulu yang Mauren lakukan kepadanya dan kepada beberapa orang lain.
Eliza yang tengah menyantap makanan di salah satu restoran pun menjawab, "Aku yakin, jika pria itu tahu apa yang ku lakukan itu artinya permainan selesai dan aku akan kembali menjadi Eliza pemilik kedai kopi. Lagian, aku tidak akan membiarkan Mauren terus-menerus melakukan hal yang membuat rugi orang lain. Jika apa yang aku alami terjadi lagi kepada pria itu bagaimana? Jika nanti seluruh hartanya diambil dan di tinggalkan begitu saja bagaimana? Lalu kapan rantainya bakalan putus jika tidak ada yang memutuskan?" ujar Eliza sudah yakin dengan keputusannya.
Dia sudah memikirkan matang-matang tentang rencananya ini. Bukan karena cinta dan menyukai pria itu, tapi karena Eliza tidak mau ada korban lain selain Vicky dan kakaknya Celine yang menjadi korban terakhir pemerasan menggunakan atas nama cinta yang di lakukan Mauren.
"Lalu, langkah apa yang akan kamu lakukan pertama kali mendekatinya? Kamu tidak mungkin bisa masuk begitu saja tanpa adanya hal yang penting. Mendekati Alex bukalah hal yang mudah, El. Banyak yang beredar pria itu paling anti sama perempuan dan paling benci tubuhnya di sentuh perempuan. Jika ada yang menyentuhnya, pria itu akan membasuh tempat yang kena sentuhan menggunakan pembersih," papar Sarah memberitahukan tentang Alex.
Tentunya Eliza terkejut hingga yang tadinya akan menyuapkan makanan ke mulut menjadi tertahan di udara dengan mulut terbuka dan mata menatap heran pada Sarah. Kemudian menyimpan kembali ke atas piring.
"Kamu seriusan pria itu seperti itu? Masa sih? Aku tidak melihat jika dia tidak menyukai wanita? Aku juga tidak melihat kalau dia suka membawa antiseptik untuk membersihkan kulitnya?" Eliza tidak mungkin percaya begitu saja karena waktu itu, pria yang akan menjadi sasaran nya menggendong dia bahkan mencium bibirnya di depan banyak umum, kan heran.
"Menurut yang beredar begitu, El." jawab Sarah sambil mengucek minumannya lalu meminumnya menggunakan sedotan.
"Ah tidak mungkin, saat aku kecelakaan dia menyentuhku, menggendongku dan juga mencium bibirku di depan umum. Mana mungkin punya penyakit alergi wanita jika dengan aku terlihat biasa saja." Dahi Eliza mengkerut menandakan sebuah kebingungan yang terjadi padanya dan tengah memikirkan benarkah pria itu seperti yang di bicarakan Sarah? Tidak mungkin.
Dan Sarah sampai tersedak minuman gara-gara mendengar perkataan Eliza.
"Apa! Ukhukk.. ukhuuk..."