Anindya Alyssa seorang wanita manis yang memiliki warna kulit putih bersih, bekerja sebagai waiters di salah satu hotel yang cukup terkenal di kotanya. Hidup sebatang kara membuat harapannya untuk menjadi sekretaris profesional pupus begitu saja karena keterbatasan biaya untuk pendidikan nya.
Namun takdir seakan mempermainkan nya, pekerjaan sebagai waitres lenyap begitu saja akibat kejadian satu malam yang bukan hanya menghancurkan pekerjaan, tetapi juga masa depannya.
Arsenio Lucifer seorang pria tampan yang merupakan ceo sekaligus pemilik dari perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Terkenal akan hasil produksi yang selalu berada di urutan teratas di pasaran, membuat sosok Lucifer disegani dalam dunia bisnis. Selain kehebatan perusahaan nya, ia juga terkenal akan ketampanan dan juga sifat gonta-ganti pasangan setiap hari bahkan setiap 6 jam sekali.
Namun kejadian satu malam membuat sifatnya yang biasa disebut 'cassanova' berubah seketika. Penolakan malam itu justru membuat hati seorang Lucifer takluk dalam pesona seorang waiters biasa.
Lalu bagaimana kisah Assa dan Lucifer?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Suara dentuman musik yang begitu keras seakan ingin mendobrak gendang telinga, lampu-lampu yang redup dan berwarna warni membuat penglihatan menjadi remang-remang. Tampak juga para pria yang sudah setengah sadar bersama gadis-gadis yang memakai seksi sedang menari diatas lantai dansa.
Disudut ruangan tersebut, seorang pria tengah duduk ditemani oleh tiga orang wanita malam. Ditangannya terdapat segelas minuman yang terisi dengan dibantu oleh sang wanita.
"Anda sangat tampan, Bos. Bisakah saya menjadi partner anda malam ini?" bisik seorang wanita malam seraya mengusap dada si pria dengan sensual.
Pria yang tak lain adalah Arsen itu tersenyum miring, ia menoleh ke arah sang wanita lalu mengusap wajah wanita itu dengan jari telunjuknya.
"Sayang sekali aku tidak tertarik pada tubuhmu!" balas Arsen tersenyum evil.
Wanita itu tampak langsung terdiam, ternyata benar kata teman-temannya bahwa seorang Arsenio Lucifer memang gemar bermain wanita, namun bukan wanita sembarangan.
"Pergilah dari sini, aku muak melihat kalian!!" usir Arsen pada ketiga wanita yang sedang bergelayut manja padanya.
Satu wanita pergi, satu lagi pergi dan hanya tersisa satu wanita yang masih setia duduk disebelah Arsen. Wanita yang membantu pria itu menuang minuman ke dalam gelas.
"Kau." Panggil Arsen menunjuk wanita yang tampak berbinar menatapnya.
"Iya, Bos?" tanya nya dengan suara dibuat semenggoda mungkin.
"Kenapa kau masih disini, sudah aku katakan bahwa tinggalkan aku bukan!" jawab Arsen dengan cetakan rahang yang terlihat samar diruangan tersebut.
Wanita malam itu perlahan semakin mendekati Arsen, usapan sensual di dapatkan oleh Arsen namun tak dapat membangkitkan gairah dalam dirinya.
"Bos, saya bisa melakukannya dengan durasi lama." Bisik wanita itu disertai tiupan manja.
Arsen berdecih, ia melonggarkan dasinya dengan perasaan kesal lalu menoleh menatap wanita yang tampak menggigit bibirnya berusaha menggoda.
"Apa kau masih perawan?" tanya Arsen seketika membuat wajah wanita malam itu berubah pias.
"Tidak, 'kan? kalau begitu pergilah dari sini, sialan!" usir Arsen mengerem marah.
Mendengar itu lantas membuat wanita tadi pergi dengan perasaan takut bercampur malu, lagipula tidak akan mungkin bisa menemukan seorang gadis perawan ditempat seperti ini.
Namun, bukan Arsen namanya jika tak dapat menemukan. Ia beranjak dari duduknya, mendekati seorang wanita yang menjadi pengantar minuman di bar tersebut.
"Kau, bisa aku bicara denganmu?" tanya Arsen menunjuk gadis tersebut.
"Tentu, Bos. Ada yang bisa saya bantu?" tanya gadis itu tampak gugup.
"Kau masih perawan, bukan?" tanya Arsen langsung tebak.
Gadis itu tampak tersentak dan cukup terkejut dengan pertanyaan pria tampan di depannya. Namun yang membuatnya lebih terkejut adalah tebakan pria itu, ia memang benar masih perawan dan baru saja bekerja di bar ini.
"Ada apa, Bos?" tanya gadis itu belum menjawab pertanyaan Arsen.
"Berikan perawan mu untukku dan aku bisa memberikan apapun padamu malam ini." Jawab Arsen tanpa ekspresi.
Bagaimana Arsen tahu bahwa gadis itu adalah seorang perawan, menurut Arsen wajah seorang perawan itu berbeda dari seorang wanita, terlebih lagi ia sebelumnya tak pernah melihat gadis tersebut di bar itu.
"20 juta dalam semalam. deal?" tanya Arsen dengan mudahnya.
Gadis itu tampak tersentak, 20 juta dalam semalam. Bahkan gaji nya sebagai seorang pelayan selama satu bulan tidak sebesar itu.
"B-baik, Bos. Saya mau," jawab gadis itu yang ternyata tergiur akan nominal yang Arsen tawarkan.
Arsen tersenyum puas, inilah mengapa uang itu sangat penting dalam hidup. Bagi seorang Arsen, uang adalah segalanya, hidup bisa jika ada uang.
Lihatlah sekarang, ia dengan mudah merenggut mahkota seorang gadis dengan uang. Hal seperti ini bukan hal tabu bagi seorang Arsen, ia sudah seringkali mendapatkan mahkota gadis-gadis dengan menawarkan sebuah uang yang jumlahnya tidak sedikit.
Bahkan jika Arsen mau, ia bisa mendapatkan puluhan gadis dalam semalam yang rela membuka kaki untuknya. Sekedar membeli makeup dan ponsel, mereka sudah rela melepas mahkotanya begitu saja, apalagi Arsen tampan.
Dan malam ini, Arsen kembali merenggut mahkota seseorang.
Tampak jelas terlihat gadis yang berada dibawah kungkungan nya tak berhenti untuk mengeluarkan suara nikmat nya, hal yang baru pertama kali dirasakan gadis itu dan bersama sosok pria tampan yang memiliki tenaga begitu besar.
Tubuh Arsen yang bak seorang model majalah dewasa terlihat berpacu dengan begitu cepat, tak memberi jeda pada lawan mainnya untuk menikmati kenikmatan yang didapatkan.
Terdengar geraman puas saat ia mendapatkan kenikmatan setalah permainan yang kesekian kalinya. Bahkan gadis yang menjadi lawannya sudah hampir pingsan melayani nafsu gilanya itu.
Arsen beranjak dari ranjang yang menjadi saksi betapa panasnya permainan malam itu. Ia memakai kembali pakaiannya lalu melemparkan sebuah kertas berisi cek 25 juta rupiah.
"Tips untukmu yang sudah membuatku sangat puas!" ucap Arsen kemudian segera pergi dari kamar panas tersebut.
Haduhhh Arsen, agak gimana-gimana ya kamu ini🥵
To be continued