Seasion 1 (tamat)
Queen adalah gadis cantik dan sopan dilahirkan dalam keluarga yang sangat berkecukupan baik dari materi maupun kasih sayang. Hingga keadaan terbalik ketika bundanya meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya dan ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu yang seumuran dengan Queen.
Queen akhirnya dijebak oleh saudara tirinya dengan dicekoki minuman keras, beruntung Queen bisa melarikan diri walaupun dengan susah payah, hingga akhirnya Queen berhasil bersembunyi disebuah kamar. Disinilah kemalangan Queen berawal.
Karya ini update setiap hari ya. Jangan lupa mampir dan tentu dukungannya othor harapkan 🤗
Seasion 2
Triple telah berumur 18 tahun dan sudah mulai memiliki kehidupan masing-masing dan mengejar impian mereka.
Steven yang melanjutkan studinya kemudian kembali ke tanah air bersama sang istri.
Bagaimana kisah selanjutnya ??? Ikuti terus updatenya setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 26
...happy reading all...
Sementara itu di waktu yang bersamaan disebuah kamar didalam rumah mewah, ketiga anak kembar tersebut menyimak dengan baik rekaman kamera tersembunyi yang mereka pasang dalam ruangan kerja milik Arya yang terhubung dengan ponsel mereka. Dengan kecerdasan yang mereka miliki bukanlah sesuatu yang rumit untuk melakukan hal-hal sekecil itu.
"Kalau benar seperti yang dikatakan om Zidan, berarti kita harus berusaha agar mommy dan daddy bisa bersama ,,,"
"Dan kita punya daddy ,,," teriak Kiano memotong ucapan Kiandra dengan wajah berbinar.
"Tapi kita harus merahasiakannya dari mommy. " Keanu mengingatkan kedua adiknya.
"Pasti bang. " Kiandra dan Kiano menjawabnya dengan mantap.
"Kapan kita ke kantor daddy lagi, bang. Kia ingin memeluknya lagi."
"Jangan sering-sering keluar rumah nanti nenek curiga dan melapor sama mommy. " Keanu mengingatkan kedua adiknya agar jangan bertindak menuruti emosinya, bisa-bisa rahasia mereka terbongkar
Ajaran dari pria yang mengajari mereka dengan berbagai ilmu yang mereka panggil kakek tak pernah mereka lupakan, bahwa segala sesuatu yang akan kita lakukan jangan dalam keadaan emosi atau menuruti keinginan semata. "Tetap tenang dan pikirkan apa yang akan kalian lakukan setelahnya, jangan sampai lawan mematikan langkahmu dan kalian tidak bisa mundur ataupun maju."
Dilain tempat, Arya yang sedang berbaring di kamarnya, semakin penasaran dengan ketiganya, ada rasa khawatir jika mereka benar-benar darah dagingnya. Arya benar-benar menemui jalan buntu. Arya terus menatap ponselnya berharap ada nomor yang tak dikenal menelponnya dan bisa dipastikan jika salah satu dari ketiganya yang menelponnya karena nomor yang ia berikan pada mereka adalah nomor pribadinya.
Disatu sisi ia yakin seratus persen jika wanita malam itu adalah Queen, namun disisi lain ada anak yang sialnya kembar tiga yang sangat mirip dengan iris matanya. Mata yang sangat langka menurut keluarganya, hanya orang-orang tertentu dalam keluarganya yang mewarisi mata sang kakak, tapi kini kenyataan berkata lain, ada tiga anak yang memiliki mata yang sama dengannya dan sang kakek. Seingatnya ia tidak pernah meniduri wanita mana pun sebelum dan sesudah peristiwa malam itu. Arya tak berani berpikir lebih jauh. Mungkin saja semuanya hanya kebetulan belaka. Lebih baik menunggu laporan Zidan.
Malam kembali menyapa, baru saja Arya ingin memejamkan matanya, alarm diatas nakas berbunyi pertanda waktu makan malam. Sengaja ia memasang alarm seperti itu karena para ART tak ada yang berani mengetuk pintu kamarnya, mereka terlalu segan pada tuan mudanya karena jarang berbicara. Arya kemudian keluar kamar dan langsung menuju meja makan yang sudah penuh dengan berbagai macam lauk pauk kesukaannya. Tanpa bersuara Arya menikmati makan malamnya dalam kesunyian hingga tuntas.
"Bi Ima, makanannya dibawa ke rumah belakang aja, mubadzir kalau dibuang. "
"Baik, den ,,," senyum bi Ima
Rasanya bagaikan mendapatkan jackpot jika mendengar suara tuannya. Bi Ima adalah ART yang mengurus Arya sejak kecil dan menganggapnya seperti anak sendiri. Hanya pada bi Ima Arya sering bercerita jika pikirannya tidak sedang mumet seperti saat ini.
Kembali ke kamarnya, sejenak Arya duduk mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut kamarnya yang rapi sambil memikirkan keadaan dirinya yang masih sendiri. Pertama kalinya ia memikirkan untuk memiliki seseorang yang bisa diajaknya hidup bersama merawat dan membesarkan anak-anak mereka. Terlintas wajah cantik dan anggun milik Queen. Tanpa Arya sadari sebuah garis melengkung menghiasi bibirnya.
'Hanya Queen yang bisa mendampingiku.' batinnya kemudian membaringkan tubuhnya dikasurnya yang empuk.
Perlahan mata Arya terpejam menembus dunia mimpi, dunia yang tak bertepi dengan berbagai cerita disana.
🌈🌈🌈🌈
...Up dua bab, semoga memuaskan para readers...
...Salam hangat dari dunia halu...