NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Penguasa

Kembalinya Sang Penguasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:239.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Edane Sintink

Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang lain hanya tau hasilnya, tidak dengan prosesnya

Bab 14

"Tuan muda. Ini teh anda," Tuan Marlon menuangkan teh ke dalam cawan giok putih. Seketika ruangan dipenuhi aroma teh yang sangat harum.

"Terimakasih Pak Marlon," ujar Rey sembari menyesap teh tadi. "Hmmm.., seketika aku merindukan kakek," katanya setelah mencicipi teh pemberian dari Tuan Marlon. Dulu, ketika masih di Villa Clifford, kakeknya sering menyeduh teh ini disaat santai. Dan dirinya akan membawa gelas miliknya untuk meminta teh dari orang tua itu. Ketika kakeknya mengerjai dirinya dengan berpura-pura tidak mengizinkan dirinya untuk mengambil teh, maka dia akan merajuk dan tidak akan keluar dari kamar dalam waktu yang lama membuat kakeknya kewalahan. Dia akan berhenti merajuk ketika kakeknya menjanjikan bahwa akan membiarkannya meminum teh yang dia inginkan.

Mengingat masa lalu, Rey tersenyum sendiri. Hanya saja, dalam tersenyum air matanya menetes.

"Tuan muda. Apakah saya membuat anda merasa sedih?" Tanya Tuan Marlon saat melihat mata Rey berkaca-kaca.

"Ah. Tidak juga. Sesekali aku akan mengingat masa lalu bersama kakek. Andai waktu bisa diputar kembali,"

Rey merenungi nasibnya setelah kematian Tuan besar Clifford. Betapa keadaan berbalik dari anak emas, berubah menjadi orang yang terusir. Terlalu pahit untuk dikenang.

Setelah dirinya memasuki camp tentara, memang semuanya tampak seperti dirinya berjalan di atas awan. Hanya delapan tahun, bisa berada di posisi sekarang ini. Panglima perang yang tak terkalahkan. Digelar tukang jagal dari Utara oleh musuh. Dianugrahi gelar Raja Utara oleh Kaisar walaupun belum dilantik secara resmi.

Orang lain mungkin melihat hasilnya. Panglima tertinggi yang membawahi pasukan berjumlah ratusan ribu prajurit. Komandan pasukan khusus pertempuran jarak dekat, membawa panji zirah hitam, membentuk brigade infanteri serigala. Tapi, hanya dia yang merasakan seperti apa prosesnya. Dapat dibayangkan disaat anak-anak lain yang seusia dengannya sedang bermain dengan pistol mainan, dia sudah memanggul roket RPG. Menyandang ransel berisi peluru. Puluhan granat menggantung di pinggang. Di saat anak-anak yang seusia dengannya makan di restoran bersama dengan keluarga, dia harus memakan apa saja yang ada di hutan. Bahkan, tidak ada waktu untuk memasak. Asalkan bisa mengisi perut, daging mentah yang masih berdarah pun dia gerogoti sembari berlari mencari perlindungan dari boom yang dilemparkan oleh pihak lawan.

Di saat situasi hidup mati, orang-orang akan beranggapan bahwa nyawa mereka tidak lebih berharga daripada nyawa seekor ayam. Jika ayam masih dibeli dengan beberapa dollar, maka nyawa mereka ketika mati hanya bisa dikuburkan di medan perang saja. Apa lagi manfaat yang didapat dari bangkai selain dikubur. Itulah kondisi yang sangat tidak manusiawi yang dia lalui saat masih remaja. Kemungkinan, orang akan bergidik ngeri saat melihat tubuhnya, tidak ada satu inci pun yang luput dari parut luka. Di mulai dari luka sabetan pedang, luka tembak, luka bakar, semua pernah dia alami. Bahkan, ada beberapa peluru yang masih bersarang di tubuhnya sampai saat ini masih belum dikeluarkan.

"Ada hal, yang apabila terlepas dari diri kita, tidak akan kembali lagi. Sebaliknya, ada hal yang tidak ingin kita lalui, namun mau tak mau harus ditempuh. Masa lalu, hanya bisa dikenang. Secepat apapun kendaraan yang kita gunakan, kita tidak akan pernah sampai padanya. Akan tetapi, selambat apapun kita berjalan, tanpa terasa kita akan sampai di masa depan. Jadi, syukuri nikmat yang ada di depan. Apa yang kita miliki, hargai sepenuh hati. Karena, ada kalanya sesuatu, akan terasa sangat berharga apabila telah meninggalkan kita," ujar Tuan Marlon sekedar ingin agar Rey tidak terlalu memikirkan masa lalu. Sebaliknya, dia harus menatap masa depan dengan segala rintangan dan tantangan yang menanti.

"Benar, Pak. Manusia bisa saja hebat. Tapi tidak akan pernah menang melawan waktu," kata Rey membenarkan.

Rey kembali meminum tehnya. Kemudian, dia mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya. Mengeluarkan isinya sebatang, kemudian meletakkan bungkusnya di meja.

Tuan Marlon sempat mengernyitkan dahinya melihat rokok yang terasa sangat familiar baginya.

Sembari menatap ke arah Rey, dia mengulurkan tangannya untuk mengambil bungkus rokok tadi, kemudian bertanya. "Tuan muda. Dari mana anda mendapatkan rokok ini. Setahu saya, hanya tentara yang punya hak untuk mendapatkan rokok ini. Ini rokok khusus. Atau jangan-jangan..?"

"Ya. Selama delapan tahun ini, aku memang berada di ketentaraan," jawab Rey santai.

"Anda..?" Tuan Marlon menepuk jidatnya. Pantas saja Rey seperti tersapu angin. Seperti menguap dari bumi. Nyaris ribuan orang yang dia pekerjakan untuk melacak keberadaan Rey, namun tetap tidak menemukan jejaknya. Maka tidak aneh mengapa Tuan mudanya itu bisa tak terdeteksi. Itu karena dirinya bergabung dengan tentara di medan perang.

"Berarti. Pantas saja. Kalau begitu, apa pangkat yang anda sadang, Tuan muda?" Tanya Tuan Marlon penasaran.

"Maaf pak Marlon. Saya tidak bisa memberitahu. Ini untuk kebaikan anda. Lebih sedikit anda mengetahui, lebih baik. Dan cukup hanya anda saja yang mengetahui bahwa saya dari ketentaraan,"

"Saya mengerti, Tuan muda. Pantas saja anda begitu tegas dengan Baskara. Ternyata anda membawa hukum rimba ke kota," kata Tuan Marlon menahan tawa.

"Dia terlalu menganggap dirinya besar. Padahal, di mata mu, dia tidak lebih dari seekor semut. Aku yakin pak Marlon akan dapat menangani masalah ini kan?"

"Anda jangan khawatir, Tuan muda. Berikan saya waktu tiga bulan. Saya menjamin perusahaan akan kembali dan akan berjalan di rel yang tepat,"

"Hmmm. Untuk beberapa distrik, anda bisa mengangkat orang yang terpercaya untuk menggantikan posisi mereka yang sudah di pecat. Tapi sebelum itu, biarkan aku bertemu dengan mereka dan menilainya. Aku yakin, sedikit pelajaran dariku akan membuat mereka patuh. Aku orang yang tidak suka bertele-tele. Ketika mereka menyanggupi kondisi yang aku berikan, berarti mereka siap memikul tanggung jawab dan konsekwensinya. Atau, aku akan menyiksa mereka dengan siksaan ala tentara. Jika sudah demikian, mungkin tulang rapuh mereka akan merana. Dan untuk mereka yang luput dari pemecatan, suruh mereka menghadap aku sekarang juga!"

"Saya mendengar anda, Tuan muda!" Jawab Tuan Marlon. Kemudian dia menekan satu tombol pada perangkat di ruangan itu. "Kepada seluruh petinggi yang luput dari pemecatan, diharapkan segera menemui saya di ruangan kerja dalam lima menit, semuanya harus sudah berada di sini!"

Tidak sampai lima menit, pintu ruang kerja Tuan Marlon pun diketuk.

"Masuk!" Perintah Tuan Marlon.

Pintu didorong terbuka, dan hampir lima belas orang memasuki ruangan tersebut.

"Tuan Marlon. Apakah ada sesuatu yang akan ada perintahkan kepada kami?" Tanya salah seorang dari mereka yang bernama Orlando.

"Silahkan duduk!" Kata Rey sembari menunjuk ke arah kursi.

"Terimakasih, Tuan muda," kata mereka dengan hormat. Kemudian mereka pun segera duduk sambil menunggu instruksi apa yang akan diberikan oleh Rey kepada mereka. Bagaimanapun, kesan tegas Rey tadi masih melekat di benak mereka. Betapa tegas dan tanpa ampun Rey tadi. Beruntung bagi mereka karena tidak ikut-ikutan mengambil langkah yang ditempuh oleh pak Baskara.

1
Edison
kau bangga bro bertemu dg panglima bukan ketakutan tapi jaga mulutmu tutup rapat rapat jg tersebar luar nanti kamu mapus
Edison
aduh mau merampas perusahaan Roy mampus nanti kamu
Dhila Zainal
makin seru aja thor.. lanjut lagi dong thor..
sekuntum mawar merah buat bang author.. tetap semangat bang dan sehat selalu
Edison
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Dhila Zainal
sejak dulu magdalena hanya angin lalu.. bagi rey hanya diana lah yang ada di hatinya sejak 8 tahun yg lalu
Dhila Zainal
dialah Rey sang panglima tertinggi di erosia.. dia juga sang Rqja Utara.. dan dia juga kekasih dari diana
Edison
dialah bro panglima dia boong dgmu takut tau identitasmu
Edison
lanjut thor
Edison
mampus lo ujung2 minta 60 persen saham apa gak edan dan bos selama ini minta dipecat dan diganti dg dia ini dunia udah terbalik
Glastor Roy
up
Edison
heran perusahaan tergantung satu org emangnya ada dia gak ada saham gak ada hubungan keluarga hanya kepala depertemen bisa monopoli karyawan emangnya ada kalau ada bisa hancur perusahaan yg diatur bawahan
Edison
heran perusahaan tergantung satu org emangnya ada dia gak ada saham gak ada hubungan keluarga hanya kepala depertemen bisa monopoli karyawan emangnya ada kalau ada bisa hancur perusahaan yg diatur bawahan
Edison
inilah mau sikap arogan ujung ujung dipecat/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Edison
jangan kaget bro untuk kau gak kasar dg bos mu
Edison
itulah kalau seorang pahlawan pasti disanjung pada masarakat
Edison
lanjut thor terimakasih
Edison
monster bro
Diki Radika
up lagi dong thor dah di vote + like + setangkai bunga mawar bodas
Edison
edan hotel puluhan tingkat bisa dipanjat emangnya spiderman
Edison
bodoh kau bro siapa yg kau hadapi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!