Anna diperkosa Dean Monteiro yang menginap di hotel karena mabuk. Anna ancam akan penjarakan Dean. Orang tua Dean memohon agar putranya diberi kesempatan untuk bertanggung jawab. Akhirnya Anna bersedia menikah dengan Dean, tapi Dean berniat ceraikan Anna demi menikahi kekasihnya, Veronica.
Anna terlanjur hamil. Perceraian ditunda hingga Anna melahirkan. Anna yang tidak rela Dean menikah dengan Veronica memutuskan untuk pergi. Merelakan bayinya diasuh oleh Dean karena Anna tidak sanggup membiayai hidup bayinya.
Veronica, menolak mengurus bayi itu. Dean menawarkan Anna pekerjaan sebagai pengasuh bayi sekaligus pembantu. Anna akhirnya menerima tawaran itu dengan bayaran yang tinggi.
Dean pun menikahi Veronica. Benih cinta yang tumbuh di hati Anna membuat Anna harus merasakan derita cinta sepihak. Anna tak sanggup lagi dan memutuskan pergi membawa anaknya setelah mendapat cukup uang. Dean kembali halangi Anna. Kali ini demi Dean yang kini tidak sanggup kehilangan Anna dan putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alitha Fransisca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 ~ Hanya untuk Sementara ~
Anna tercenung menatap formulir di tangannya. Formulir yang harus di isi oleh calon pengantin. Terdapat di antaranya daftar dokumen yang harus Anna siapkan termasuk surat izin dari orang tua.
Persiapan dokumen itu saja sudah membuat Anna pusing. Ditambah dengan tingkah Dean yang terlihat aneh. Tidak hanya Anna yang merasakan. Ny. Maria pun melihat perubahan sikap Dean.
“Kamu sepertinya sudah menyukai gadis kampungan itu,” ucap Ny. Maria yang berdiri di samping putranya sambil menunggu mobil mewahnya datang.
“Nggak mungkin lah, Mom,” jawab Dean.
“Lalu? Kenapa kamu baik-baik sama dia? Mommy ini liat sendiri kamu senyum-senyum sama dia,” ucap Ny. Maria terlihat kesal.
“Terus aku harus gimana? Kalau aku jahatin dia, aku jadi sasaran kemarahan Daddy. Dia jadi terlihat baik dalam pandangan Daddy. Daddy jadi makin sayang sama dia,” tutur Dean.
“Iya juga ya, kamu kalau bikin kesalahan sedikit aja. Kita langsung kena marah,” bales Ny. Maria.
“Makanya itu Mom ….”
“Tapi Mommy takut kamu jadi beneran suka sama dia,” potong Ny. Maria.
“Nggak mungkin lah Mom, cintaku cuma untuk Veronica ….”
“Kemaren itu, kenapa kamu sampai mabuk berat begitu. Nggak pulang-pulang, nginap di hotel sana di hotel sini. Bukannya serius bekerja malah mabuk-mabukan ….”
“Ya gara-gara Vero. Dia tiba-tiba marah dan bilang kami putus hubungan. Aku jadi frustasi lah Mom. Aku butuh tenangkan diri," jawab Dean sambil merengut.
"Jadi kalian benar-benar udah putus?" tanya Ny. Maria dengan raut wajah cemas.
"Kayaknya nggak tuh, kemaren kan minta jemput sama aku. Makanya aku tinggalkan si Anna itu di jalan. Vero memang selalu begitu. Marah-marah nggak jelas, setelah bilang putus tanpa merasa bersalah enak aja dia minta jemput ,” jelas Dean dengan raut wajah cemberut.
“Kamu harus maklum. Vero itu anak satu-satunya dan sangat dimanja. Mungkin kamu bikin kesalahan makanya dia ngambek. Kamu itu kan kurang peka. Tapi Mommy yakin dia nggak akan pernah mau pisah sama kamu,” jelas Ny. Maria.
“Vero itu suka seenaknya aja,” jawab Dean lagi.
“Itu karena kalian masih pacaran. Kalau udah jadi istrimu, dia pasti patuh sama kamu. Huh, sekarang kamu malah nikah sama gadis miskin itu. Habis sudah harapan Mommy besanan sama Jeng Widya,” ucap Ny. Maria.
“Ya nggak gitulah Mom. Memangnya aku mau selamanya nikah sama si tengil itu? Ini kan cuma untuk sementara. Sekedar melepas tanggung jawab ….”
“Haah, beneran? Kamu masih bisa nikah sama Vero?” tanya Ny. Maria dengan raut wajah kaget sekaligus senang.
“Ya masih dong Mom. Target aku memang nikah sama Vero. Itu udah jadi harapanku sejak mulai pacaran sama Vero. Udah lama aku nanti-nanti, masa batal karena dia itu?” tanya Dean sambil melirik ke arah belakang.
“Ya ampun, kalau begitu kita nggak usah adakan pesta besar. Cukup undang orang tertentu saja. Kalau perlu nggak usah ada yang tau kamu menikah dengannya,” jelas Ny. Maria sambil melangkah mondar-mandir.
“Aku juga heran Mommy terlalu bersemangat dengan pesta pernikahan yang cuma untuk sementara ini. Si tengil itu juga nggak suka sama aku. Buat apa aku pertahankan pernikahanku dengan dia?” jelas Dean.
“Aduh … aduh … aduh, aku harus atur ulang semuanya. Aku harus ubah lagi semuanya ... eh itu dia keluar. Mommy pulang dulu ya,” ucap Ny. Maria tergesa-gesa masuk ke dalam mobilnya.
Meninggalkan Dean yang mendapat tugas untuk mengantar Anna pulang. Gadis itu melangkah dengan raut wajah bingung sambil menatap lebaran formulir itu. Dean tadinya ingin bersikap masa bodo, tapi melihat Anna yang hanya termangu membuatnya harus bertanya.
“Mau pulang sekarang nggak? Apa masih mau bengong di sini?” tanya Dean, berdiri santai dengan kedua tangannya masuk ke dalam saku celana.
“Aku harus kembali ke hotel,” jawab Anna.
“Ya udah, aku antar ke hotel,” ucap Dean lalu melangkah menuju mobilnya diikuti oleh Anna.
Mereka bersiap untuk kembali ke hotel. Namun, tiba-tiba ponsel Dean berdering. Anna langsung melengos memandang keluar jendela.
Pasti dari pacarnya lagi. Apa mau buang aku di jalan sekali lagi? Batin Anna.
Anna tidak peduli lagi. Sama sekali tidak ingin tahu apa yang akan dilakukan Dean. Anna sudah bersiap untuk kemungkinan kejadian seperti yang sudah lalu. Dean menutup ponselnya lalu menoleh ke arah Anna.
“Aku harus antar kamu pulang. Daddy ingin kamu istirahat. Aku harus pastikan kamu sampai di depan teras rumahmu ….”
“Apa? Nggak perlu. Cukup antar aku di depan gang aja,” sanggah Anna dengan panik tapi tak bisa melawan perintah Tn. Monteiro yang ingin dirinya langsung pulang.
“Aku harus antar kamu sampai ke rumah. Aku nggak mau dipanggil keledai. Aku harus jadi anak yang patuh kan?” ucap Dean lalu tertawa begitu bahagia.
Dean merasa mendapat kesempatan membalas Anna. Jika gadis itu tidak ingin diantar hingga ke depan rumah, artinya ada sesuatu. Dean semakin bersemangat melihat ekspresi panik gadis itu.
...🍀🍀🍀 ~ Bersambung ~ 🍀🍀🍀...