Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Laila merindu
Laila menunggu Hendra dengan resah di toko baju karena sudah dua hari ini bos nya tidak datang untuk melihat keadaan toko, sedangkan rindu di hati sudah membuncah ingin segera bertemu dan bertatap wajah walau hanya sebentar saja. kerinduan nya begitu besar, karena pada dasar nya yang tumbuh dalam hati mereka ini adalah cinta.
Cinta nya saja yang salah karena malah jatuh pada suami orang, mau setampan apa pun bila sudah milik nya orang maka jangan sampai berniat untuk memiliki nya. selain dosa, itu juga menjadi hal yang sangat tidak tau diri karena merampas kebahagian milik wanita lain yang sudah mantap membangun rumah tangga.
Banyak pria di luaran sana yang lebih tampan dan mapan dari pada Hendra, tidak mesti harus Hendra juga bila ingin jatuh cinta karena pria itu pun tidak tergoda untuk melihat wanita lain. sudah cukup masa bujangan nya saja yang penuh hura hura, kini sudah menikah maka tinggal yang baik nya.
Jadi mau sekuat apa pun wanita menggoda diri nya, Hendra tak akan berpaling lagi dari Andini. janji nya bukan hanya pada Andini saja untuk setia, melainkan pada hati dan berulang kali di tanam kan pada pikiran bahwa sudah punya istri tidak boleh mendua. hanya saja memang Laila sama dengan Ayu, beda nya Laila tidak pakai dukun melainkan lewat jalur langit.
"Ya allah datang kan lah dia hari ini, aku sungguh tidak tahan lagi menanggung rindu dalam hati." harap Laila.
"Rindu sama siapa?" Rena datang mendekati teman nya.
"Lelaki pujaan ku lah!" jawab Laila agak sengit karena Rena pasti akan menceramahi nya.
"Lelaki pujaan mu itu adalah milik orang, bahkan dia adalah suami dari bos yang menggaji mu!" sengit Rena.
"Terserah aku sih mau memuja siapa saja! selagi bukan suami mu ya bodo amat lah, kau kok sibuk sekali." sentak Laila mulai naik darah pada teman nya ini.
Putri menarik Rena agar tidak usah melanjutkan debat dengan teman nya itu, sia sia saja bicara dengan Laila yang sedang mabuk kepayang dengan pesona Hendra yang amat sangat luar biasa. siapa yang tidak tertarik, tentu semua orang pasti akan mendambakan wajah yang begitu tampan dan juga perlakuan lembut pada istri.
"Aku sudah bilang kan bahwa debat dengan dia tuh cuma buang tenaga." Putri kesal juga dengan Rena yang bandel.
"Siapa yang tidak geli, Put? dia sholat dan berdoa pada allah untuk meminta suami orang!" geram Rena.
"Urusan dia! mau apa pun itu ya terserah dia, berusaha lah bodo amat." saran Putri yang memang tidak peduli pada Laila.
"Aku tidak bisa! sebagai wanita aku tidak bisa bila cuma diam saja, hati ku pun seolah merasakan apa yang Bu Andini rasakan nanti." Rena tetap ngeyel juga.
"Percuma menasehati bibit pelakor, Ren! cuma buang buang tenaga saja, dia akan tetap merasa bahwa yang dia lakukan adalah hal yang benar." Putri berkata apa ada nya.
"Tidak apa apa percuma, yang penting kan kita ada juga menasehati dia! dari pada kita cuma diam saja, kan berarti itu mendukung." celetuk Rena.
"Ya sudah lah terserah kamu, aku sih ogah punya urusan begitu." Putri akhir nya menyerah.
"Itu karena kamu tidak tau rasa nya punya keluarga yang di rusak oleh pelakor, Put! aku sudah merasakan bagai mana sengsara nya hidup tanpa Ayah di samping kami, saat kami sengsara dia malah asik bersama wanita lain." Rena memang anak korban perpisahan orang tua.
Putri jadi merasa tidak enak karena Rena begini adalah niat yang baik, dia tidak ingin bila ada wanita yang mengalami nasib seperti Ibu dia. maka nya saat ada bibit pelakor dia langsung marah, karena Rena tau bagak mana sengsara nya hidup tidan punya peran Ayah. Ayah nya ada tapi peran nya yang tidak ada, karena dia bahagia bersama wanita lain.
"Bu Andini itu juga tidak punya Ayah, Put! dia sengsara sejak kecil, jadi mungkin saja memang sudah waktu nya dia bahagia!" ujar Rena.
"Kamu juga akan bahagia kok nanti." hibur Putri pada sahabat nya.
"Semoga saja begitu, aku tau bagai mana sakit dan perih nya tidak punya Ayah! jadi aku sangat kesal saat Laila mau menyakiti hati Bu Andini, karena dia juga dulu menderita." jelas Rena mulai emosi.
Melihat teman nya sudah di kuasai emosi, Putri pun hanya mengangguk dan berkata iya saja. bila sudah begini tidak bisa di debat, nanti yang ada malah semakin meledak kemana mana.
...****************...
"Haaaaahhhh!"
Laila memandang nasi dengan hampa karena sampai jam makan siang, bos tampan nya tetap tidak datang ketoko. hilang sudah semangat wanita ini karena Hendra memang penyemangat hidup nya walau pun milik orang lain, Laila membuka ponsel dan menatap foto foto nya Hendra yang dia ambil dari sosial media.
"Kenapa kau mencuri hati ku bila tidak ingin ku miliki?" gumam Laila mengusap foto Hendra.
Senyum yang membuat dia menjadi mabuk kepayang dan tidak bisa tidur saat mendapatkan senyum Hendra kala itu, sayang nya mau di miliki sangat susah sehingga hati Laila begitu tersiksa sampai menangis pun sering dia lakukan.
"Aku mencintai mu, ya allah berikan lah dia padaku." pinta Laila bersungguh sungguh.
Sampai akhir nya muncul ide gila di otak nya, Laila punya ponsel dua dan dia segera mengetik pesan untuk di kirimkan supaya Hendra bisa melihat. siapa tau juga Hendra tertarik untuk melihat nya, kan nanti bisa kenalan.
"Hai, selamat siang." sapa Laila mengirim pesan.
"Kok cuma centang satu, kamu kemana sih?!" Laila kembali muram.
"Sayang, aku sungguh rindu padamu! aku tidak bohong soal perasaan ku yang tulus, walau pun kau tidak memberiku rumah mewah pun aku tetap mencintai mu." Laila menangis sendirian saat istirahat makan siang.
Bisa serindu ini rasa nya pada Hendra yang cuek bila bertemu, pokok nya cinta Laila sangat besar dan terus berdoa agar bisa mendapatkan Hendra. bahkan suami orang ini pun sampai masuk kedalam mimpi nya Laila, hanya untuk bercengkerama saja di dalam mimpi yang terasa nyata.
"Tidak apa apa walau pun kau tidak memberiku tumah mewah, asal kan kau mau melihat aku sedikit saja." Laila mencium foto Hendra.
Setiap malam Laila sholat agar keinginan nya terkabul dan bisa memiliki Hendra, dia percaya bahwa allah akan mengabul kan doa nya untuk memiliki pria tampan rupawan itu, bila cuma di lihat saja rasa nya tidak puas.