NovelToon NovelToon
Ruang Hati Sang Kekasih

Ruang Hati Sang Kekasih

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:690
Nilai: 5
Nama Author: Yarasary

Bagi Krittin, pernikahan ini bukanlah tentang cinta—melainkan tentang balas dendam. Bertahun-tahun ia menyimpan kebencian mendalam terhadap keluarga Velora, yang dianggapnya telah menghancurkan keluarganya dan merampas segalanya darinya. Kini, dengan perjodohan yang dipaksakan demi kepentingan bisnis, Krittin melihat ini sebagai kesempatan emas untuk membalas semua rasa sakitnya.

Velora, di sisi lain, tidak pernah memahami mengapa Krittin selalu dingin dan penuh kebencian terhadapnya. Ia menerima pernikahan ini dengan harapan bisa membawa kedamaian bagi keluarganya, tetapi yang ia dapatkan hanyalah suami yang memandangnya sebagai musuh.

Ruang hati sang kekasih adalah kisah tentang pengkhianatan, luka masa lalu, dan perjuangan antara kebencian dan cinta yang tak terelakkan.


bagaimana kisah mereka? yuk kepoin kelanjutan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yarasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Hingga satu jam berlalu, Krittin kembali muncul dengan raut wajah segar dan berkeringat, kepuasan tergambar jelas seiring kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman.

" Kita kembali. " Ucap Krittin, meletakkan senjata angin kesayangan nya dan memeriksa ponsel yang ia tinggal di mobil karena tak ingin waktu tenang nya terganggu.

" Jayden. "

" Iya tuan. "

Suara mesin mobil terdengar memecah ketenangan hutan.

" Arsenal? Kau mendapat panggilan dari dia? "

Jayden mengecek ulang ponsel milik nya, lalu menggeleng saat tak menemukan ada riwayat panggilan dari siapapun, " Tidak ada tuan. "

Kening Krittin mengernyit, " Tapi kenapa dia menghubungi ku sampai tiga kali dua jam lalu, apa terjadi sesuatu dengan Zizi?"

" Sepertinya tidak tuan, kalau memang ada masalah dengan nona Zizi, Pasti dokter Arsenal akan menghubungi saya jika anda tidak bisa menjawab panggilan nya, tapi dokter Arsenal tidak melakukan itu. Dan menurut saya seperti nya dokter Arsenal ingin membicarakan hal lain dengan anda. "

Jari-jari Krittin bergerak untuk mengirim pesan, tak lama setelah pesan itu di baca, suara dering telepon kembali terdengar.

" Ada apa? "

Suara dengusan terdengar dari seberang, " Apa memang harus sedingin ini, bahkan kau belum menyapa ku tuan. "

" Aku tidak punya waktu bermain-main dengan mu Arsen, katakan atau ku tutup... "

" Ck... Sebentar. " Sela Jayden.

di tempat, pria bertubuh bongsor itu menoleh ke belakang, dan hendak kembali berbicara setelah di rasa situasi aman. Namun suara Krittin lagi-lagi terdengar dan membuat nya kesal.

" Akan ku matikan. "

" Berhenti mengancam ku Krittin! "

 Arsenal bernafas cepat, " Kau mungkin akan terkejut setelah ini, apa kau tahu jika selama ini Velora tetap tinggal di Verona. "

Kening Krittin kembali menampilkan kerutan "apa maksud mu? Bagaimana bisa... "

" Sudah ku duga, kau memang tak pernah mencari nya? Dan apa kau tahu jika Zizi bertemu dengan dia?"

" Apa!! "

Arsenal mendesis kala suara di seberang mengejutkan nya, " Pelan kan suara mu gila, aku tidak tuli. "

" Tunggu... " Krittin mengingat sesuatu, perasaan nya seketika berubah cemas memikirkan apa mungkin Hanian dan Velora sempat saling sapa.

" Arsen, apa Zizi sempat ngobrol dengan dia? "

" Aku tidak tahu, dia hanya mengatakan jika mereka bertemu tapi tidak dengan kelanjutan nya. Tin ku harap kau mengerti, Zizi sangat terobsesi untuk mendapatkan ingatan nya kembali. Aku tidak yakin bisa terus membual di hadapan nya, mungkin Zizi selalu mempercayai ucapan kita, tapi hanya kita yang tahu kalau dia amnesia. Dan... Bagaimana jika mereka kembali bertemu! Lalu Velora mengatakan semua nya dengan jujur.... "

" Itu tidak akan terjadi, " Potong Krittin lekas menepis kecemasan yang seketika melintas si pikiran nya, " Jangan sampai mereka bertemu lagi. "

" Aku harap juga begitu, sebaiknya kau pikirkan kembali untuk bertemu dengan istri mu. Bicarakan baik-baik, kalian masih memiliki ikatan di mata negara dan hukum. "

" Akan ku lakukan itu nanti, di mana Zizi sekarang? "

" Di kamar, aku menyuruhnya istirahat, dan dia tidak membantah. Seperti nya amarah mu benar-benar membuat gadis polos itu ketakutan. "

Helaan nafas terdengar, " Mungkin saja. tapi seperti ini juga bagus, dia jadi tak suka memaksakan kehendak nya. "

" Hmm, akan ku tutup. Zizi memanggil ku. "

" Yah, "

Krittin menyandarkan tubuhnya, mengalihkan pandangan ke luar jendela dan mengamati pepohonan rimbun yang hijau sebelum beralih pada jalan aspal dengan suasana yang lebih cerah. Mobil mulai memasuki jalan tol seiring kecepatan yang mulai menambah.

" Jayden. "

" Iya tuan. " Jayden menjawab tanpa mengalihkan kefokusan nya.

" Kenapa akhir-akhir ini Raventhorn Corp sangat tenang? Ini tidak seperti biasanya. "

" Mungkin tuan Orion masih berusaha mempertahankan posisi nya tuan, dia pasti sibuk membujuk investor dan para dewan direksi untuk memulihkan kembali perusahaan nya. "

Ke dua sudut bibir Krittin terangkat, menyunggingkan senyum tipis meski tak lama "apa masih berguna? Sampai kapan dia tidak mau berhenti mempermalukan dirinya sendiri. "

" Orang yang tamak akan harta tidak pernah memikirkan rasa malu tuan, apalagi dalam situasi dan kondisi yang seperti berdiri di ujung tombak. Tuan Orion pasti akan berusaha semaksimal mungkin mempertahankan milik nya. "

" Aku ingin semua nya cepat selesai. Kenapa dia tidak memilih menyerah saja, dasar pria tua." Ucap krittin, memejamkan mata.

.

.

*****

" Apa ini? "

Celio menoleh pada pemilik sumber suara yang berasal dari belakang tubuh nya, " Mau tanya siapa? Aku saja juga terkejut melihat ini? "

Velora mendekat, tak melepas tatapan nya dari berbagai macam makanan, buah dan minum minuman yang tertata rapi di ruang tengah, " Apa kita sedang kedatangan tamu? "

" Bukan kita, lebih tepat nya kamu! "

Kerutan muncul di kening Velora, bertanya sambil menunjuk diri nya sendiri, " Aku? Kenapa aku? Aku baru keluar dan tidak.... " Kalimat nya terpotong setelah melihat wajah siapa yang muncul di antara mereka.

" Hai, kau sudah bagun? " Suara segar itu menyapa sambil tersenyum.

Velora mengangguk saat di rasa pertanyaan itu di utarakan untuk nya, " Apa yang kau lakukan di sini? "

"Ssttt... Bisakah kau bertanya lebih manis, dia sudah menunggu mu sejak pagi-pagi buta. " Suara Celio terdengar berupa bisikin tepat di depan telinga Velora.

Velora mengerjap, tertegun. " Maksud mu? " Tanya nya, bingung harus bereaksi bagaimana sebab seperti nya ia tak pernah memiliki janji temu dengan siapapun.

" Tuan Aiden mengkhawatirkan mu, makanya dia datang berkunjung. " Jelas Celio, dengan suara yang lebih keras dan dapat di dengar semua orang, termasuk dua wanita yang baru masuk dengan wajah sama terkejutnya seperti Velora.

" Kenapa tidak mengajaknya duduk? " Ucap Margaret, menyadarkan tiga orang di sana yang masih terdiam berdiri di ruangan.

" Ah iya, silahkan Aiden. " Velora berucap cepat, mendekat ke arah Margaret dan Helena hendak membantu mereka membawa barang belanjaan yang terlihat penuh di kedua tangan.

Tapi Margaret menolak, " Temui saja tuan Aiden, biar dapur kami yang urus. "

" Aku hanya akan membantu membawa nya.. "

" Tidak apa-apa, kami masih sanggup. " Balas Margaret langsung bergegas ke belakang setelah tersenyum dan mengangguk kan kepala nya sedikit ke arah Aiden.

" Aku akan ke kebun paman Sam, nikmati waktu kalian. "

Velora melihat dengan tatapan tak percaya, sementara Celio hanya membalas dengan satu ketipan mata, 'mereka benar-benar meninggalkan ku sendirian'.

Duduk di samping Aiden, namun tidak terlalu dekat dan di kursi yang berbeda, " Maaf membuat mu menunggu, aku tidak ingat kamu pernah mengatakan akan berkunjung sebelum nya. "

" Tidak lora, aku juga mendadak karena menghawatirkan mu." Aiden melempar senyum lembut.

" Aku tidak apa-apa, sungguh! Kau bisa melihat aku masih bisa berjalan normal dan tidak ada yang aneh sekarang. "

" Benar, hanya saja semalam aku berpikir mungkin luka mu terlalu parah, karena nyonya Margaret bilang kau tidak keluar kamar sejak aku mengantar mu. " Jelas Aiden.

" Kamu semalam juga ke sini? " Tanya Velora, melupakan semua suara ketukan pintu yang terdengar berulang-ulang dan ucapan-ucapan orang di balik nya. Dia tidak mengingat apapun, tak berpikir mengabaikan semua orang, tapi rasa sakit di hatinya lah yang membuat nya lupa untuk berbicara pada sekitar.

" Iya, untuk memastikan keadaan mu. "

" Oh, Tuhan... Maaf membuat mu... "

" Tidak tidak, " Aiden menyela cepat, " Jangan menyalahkan diri mu, ini keinginan ku, dan aku melakukan nya dengan senang hati. "

Kedua sudut bibir Velora terangkat membentuk senyuman, " Terima kasih, tapi...? " Tatapan nya beralih pada setumpuk makanan yang Aiden bawa untuk nya.

" Bisakah kau membawanya kembali, aku rasa itu terlalu banyak. " Pinta nya dengan sopan.

" Kau bisa membaginya dengan semua orang, banyak anak-anak di sini, makanya aku sengaja membeli camilan yang lebih kecoklatan. "

" Tapi... "

" Lora, jangan menolak nya, kalau aku mengambil nya lagi aku tidak tau mau di bawa ke mana semua makanan itu. Lagipula sudah terlanjur di beli. "

" Baiklah, " Velora kembali melemparkan pandangan pada setumpuk makanan itu, " Sekali lagi terima kasih, anak-anak pasti akan senang nanti. " Ucap nya.

Aiden tersenyum, " Sama-sama. "

" Oh ya, apa kau ada waktu luang sekarang? " Tanya Aiden dengan suara penuh semangat.

" Aku tidak pernah sibuk, hanya akan di panggil jika di butuhkan. Kenapa? Apa kau perlu batuan. "

Aiden tersenyum, " Aku ingin mengajak mu untuk melihat tanah, ku pikir kau nanti bisa membantu ku untuk memilih desain nya. "

" Kenapa aku? "

" Tidak apa-apa, aku pikir mungkin kau punya rencana yang lebih baik. Apa kau tidak suka? "

Velora terdiam sejenak, kembali menaikkan pandangan nya menatap sang lawan bicara, "aku belum pernah melakukan itu, tapi mungkin aku ingin mencoba nya. "

Aiden bersorak ria dalam hati, berjalan ke luar dan menunggu di depan mobil ketika Velora mengatakan akan meminta izin pada Margaret. Membuka pintu mobil saat Velora sudah berdiri di sebelah nya, dan mulai menyetir meninggalkan area panti.

.

.

******

1
Nur Rohimah
emosi banget ni orang, 😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!