Ellina damara, gadis berusia 18 tahun yang di adopsi keluarga damarta.
Awalnya kehidupannya baik baik saja sebelum kedatangan sahabat sekaligus calon istri kakak sulungnya. Yang mengakibatkan dirinya di benci oleh sang kakak karena di tuduh berbuat jahat pada calon istrinya.
Hingga sebuah tragedi terjadi. Mereka tidur bersama hingga mengakibatkan ellina hamil. Namun sayangnya Arion sang kakak tak ingin bertanggung jawab. Dan memaksa menyuruh ellina menggugurkan kandungannya.
Dengan sakit hati ellina memilih pergi dari kehidupan Arion seta keluarganya. Melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri.
Hingga beberapa tahun mereka bertemu kembali. Dengan ellina yang telah berubah bersama sang putra tampan.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Satu Minggu berlalu setelah keputusan yang Arion berikan. Satu Minggu itu pula mereka tampak dingin. Arion sibuk dengan persiapan pernikahannya sedangkan ellina sibuk dengan sekolahnya.
Gadis hamil itu mencoba menenangkan dirinya dengan fokus sekolah. Meski kenyataannya dirinya tak pernah tenang setelah mendengar kabar kehamilannya serta ancaman dari Arion.
Untung saja ada prisila yang selalu berada di sampingnya. Sahabatnya itu selalu sigap dalam hal apapun. Bahkan sangat protektif melebihi dirinya sendiri.
Seperti sekarang prisila tak mengizinkannya memesan makanan bahkan memilihnya. Gadis itu hanya menyuruhnya duduk dan dia yang memesankan makanan untuknya.
Prisila datang dengan nampan yang berisi beberapa makanan di sana. Duduk sambil menyajikannya di atas meja.
" Nih buat Lo El. Gue beliin nasi goreng pake telor. Minumnya air putih aja soalnya kebanyakan yang bersoda. Sama salad buah". Ujarnya memberitahu.
" Tadi gue udah searching dari aplikasi hamil di internet. Katanya bagus makan nasi goreng telur sama salad buah". Lanjutnya memelankan suara saat mengatakan hamil. Dia tak mau orang lain akan mendengarnya.
Ellina tersenyum haru. Dia menatap sahabatnya itu dengan terimakasih.
" Makasih sil. Lo udah baik banget sama gue padahal gue udah ngecewain Lo". Ucap ellina sungguh.
" Ck Lo apaan sih. Udah kali yang itu gak usah di bahas. Sekarang Lo harus makan yang sehat supaya ponakan gue tumbuh kuat". Suruh prisila.
Gadis itu mulai menyantap makanan yang di pesannya. Ellina menatapnya dengan terharu. Prisila sangat peduli padanya yang hanya sebatas sahabat dan telah mengecewakannya. Sedangkan Arion? Orang yang seharusnya paling peduli malah menyuruhnya menggugurkan darah dagingnya sendiri.
Di tengah makannya mereka kedatangan Alvin yang langsung duduk di di samping ellina. Pria itu menatap ellina makan membuat gadis itu risih dan menoleh pada Alvin.
" Kak. Ada apa?" Tanya ellina.
Alvin menggeleng sambil tersenyum. " Kamu selesaikan dulu makannya." Ujar pria itu.
Ellina yang memang masih lapar pun tak peduli. Dia makan bahkan sampai belepotan. Alvin yang melihat itu meraih pipi ellina dan mengelapnya menggunakan tangannya. Setelan itu dia menjilat tangannya.
Ellina mematung. Gadis itu menatap terkejut atas perbuatan cowok di depannya. Namun buru buru dia berucap dengan malu.
" Eh makasih kak." Ucapnya sambil mengelap bibirnya.
Sila yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya bisa berdehem keras menyadarkan keduanya.
"Ekhm! Gue masih ada ya gak usah romantis romantisan di depan gue". Ujarnya mendatarkan wajah.
" Apaan sih lo? Sewot aja". Celetuk Alvin.
Sila menatap Alvin garang. "Makanya kalau mau bucin jangan di depan gue kali." Cibirnya memutar bola mata.
Alvin hanya meliriknya sekilas lalu beralih menatap ellina yang sudah selesai makan.
" Kakak mau ngomong apa?" Tanya ellina.
" Itu. Aku mau ngajakin kamu bagi bagi lagi. Waktu itu kan gak jadi gara gara kamu sakit". Alvin memberitahu.
Mengingat waktu itu ellina batal menemaninya karena sakit. Dan dia tak sempat menjenguk sebab ada acara keluarga.
Berpikir sejenak ellina mengangguk. " Boleh. Tapi aku boleh ajak prisila kan?" Tanyanya.
Alvin terdiam sejenak. Sambil melirik prisila yang sedang lahap makan.
" Boleh". Jawabnya.
Ellina tersenyum senang lalu menyenggol sikut prisila yang sedang makan sehingga baso yang ada di sendoknya jatuh. Untung saja di meja coba kalau di lantai.
" El baso gue loncat gara gara Lo". Protes prisila sambil mengambil kembali baksonya. Mumpung belum lima menit.
Ellina hanya nyengir. " Maaf gak sengaja. Tapi lo mau kan nemenin kita?". Tanyanya.
Prisila menoleh. " Nemenin kalian? Kemana?" Tanyanya.
Dia memang tak mendengarkan apa yang ellina dan Alvin bicarakan. Mending makan kan dari pada jadi nyamuk siang siang.
" Nemenin kita buat bagi bagi. Kak Alvin katanya mau bagi bagi lagi ke anak yatim piatu. Lo ikut yah?" Bujuk ellina.
Prisila menatap ellina sekilas lalu beralih menatap Alvin yang menatapnya datar. " Sama dia?". Tanyanya.
Ellina mengangguk. " Ogah". Tolak prisila mentah mentah.
" Kalau sama Lo doang atau sama cowok lain gue mau. Tapi kalau sama dia ogah gue". Bantahnya.
Pasalnya dia dan Alvin memang tak akur. Bukan bermusuhan tapi dia memiliki sedikit kontroversi dengan cowok itu.
" Kan Kak Alvin yang mau bagi baginya bukan gue. Kalau dia gak ikut kita mau ngapain ke sana". Tukas ellina.
" Udah lah demi gue Lo mau ya?" Bujuk ellina. Dia mendekat kan wajahnya pada telinga prisila dan berbisik.
" Ini kemauan bayi gue. Kalau dia ileran salah Lo!". Bisiknya mengancam.
Prisila mendengus pelan. Dengan terpaksa dia menyetujuinya meski dengan ogah ogahan.
" Iya iya gue ikut. Tapi demi Lo". Ujarnya keras membuat ellina tersenyum senang.
" Oke kalau begitu nanti sore aku jemput." Ujar Alvin pada ellina.Ellina tersenyum.
Mendengar bel berbunyi ellina bangkit dari duduknya. Begitu pun dengan prisila.
Sedangkan Alvin terdiam saat melihat perut ellina yang tak seperti biasanya.
" Ellina". Panggil cowok itu.
Reflek ellina menoleh. " Iya kak kenapa?" Tanyanya bingung.
" Lo makan terlalu banyak ya? Perut Lo kayak kembung?" Tanya Alvin yang sukses membuat ellina gelagapan.
Gadis itu menatap prisila seolah meminta bantuan. Prisila pun ikut panik mendengar pertanyaan Alvin.
" Apaan sih kok lo nanyanya gitu? Gak sopan banget tahu". Sambar prisila.
Gadis itu dengan sigap menarik tubuh ellina sedikit ke belakang.
Alvin menggaruk telinganya." Maaf. Gue gak bermaksud. Gue cuma salfok aja gitu". Ujarnya merasa bersalah.
Prisila mendengus pelan. " Hmm. Kita emang makan banyak jadi ellina kelihatan kembung". Ujarnya lalu menarik ellina pergi.
" Iya kak gak papa. Kita duluan". Pamit ellina lega karena Alvin tak curiga apa apa padanya.
Pria yang di tinggalkan itu pun berdecak sebal. Dia tadi hanya salfok kenapa jadi begini?