seorang gadis bertemu dengan iblis dan di bawa ke dunia bawah,apakah ini takdir gadis tersebut?
hanya untuk umur 17 ke atas 👐🏻
(jangan lupa like and komen ya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 永島良太, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
liona terkejut.
"Oy! Bisa beri aba-aba?!" Kesal.
Tanpa menjawab, Damon berbaring di samping liona, memeluknya erat dan membenamkan kepalanya ke lekukan leher liona.
Nafas Damon membuat liona merinding.
"Shh.. jauhkan wajahmu, Damon."
"Mm~" Gumamnya dengan suara rendah lalu menggeleng.
liona menghela nafas. Iblis ini memang agak susah di atur, ya. Melakukan sesuatu semaunya saja.
"Sayang~"
Deep voice itu, arghh!! Ingin rasanya liona menonjok semua orang yang lewat.
"Mm?"
"Kita... Akan menikah." Sudut bibir Damon terangkat.
liona melotot.
"Hah?!"
"Shtt. Jangan berisik, sayang."
"Tidak. Maksudku, ada apa ini?"
"Apa kamu tidak merasa aneh aku sentuh tapi kita belum mempunyai status apapun? Ya walaupun kamu itu Pengantinku."
Liona berpikir. Dia tidak pernah merasa aneh atau tidak suka jika Damon menempelinya.
Walau harus membiasakan diri dengan keagresifan Damon.
"Em... Tidak? Maybe."
Senyum Damon merekah.
"Itu berarti, kamu sudah siap menjadi istriku."
"Apa hubungannya?"
"Kamu nyaman berada di dekatku? Kamu tidak merasa risih dengan tingkahku dan lain-lain, kan?"
"Em..." liona mengangguk ragu.
"Baiklah! Kita menikah lusaa!!" Memeluk liona erat.
"Hahhh?!?! Bukankah ini terlalu cepat!?"
“Lebih cepat lebih baik, sayang.”
liona menunduk.
"Hey? Kenapa? Kamu tidak senang dengan ini? Atau tidak senang menikah denganku?" Damon mengangkat dagu liona dengan telunjuknya.
"Tidak bukan itu..."
"Lalu? Katakan."
"Itu... Leo bilang, kita harus melakukan ritual sebelum menikah? Karena aku manusia."
"Ya, Lalu?"
"Dan dia bilang, akan sakit..." Mengalihkan wajahnya.
Damon tersenyum miring.
"Ya, tentu. Akan 'sedikit' sakit, tapi aku akan membuat itu menjadi tidak sakit." Mengelus rambut liona.
liona memejamkan matanya erat. Demi apapun dia malu menanyakan itu, terlebih lagi respon Damon yang agak menyeramkan.
***
Siang hari di kastil mewah itu, Damon dan liona duduk berdua di depan tv.
Tangan kanan Damon bertengger di bahu kanan liona, sedangkan tangan kirinya memegang Popcorn yang terus di comoti liona. Mereka menonton dengan damai.
Sebelum..
DING DONG
DING DONG
DING DONG
Suara bel menyebalkan di tekan berkali-kali. Damon berdecak.
menoleh tajam ke pintu utama yang tidak ada penjaganya.
Damon sengaja meliburkan semua penjaga agar bisa berduaan dengan liona
Tapi sial demi sialnya, Damon merasakan kehadiran dua makhluk astral yang akan mengganggu momen indahnya.
liona juga menoleh ke pintu.
"Siapa di depan." Mengerutkan keningnya.
“Ada dua makhluk yang akan mengganggu kedamaian kita.”
"Ha? Siapa??" Mendongak ke Damon.
"Siapa lagi?"
liona berpikir. Dan, yah! Sudut bibirnya terangkat. Mereka menepati janji.
"Biarkan aku membukanya." Berdiri.
Baru selangkah, liona berhenti. Dahinya mengernyit heran.
"Tunggu, dari mana kamu tau?" Melirik Damon.
"Firasat, lagian siapa yang berani masuk ke kawasan ku tanpa izin kecuali mereka?"
"Hm.. masuk akal." Mengangguk-angguk lalu kembali berjalan ke pintu.
liona membuka pintu besar itu dengan susah payah. Berat, coyy!
"Selamat pagi, Calon menantu raja serta pengantinnya pangeran!" Sapa aron dengan cengirannya.
"Yo." Leo mengangkat satu tangannya menyapa.
"Masuk."liona tersenyum tipis.
Mereka berdua masuk sambil mengucap "permisi"
"Eh, ada pangeran. Selamat pagi, pangeran. Semoga harimu indah selalu." aron duduk di sofa panjang di susul Leo di sebelahnya.
"Bagaimana ingin indah jika kalian saja merusak keindahan pagi hariku." Memutar bola matanya malas.
"Sudah kubilang untuk pergi siang saja, keras kepala." Menyentil dahi aron.
"Ah!" Mengelus dahinya.
