"Mencintaimu dengan Tulus: Kisah Cinta LDR"
Matara Vega Sakti dan Sherina Ayesha Wicaksono, dua mahasiswa semester satu yang menjalin cinta di tengah jarak. Mereka berbagi impian, harapan, dan tawa. Namun, ketika Sherina pulang ke Indonesia untuk liburan semester, perasaan cemburu Vega mulai menggerogoti hubungan mereka.
Konflik memuncak ketika Vega menemukan Sherina dekat dengan teman lamanya. Kesalahpahaman dan kecurigaan membuat hubungan mereka goyah. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk menahan badai?
Di tengah kebimbangan dan kesulitan, Vega dan Sherina harus memilih antara memperbaiki hubungan atau berpisah. Akankah mereka menemukan jalan kembali ke pelukan each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LYS Halaman 22
Vega menatap Sherina dengan mata yang masih merah. "Mengapa kamu tidak memberitahuku!?" tanya Vega, suaranya masih keras.
Sherina menggeleng. "Aku tidak sengaja bertemu Ari, Veg, tapi aku akan bercerita padamu,"
Vega menghela napas dan menatap Sherina dengan mata yang masih merah. "Aku tidak percaya padamu, Sherina. Aku tidak percaya bahwa kamu tidak memiliki perasaan pada Ari!"
Sherina menatap Vega dengan mata yang berair. "Aku bersumpah, Vega. Aku tidak memiliki perasaan pada Ari. Aku hanya mencintaimu."
Vega menatap Sherina dengan mata yang masih merah. Dia tidak yakin apakah dia harus percaya pada Sherina atau tidak.
Vega menatap Sherina dengan tatapan marah. "Aku tidak percaya padamu, Sherina. Kamu berbohong!" sentaknya.
Sherina menggeleng menatap Vega dengan mata yang berair. "Aku bersumpah, Vega. Aku tidak memiliki perasaan pada Ari. Aku hanya mencintaimu, MEN-CIN-TA-I-MU."
Vega menatap Sherina dengan mata yang masih merah penuh kekecewaan. "Jika kamu benar-benar mencintai aku, maka kamu harus membuktikannya!"
Sherina menatap Vega. "Dengan apa? Aku pasti akan lakukan."
Vega menatap Sherina dengan mata menyorot tajam. "Aku ingin kamu meninggalkan Ari untuk selamanya. Aku ingin kamu membuktikan bahwa kamu hanya mencintai aku. Bisa?!"
Sherina menggeleng dan menatap Vega dengan intens. "Vega, aku tidak bisa memutus pertemanan dengan Ari begitu saja. Dia banyak menolongku dimasa lalu, aku berhutang banyak pada Ari," Sherina mulai emosi dia mulai muak dengan permintaan Vega yang menurutnya terkesan mengekang dan posesif.
Vega tersenyum sinis dan menatap Sherina dengan mata yang semakin mengkilat tajam. "Jika kamu tidak bisa meninggalkan Ari, maka aku tidak bisa mempercayai kamu lagi!" Vega semakin marah.
Sherina menatap Vega dengan mata yang berair. Sherina merasa frustasi dia bingung entah dengan cara apa lagi untuk membuat Vega mengerti akan posisinya.
"Vega, aku tidak ingin kehilangan kamu. Aku akan melakukan apa saja untuk mempertahankan kamu tapi tidak untuk itu. Kumohon mengertilah posisiku, Veg!" Sherina berbicara dengan nada kesal.
Vega menatap Sherina remeh. "Aku tidak ingin kamu melakukan apa saja untuk mempertahankan aku. Aku hanya ingin kamu menjadi jujur dan setia padaku."
Sherina menatap Vega dengan frustasi. "Vega, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Kamu hanya memikirkan dirimu sendiri kamu tidak memikirkan perasaan aku. Kamu tidak mengerti posisiku!" jerit Sherina, dia benar-benar frustasi dengan sikap Vega yang seperti ini.
Vega menunjuk dan menatap Sherina dengan mata yang tidak peduli. "Aku tidak peduli. Aku hanya ingin kamu meninggalkan Ari dan menjadi jujur dan setia padaku itu saja."
Sherina memijat pelipis lalu menatap Vega dengan air mata yang mengalir semakin deras. "Vega, aku tidak bisa memutuskan pertemanan dengan Ari begitu saja. Aku akan mencoba untuk menjelaskan pada kamu apa yang sebenarnya terjadi." kali ini, Sherina berbicara dengan nada lembut berharap Vega bisa mengerti dan tidak marah lagi.
Vega menatap Sherina dengan mata yang masih marah dan merasa dibohongi. "Aku tidak ingin mendengar penjelasanmu. Aku hanya ingin kamu meninggalkan Ari dan menjadi jujur dan setia padaku, titik."
"Vega, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Kamu keras kepala!" ~ Sherina.
Vega menatap Sherina dengan mata yang terluka, mengingat tawa ceria Sherina saat bersama Ari tadi. "Aku tidak peduli, terserah kamu ingin berkata apa tentangku dan jika kamu ingin hubungan kita baik-baik saja maka patuh lah dan jangan membangkang!" final Vega, tidak ingin keputusannya diganggu gugat lagi.
Sherina menatap Vega dengan mata yang semakin berair lututnya terasa lemas karena Vega tidak mau mengerti posisinya. "Vega, aku sangatlah mencintaimu tolong pahami aku. Aku akan mencoba untuk menjelaskan pada kamu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa aku tidak ingin memutus pertemanan dengan, Ari," kata Sherina, lembut.
Vega menatap Sherina dengan mata yang muak mendengar nama Ari disebut. "Sudah aku katakan, aku tidak ingin mendengar penjelasan kamu. Aku hanya ingin kamu menuruti perintahku saja. Apa susahnya, Sherina?!" Vega sangat kesal pada Sherina, karena dia tidak memahami ketakutannya.
Bukan tanpa alasan Vega bersikap seperti ini dia hanya ingin menghindari hal-hal yang kemungkinan bisa memisahkannya dengan Sherina. Vega tidak ingin Sherina berpaling, menurutnya tidak ada pertemanan diantara lawan jenis yang real, diantara mereka berdua pasti ada salah satu pihak yang memiliki perasaan lain. Vega takut Sherina memilih Ari ketimbang dia.
Sherina menatap Vega tidak kalah kesal menurutnya Vega hanya mementingkan dirinya sendiri dia egois, dia sangatlah egois.
"Vega, aku tidak -- ah, sudahlah! terserah kamu saja kamu egois Veg, sangatlah egois!" Sherina berteriak, hingga dadanya terlihat naik turun saking frustasinya.
"Apa katamu? Aku egois?" Vega tersenyum miring. "Bukankah kamu yang egois karena tidak memahami perasaanku yang takut kehilangan kamu? Bagiku tidak ada pertemanan antara kamu dan Ari. Mungkin kamu menganggap dia teman tapi tidak dengan dia, Sher. Apa kamu tahu itu!"
Vega kembali tersulut amarah dia kembali meninju dinding demi melampiaskan kekesalannya, yang dia takutkan hanya satu. Sherina mencintai Ari dan pergi meninggalkannya itu saja tapi Sherina tidak paham akan itu.
Sherina terbelalak melihat Vega yang melukai diri sendiri. "Vega, kamu apa-apaan sih? Kamu pikir dengan kamu melukai diri sendiri bisa menyelesaikan masalah, HAH!" Sherina berusaha berhentikan Vega dia memeluk Vega dari belakang.
Semoga dengan pelukan yang tulus ini Vega bisa melunak karena merasakan cintanya yang teramat dalam untuknya.
"Aku hanya ingin kamu tahu, Sayang. Ari, dia adalah cowok baik yang selalu melindungi dan menolong aku di SMA dulu, saat aku dibully saat aku butuh bantuan dan pertolongan dari teman-teman yang menggangguku dia selalu ada untukku. Aku bisa seperti sekarang ini karena dia, Veg! Kamu bisa mengerti aku tidak sih!" Sherina bicara dengan lantang diselangi dengan isak tangis.
Vega melepas pelukan Sherina, berbalik dan menatap Sherina dengan wajah yang murka. "Oh, jadi dia adalah pahlawan kamu. Pantas saja, baiklah aku melepasmu Sherina, KELUAR!" teriaknya menunjuk pintu kamar yang sedikit terbuka.
Sherina menatap Vega tidak percaya. "Vega, apa yang kamu katakan. Kamu melepasku? Kamu mengusirku?" tanya Sherina, hatinya teramat nyeri.
Aku melepasmu Sherina. Itu artinya ah, raga Sherina mendadak lemas tak berdaya. Sherina terduduk dilantai dengan tatapan kosong, air mata mengalir semakin deras.
Vega melengos dia tidak tega melihat Sherina yang seperti terluka akan perkataannya tapi Sherina perlu disikapi dengan tegas.
Sherina menatap Vega dengan tatapan terluka. "Aku tidak menyangka kamu bersikap seperti ini padaku. Oke, aku keluar,"