Istri Tuan Muda Casanova

Mansion Tuan Muda.

jika kemarin Carine menjadi asisten pribadi, maka hari ini pun Ia masih menjadi asisten pribadi Tuan Muda.

Carine selesai dengan aktifitasnya, mandi dan mengenakan setelan jas kantor. Tuan Muda yang masih terlelap di atas ranjang, menjadikannya seperti orang normal pada umumnya.

Carine keluar kamar dan menuju lantai satu, ke arah dapur untuk membuat sarapan seperti biasanya. Carine memilih untuk menyiapkan sendiri daripada dibuatkan pelayan, dirinya sudah terbiasa akan hal itu.

Alan yang baru saja menginjakkan kaki di Mansion Tuan Muda, hendak ke ruang kerja. namun saat menatap Nona Carine yang menuju dapur. membuat Alan menghampiri istri Tuannya itu.

"Nona selalu rajin." puji Alan dengan senyum secerah mentari.

"Ya, aku memang rajin. sepertinya kau sedang berbung-bunga Alan, dan tak biasanya kau datang di jam segini." Balas Carine sembari melirik jam di tangannya.

"tadi sempat macet." tutur Alan menyadari maksud sang Nona, hari ini Ia sedikit telat tiba di Mansion.

"Oh yah, kau punya pacar? sepertinya kalian sangat beruntung memiliki satu sama lain." tanya Carine basa-basi, Ia bisa melihat benih-benih cinta di mata sekertaris Alan.

"Nona ingin membuat sarapan apa?" tutur Alan mengalihkan pembicaraan, Ia begitu canggung dan tersenyum kikuk ditanya seperti itu oleh Nonanya.

Carine yang sedang menggoda Alan, melihat sesuatu yang tercetak sempurna di tengkuk Alan. Kiss mark itu begitu merah alami disana. Diam-diam Carine menggulung senyum menatap Alan yang mulai salah tingkah seperti orang ketahuan.

"Kau bisa meminjam alas bedakku untuk menutupi itu. jangan sungkan dan malu," Tawa receh Carine menambah malu berkali-kali lipat di wajah Alan yang sedang memerah.

Carine berniat mengambil alas bedaknya, dan melangkah sambil kedua tangan di masukan ke dalam saku celana. "atau kau sengaja ingin memamerkan maha karya kalian?" tanya Carine senyum menggoda Alan.

Alan semakin tersipu malu.

"Ahhh, kau sangat manis ternyata. andai saja suamiku itu kamu dan bukan Tuan Muda, pasti aku akan menciummu setiap hari." Ucapan Carine yang mulai blak-blakan dan Alan yang dijadikan contoh pengganti Tuan Muda kini langsung menciut.

"Tuan Muda lebih manis dari saya. Anda pasti akan merasa beruntung memilikinya. jadi saya mohon jangan berucap seperti tadi yah Nona." mohon Alan, kalau Tuan Muda mendengarnya kan bisa gawat, Tuan Muda akan melampiaskan kemarahan padanya. dan Alan tahu Tuan Muda sudah mulai menaruh perasaan pada Nona Carine.

"Hmm, baik-baik." balas Carine tersenyum simpul.

"Nona lanjutkan saja, saya ke ruangan kerja Tuan Muda dulu." pamit Alan, lantas meninggalkan Nona Carine dengan terburu-buru. sembari membenarkan kerak kemejanya.

"dia sangat manis." Ucap Carine menatap punggung Alan, suasana hatinya sedikit terhibur dengan wajah malu-malu Alan barusan.

...----------------...

setelah menyiapkan menu sarapan simpel untuk pagi ini, Carine menunggu Tuan Muda di kursinya dan seperti biasa, Carine sarapan lebih dulu dari pria yang berstatus suaminya itu.

Reno menuruni anak tangga sambil menatap Carine dengan mengangkat sebelah alis.

Carine sudah selesai sarapan, sekarang dirinya bosan menunggu Tuan Muda hampir 1 jam lamanya. Ia berdiri dan hendak ke ruang tamu untuk menemui Kim yang sudah ada di depan. namun netranya menangkap sosok yang sudah membuatnya menunggu lama itu.

"Pagi Ren." sapa Carine berbasa-basi.

"Aku juga tahu ini pagi." balas Reno sambil menelisik penampilan Carine dari bawah ke atas.

Carine melihat dirinya sendiri dan bergumam dalam hati. 'ada yang salah?' tanyanya.

"hari ini kau tidak usah mengikuti ke kantor, karena ada perjalanan ke bandung nanti. aku selama seminggu disana." Tutur Reno menatap lurus pemilik mata dibalik kacamata.

Carine menggulung senyum, 'satu tahun tidak apa-apa kok Tuan Muda.' soraknya dalam hati.

"Oh, satu lagi. kau tidak boleh kemana-mana, hanya di mansion tempatmu selama aku ke bandung. mengerti?" Ucap Reno dengan tegas.

"kalau aku ingin jalan-jalan?" tanya Carine meminta persetujuan.

"boleh, tapi hanya 1 jam dan jangan aneh-aneh." kata Tuan Muda dan itu mutlak.

Carine mengangguk setuju, setelah Reno duduk di kursinya dan menyantap sarapan yang Carine buat. Carine tersenyum melihat hal itu, Tuan Muda lebih memilih menu buatannya daripada para pelayan.

Carine meninggalkan Tuan Muda dan ke ruang tamu untuk menemui Kim.

Reno melirik Carine dengan ekor matanya sampai wanita itu menghilang di balik dinding. "aku jadi penasaran tentang asal usulnya." tutur Reno yang terpesona akan kecantikan Carine.

...----------------...

setelah selesai dengan berbagai persiapan, Reno dan Alan melenggang dari dalam Mansion.

Reno melihat Carine yang sedang berbincang sembari tertawa ringan dengan Kim. hal itu membuat hatinya panas, "Hei hei, kalian sedang berbicara apa sampai tertawa seperti itu." ucap Reno menunjuk kedua orang itu dengan kacamatanya.

"Kami hanya membahas hal sepele Tuan Muda." ujar Carine masih tersisa senyum di bibirnya.

Reno mengingat kembali, saat Carine hendak menciumnya di kantor. "kau tidak boleh macam-macam." tekan Reno penuh intimidasi.

"dan kau, dilarang tertawa di Mansionku. dengan siapapun itu." ujar Reno pada Kim dan Kim memutar bola mata malas atas larangan Tuan Muda menyebalkan itu.

"Carine." kata Reno.

"Ya, Ren." jawab Carine.

"jangan membuatku marah dan datang ke sini sebelum 1 minggu di bandung. kalau sampai aku marah, kau akan menerima hukumanku yang bisa merugikan dirimu sendiri." kata Reno serius.

"Baik." jawab Carine menelan ludah, Tuan Muda mengancamnya untuk kedua kali.

Reno menjulurkan tangannya, baik Carine. penghuni lain yang berdiri ikut bingung dengan yang diinginkan Tuan Muda. "Kau ini tahu gak kewajiban seorang istri!" Ujar Reno mulai kesal lagi.

Carine berdiri dan mendekati Tuan Muda. "maksudnya, mencium tangan Anda?" tanya Carine menatap tangan Tuan Muda.

"pake nanya, iya cium. memangnya aku sedang menyuruhmu makan tanganku." Reno mencubit gemas hidung Carine dan menyisakan tanda merah disana.

Carine mencium tangan Tuan Muda, lalu mengantar pria itu sampai pintu depan. Reno dan Alan meninggalkan Mansion.

Carine memegang hidungnya yang perih akibat ulah Tuan Muda. "dasar Tuan Muda aneh." kata Kim.

Carine menoleh ke Kim, baru saja Carine ingin mengatakan kalimat itu. "kau benar Kim." kata Carine.

...bersambung.........