Istri Tuan Muda Casanova

kenapa Tuan Muda ada disini dan sepertinya Tuan Muda sedang run, bukannya dia akan ke Bandung 1 minggu. apa jangan-jangan Tuan Muda berbohong dan yang sebenarnya lagi Tuan Muda mau menikmati waktunya dengan wanita-wanitanya. jadi Tuan Muda menipuku agar aku tidak jadi pengganggu di antara mereka. dan mirisnya sekarang Tuan Muda berdiri disini lalu menuduhku berselingkuh? selingkuh? Ihh Tuan Muda ini memang makhluk aneh, aku dan Max hanya sebatas teman. tidak lebih tidak kurang.

"enak yah selingkuh di tepi danau. sambil genggam tangan, tatap-tatapan, romantis sekali kalian." ujar Reno berkacak pinggang, tapi matanya tetap menusuk tajam Carine.

baru saja di tinggal tiga hari belum cukup seminggu, dia sudah berpacaran di tepi danau. bagaimana kalau aku pergi sebulan, mungkin mereka langsung masuk kamar hotel.

"Maaf Tuan Muda, bukan begitu." Carine ingin membersihkan nama baiknya.

tapi lihat sorot mata tajam Tuan Muda. seakan pria itu sedang kecewa berat akan suatu hal. dan melampiaskanya padaku. Carine menatap mata biru Tuan Muda.

"Ohhhh, Tuan Muda!! bagus-bagus. teruskan, takut selingkuhanmu tahu? atau takut dia cemburu. overthinking? sakit hati?" bertubi-tubi pertanyaan Tuan Muda dengan nada kesal penuh amarah.

Lihat dia, bahkan aku tidak bisa menjadikannya partner. kurangnya terlalu banyak, cihhh.

Reno menatap Max dengan penuh permusuhan.

sedangkan Max mencerna keadaan, Ia bingung sebenarnya apa yang sedang terjadi hingga Tuan Muda terlihat begitu marah dan ngelantur. tentu saja Max mengetahui Tuan Muda, tapi status antara Tuan Muda dan Carine. Max belum mengetahui hal itu, beberapa minggu belakangan Max sangat sibuk mengurus urusan dunia bawah, dengan sejuta laporan yang harus ia selesaikan.

"Maaf Tuan Muda, Nona dan Tuan Max hanya berteman." ucap Kim mencairkan suasana, menolong sang Nona yang hanya diam saja.

"Aku tidak menyuruhmu bicara! jadi diam. paham kamu!" Kata Reno ingin mencabik-cabik mulut Kim dan mencungkil bola mata menyebalkan itu yang selalu berputar saat dirinya bicara.

"Maaf Tuan Muda." ucap Carine menatap Kim yang langsung diam ketika Tuan Muda menekannya. "Tuan Muda lagi!?" kata Reno siap menceburkan siapapun yang ada di hadapannya ke dalam air danau di depan mereka.

"Ma-af Ren, ini Max. kami sudah berkenalan cukup lama, aku dan Kakak hanya sebatas teman kerja. kami sering menghabiskan waktu setelah jam kerja usai, kami juga sering kesini Ren." tutur Carine memperkenalkan Max agar Tuan Muda tidak salah paham.

lagian untuk apa Carine repot-repot menjelaskan pada pria yang berstatus suaminya ini, Tuan Muda bebas bermain wanita. masa dia yang hanya sebatas teman pun harus menjelaskan sedetail mungkin agar pria itu tidak berpikiran macam-macam.

"Jadi kalian sering menghabiskan waktu berdua." Reno menganggukan kepala beberapa kali dengan ekspresi datar nan dingin.

"Maksudnya bukan seperti itu, kami menghabiskan waktu tapi hanya sebatas teman. iya kan kak?" ucap Carine dan bertanya pada Max.

"I-ya, maaf sebelumnya. aku benar-benar tidak mengerti, ini ada apa yah? dan mohon maaf Tuan Muda. kenapa Anda terlihat kesal dengan kedekatanku dan Nona Arrogant ini." Kata Max memegang kepala Carine dan mengelusnya.

"tadi kau panggil dia Kakak." Tutur Reno menggulung bibir dan meremas-remas kepalan tangannya."kakakmu memanggilmu Nona Arrogant." ucapnya lagi, netranya tak luput dari tangan Max yang masih berada di kepala Carine.

'Aku akan terlihat bodoh kalau berlama-lama disini. karena aku ingin membunuhnya dan mematahkan tangan itu saat ini juga.' Batin Reno berbalik dan hendak meninggalkan mereka dengan penuh amarah.

"Alan, seret istriku ke mobil sekarang juga. aku ingin memberikan hukuman atas tindakannya yang sudah melanggar janji kita." kata Reno melangkah pergi.

Alan menatap punggung sang Tuan, lalu berbalik menatap sang Nona.

Kim melihat Alan, Kim mengambil langkah dan berdiri di hadapan Nonanya. "Aku tidak akan membiarkan kalian menyakiti Nonaku." ucap Kim berhadapan dengan Alan. dan menutupi tubuh Nonanya dengan tubuhnya sendiri.

"Aku tidak akan menyakiti Nona, Kim, mari Nona Anda harus ikut. kalau tidak Tuan Muda bisa tambah marah." Ajak Alan.

"Maaf kak, aku akan menjelaskannya padamu." ucap Carine meninggalkan Max begitu saja dan mengikuti langkah Alan. Kim juga mengikuti Nonanya.

Kim menggunakan mobil lain, milik Carine yang mereka gunakan ke taman Ini.

"Kesimpulannya? Carine istri Tuan Muda? kapan mereka menikah?" tanya Max mengepalkan tangan, darahnya berdesir hebat. bahkan tenaganya seakan habis tak bersisa menatap punggung wanita yang Ia cintai beberapa tahun terakhir.

"Aku harus mencari tahu yang sebenarnya," ujar Max tidak mau mempercayai kenyataan yang sudah ada di depannya.

Aku tidak akan melepaskan Carine, aku mencintai Carine, dan akan menikahinya. tidak, tidak mungkin aku kecolongan hanya karena beberapa minggu tidak mencari tahu tentangnya. batin Max merasakan perih di hatinya, dadanya juga begitu sesak.

...----------------...

selama perjalanan, baik Carine dan Tuan Muda sama-sama diam membisu. Tuan Muda tidak mengajaknya bicara, bahkan Tuan Muda enggan untuk menatapnya. Carine juga merasa bersalah, padahal Ia tidak tahu salahnya dimana.

tidak mungkin seorang Tuan Muda Casanova mencintai dirinya kan, hei kemustahilan macam apa itu. Tuan Muda hanya kesal karena sesuatu hal yang lain.

Tuan Muda mulai suka padaku? No, itu tidak mungkin dan jangan sampai Tuan Muda mencintaiku. Carine, stopped!

Ucap Carine pada dirinya sendiri dan di dalam hati.

tiba di Mansion.

"ikut, aku ingin membuktikan kecurigaanku selama ini. kau benar wanita murahan atau bahkan lebih dari itu." tarik Reno di lengan Carine.

"Tuan Muda lepaskan! ini sakit! Anda tidak boleh macam-macam padaku." Kata Carine berusaha sekuat tenaga melepaskan tangannya dari genggaman kasar Tuan Muda.

"kenapa aku tidak boleh berbuat macam-macam padamu? lalu yang bisa macam-macam padamu siapa? dia yang kau temui di danau tadi, begitu?." kata Reno menantang Carine dengan sorot mata tajam.

"Reno cukup! aku tidak seperti yang kau kira. aku adalah aku dan aku masih suci, belum pernah ada yang menyentuhku termasuk dirimu sendiri. jadi jangan sok tahu!" teriak Carine menggema di ruang tamu, selain sakit di lengannya. Carine juga merasakan sakit dihatinya.

ucapan Tuan Muda begitu melukai pendiriannya sebagai seorang perempuan yang sudah berusaha kuat sejauh ini, dan menjaga kesuciannya sebisa mungkin.

saat Tuan Muda mengatainya, rasanya begitu sakit. apalagi pria itu berstatus suaminya, suami yang sudah tidur dengan banyak wanita diluaran sana dan mengcap dirinya sama dengan wanita-wanitanya itu.

"baiklah, sekarang kita buktikan ucapanmu." Reno memikul Carine layaknya karung beras, Carine memberontak namun Tuan Muda menabok bokongnya terus.

Kim melihat sang Nona diperlakukan dengan kasar, seketika itu emosinya tak tertahankan dan ingin menolong Nonanya.

"Alan urus manusia sialan itu." Kata Tuan Muda berhenti di salah satu anak tangga dan menatap Alan yang sudah mencegat Kim.

"Kim, tolong aku!" teriak Carine memukul punggung Reno.

"berjuanglah Nona, aku akan menolong Anda." balas Kim sudah adu jotos dengan Alan di lantai satu.

"Diam!! kau lebih lemah dari aku, jangan membuatku semakin kasar dan melukai kulitmu." tegas Reno.

...bersambung..... ...