Kirana kembali ke kampung halamannya dengan tekad bulat—menuntut balas atas kematian ibunya yang tragis. Kampung yang dulunya penuh kenangan kini telah dikuasai oleh orang-orang yang mengabdi pada kekuatan gelap, para penyembah jin yang melakukan ritual mengerikan. Ibunya, yang menjadi tumbal bagi kepercayaan jahat mereka, meninggalkan luka mendalam di hati Kirana.
Apakah Kirana akan berhasil membalaskan dendam ibunya, ataukah ia akan terjerat dalam kutukan yang lebih dalam? Bagaimana ia menghadapi rintangan yang menghadang niat balas dendamnya? Temukan jawaban dari pertanyaan ini dalam perjalanan penuh ketegangan, misteri, dan kekuatan gelap yang tak terduga.
Apakah Kirana akan keluar sebagai pemenang, atau malah menjadi bagian dari kegelapan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Azka segera ke rumah pak Hendra siang itu untuk menemuinya, Ia menceritakan semua apa yang disampaikan oleh Kirana.
Pak Hendra sangat terkejut mengetahui kampung yang pernah dulu ia tinggali terjadi hal hal seperti itu...
"Ya sudah kamu bapak izinkan pergi, tapi bapak gak izin kan kamu pergi sendirian, ajak Rizal juga"
"Baik pak" angguk Azka...
Jam telah menunjukan pukul 13.15 siang
10 menit kemudian tibalah Azka di rumah sepupu nya Rizal, setelah sebelum nya pak Hendra menghubungi keponakannya itu.
Tidak lama kemudian, Rizal langsung keluar rumah sambil membawa ransel.
Mobil Azka memecah jalan di siang itu, beberapa kali Azka terjebak macet saat di kota, setelah setengah jam lolos dari kemacetan, tiba lah mereka di jalan lintas.
Di jalan Azka menceritakan apa yg sedang dialami Kirana di kampung nya, Rizal hanya bisa mengangguk menyimak cerita Azka.
3 jam sudah mereka berkendara.
Tak lupa Azka mengabari Kirana kalau mereka sudah di jalan.
Sementara itu Kirana..
Jam sudah menunjukan masuk waktu ashar, setelah selesai beribadah, Kirana dan Nisa sibuk mengemas baju karena abis magrib diperkirakan Azka sudah sampai di kampung ini, bu Sari belum pulang juga, Kirana sebenarnya sudah sangat panik, tetapi mengingat Nisa dia harus bersikap setenang mungkin...
"Bang Azka sampai nanti malam, kamu ke kota ya bareng bang Azka, kakak mau carik ibu dulu, baru nyusul" ucap Kirana pada Nisa, Nisa mengangguk paham, matanya sudah ber kaca-kaca memikirkan nasib ibunya sekarang, hari semakin sore, bukan tak ingin pergi meminta bantuan tetangga tapi mereka takut kalau kalau dijalan nanti mereka bertemu orang orang itu lagi, apa lagi pak Adi dan bu Ima tetangga terdekat mereka juga sudah pindah sejak tiga bulan yang lalu.
Rencana nya setelah Azka sampai, Kirana akan pergi kerumah pak Hamid kepala desa di kampung ini, untuk melaporkan kehilangan ibunya.
Sebisa mungkin Kirana menenangkan Nisa yang sedari tadi menangisi ibu mereka.
Matahari pun sudah mulai terbenam, perlahan-lahan langit mulai gelap, sudah jam 18.05 namun bu Sari tiada kabar, selesai mengisi perut mereka berdua pun melaksanakan ibadah magrib, selesai ibadah mereka bersiap siap berangkat. Tinggal menunggu Azka saja.
Srek... Srek....!!
Seperti kemarin malam suara kaki lagi terdengar, Kirana yang sudah menebak pasti akan datang lagi orang orang itu, Ia langsung mengambil golok yang sudah di persiapkan tadi, tidak lupa menyuruh Nisa masuk ke kamar bu Sari untuk bersembunyi, dan tidak lupa menutup pintunya, lampu memang sengaja tidak dinyalakan sejak sore tadi.
Masih terdengar suara langkah kaki itu mengelilingi rumah mereka, Nisa sudah bersembunyi di dalam kamar, sementara Kirana mengendap endap berjalan di ruang tamu mengamati suara langkah kaki itu, niatnya ingin mengintip dari celah kayu dinding rumah ini.
Kirana memicingkan matanya mengintip di sela sela sudut dinding papan rumahnya, dan benar saja 2 orang misterius itu datang lagi, satu orang mengawasi area depan rumah nya, sementara yang satu nya lagi, mengitari area rumah nya.
Tok.. Tok.. Tok...!!
Terdengar suara pintu depan di ketuk.
Kirana diam saja mengamati apa yang akan dilakukan orang orang ini, sekali lagi pintu di ketuk.
Tok... Tok... Tok..!!
Entah apa tujuan mereka ini?
Dugh... Dugh... Dugh..!!!!!!
Ketukan itu tiba-tiba berubah menjadi hantaman di pintu, Kirana memegang golok nya, mengendap endap ke arah dapur, hendak keluar ingin menangkap orang ini pikir nya, berbekal ilmu bela diri yang telah di pelajari nya dengan Azka dulu, dia sangat yakin bisa melumpuhkan orang-orang ini.
yang semangat dong yang semangat dong
aku penasaran nih
semangat terus pokoknya author saya tunggu lanjutan eps nya👍🔥🔥🔥