Gara-gara mengerjai sistem, Gabrielle van Kohen dikerjai sistem!
Berawal dari ketidakpuasan, seorang penulis novel online mengacaukan format pesan pengajuan misi kepenulisan dan berakhir di dunia novel yang ditulisnya sendiri.
Nama tokoh: Jian Yue
Nama pena: Penulis Keparat
Judul buku: Almighty
Popularitas: Nol koma~
"INGIN POPULER TINGKAT DEWA? JADILAH AUTHOR DEWA!" ~Sistem Editor.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
“Total poin B Anda 509!”
“Kenapa poinnya tak pakai koma?” protes Gabrielle kemudian.
“Perolehan poin hanya menghitung nilai genap,” jawab Sistem Editor. “Nilai di belakang koma tidak dihitung!”
“Dasar pelit!” gerutu Gabrielle.
Sistem Editor kembali menghilang.
Bei Tang Moran berdeham dan memalingkan wajahnya cepat-cepat. Kemudian mengetukkan jari telunjuknya ke pangkal lengannya dengan posisi tangan masih bersedekap.
CLING!
Sebuah tanda pengenal seperti bandul kalung dari emas seketika muncul dan menggelantung di ikat pinggang Gabrielle.
Gabrielle spontan tertunduk dan terkesiap. Kemudian meraih tanda pengenal itu dan memeriksanya.
Bentuknya seperti koin emas seukuran telapak tangan orang dewasa dengan bingkai lingkaran seperti gelang dari emas yang sama. Lempengan di tengahnya bisa diputar di dalam bingkai lingkaran berbentuk gelang itu seperti pintu putar. Sebuah tulisan terpahat di kedua sisi lempengan itu dalam huruf kanji dari atas ke bawah.
Saat Gabrielle membacanya, secara otomatis Sistem Editor menampilkan terjemahannya.
Satu sisi berbunyi: Paviliun Reinkarnasi. Satu sisi lagi berbunyi: Penulis Takdir.
Benar-benar takdir! rutuk Gabrielle dalam hatinya. Tidak di dunia nyata, tidak di dunia buku, takdirku tidak berubah!
“Jangan senang dulu! Aku hanya meminjamkannya untuk sementara waktu!” Seakan bisa membaca pikiran Gabrielle, Bei Tang Moran segera menjelaskan peraturannya. “Pelat ini hanyalah tiket masuk untuk menyusupkanmu.”
"Siapa yang senang?" tukas Gabrielle dengan ketus. Kemudian menurunkan nada bicaranya. “Apa maksudnya hanya tiket masuk?” tanyanya melunak, lalu menatap ke dalam mata Bei Tang Moran.
“Pelat ini ditempa dari emas nirwana, mengandung energi langit,” jelas Bei Tang Moran. “Tanpa energi langit, kau tak bisa melewati gerbang Istana Sembilan Langit. Kehilangan pelat di area istana, kau akan terpental keluar secara otomatis. Jadi…”
Bei Tang Moran mendekatkan wajahnya ke telinga Gabrielle dan menambahkan, “Aku telah memasang rune mekanisme pada pelatmu.”
Gabrielle mengerjap dan menelan ludah.
Rune mekanisme adalah sistem keamanan spiritual yang bekerja otomatis saat seseorang melanggar batas tertentu.
Tapi batasan apa yang dipasang Bei Tang Moran? pikir Gabrielle.
“Lebih dari tiga langkah kau meninggalkanku, kau akan kehilangan pelatmu… dan juga pakaianmu!” Bei Tang Moran menandaskan.
“Apa? Pakaian?” pekik Gabrielle dengan syok. Secara otomatis beringsut selangkah ke belakang. “Maksudmu…”
Bei Tang Moran mengangkat satu tangannya sebagai jawaban, memperlihatkan satu set pakaian yang tampak familier.
Pakaianku! Gabrielle menyadari, secara spontan menyilangkan kedua tangannya di depan dada, meraba-raba pangkal lengannya di kiri-kanan untuk memastikan. Di balik gaun hanfu-nya, tidak ada lapisan pakaian lain. Dengan kata lain, pakaian aslinya benar-benar telah dilepas sepenuhnya, digantikan pakaian baru.
Singkatnya… jika pakaian barunya menghilang, ia akan telanjang!
“Kau—” Gabrielle menunjuk Bei Tang Moran sambil tergagap. Di bumi, neraka dan surga, memang yang paling kejam dan tidak berperasaan adalah dia! Gabrielle membatin gamang. Lalu mendesah dan menghentakkan satu kakinya ke lantai dengan ekspresi kesal, seperti anak kecil sedang merajuk. “Tiga langkah! Yang benar saja?” gerutunya dalam gumaman tak jelas seperti orang sedang berkumur.
Bei Tang Moran mengibaskan tangannya, dan seketika pakaian Gabrielle di tangannya berpindah ke tempat khusus untuk menggantung pakaian ganti.
Gabrielle spontan tergagap sembari mengulurkan satu tangannya ke arah pakaian itu dengan mata dan mulut membulat. Tapi lalu hanya mendesah dan melemas dengan ekspresi tak berdaya.
Seulas senyuman miring tersungging samar di sudut mulut Bei Tang Moran.
“Nilai ikatan Anda dengan Bei Tang Moran sudah mencapai 100%.” Sistem Editor seketika muncul. “Poin B bertambah 100. Total poin B Anda sekarang 609. Takdir peran Anda sekarang sepenuhnya berada di bawah kendali Bei Tang Moran.”
“Siapa yang mau jenis ikatan semacam ini?” rutuk Gabrielle dengan cemberut.
“Dapatkan nilai suka Bei Tang Moran hingga 100%, dan Anda akan jadi tokoh utama!”
“Mendapatkan nilai suka Bei Tang Moran? Lupakan saja!” tepis Gabrielle. “Dia penjahat tak berhati!”
“Jalan Anda menuju tokoh utama, sekarang bergantung pada nilai suka Bei Tang Moran!” Sistem Editor menandaskan.
“Rrrrrgh!” Gabrielle menggeram frustrasi.
Sistem Editor menghilang, dan waktu berjalan lagi.
Bei Tang Moran melayangkan telapak tangannya ke arah pintu dengan seringai licik pada wajahnya. “Dewi Takdir Jian, silakan!” katanya mempersilakan dengan sikap sopan yang jelas dibuat-buat dan raut wajah mengejek.
Pintu geser kamar itu terbuka secara otomatis, dan Gabrielle bergegas keluar sembari menggerutu.
Bei Tang Moran menjejeri langkahnya dengan sikap anggun yang penuh keagungan.
Melewati pintu kamarnya, penampilan Bei Tang Moran berubah secara ajaib. Pakaian serbahitamnya melebur berganti hanfu putih terang berlapis rompi armor dan jubah sutra emas, lengkap dengan mahkota emas berupa hiasan rambut berbentuk sirip ikan yang diselipkan di belakang kedua telinga dan perangkat armor lainnya seperti pelindung bahu, pelindung tangan dan lain-lain.
Proses transisi ini cukup memukau, seakan pintu kamar Bei Tang Moran menjadi garis batas gelap dan terang. Ada efek percikan saat pergantian gelap dan terang itu berlangsung yang membuat adegan keluar pintu saja tampak dramatis.
Detail ini… jika diadaptasi menjadi film, kira-kira berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat efek sebagus ini? pikir Gabrielle.
Penampilan Bei Tang Moran yang penuh keagungan bahkan lebih memukau dari yang bisa ia bayangkan.
Pria ini benar-benar memiliki aura dewa sejati! batin Gabrielle dengan takjub.
Bei Tang Moran tiba-tiba merenggut pergelangan tangannya dan membawanya berteleportasi.
Gabrielle merasakan tubuhnya seperti dilempar ke awang-awang dalam kecepatan luar biasa, disertai efek suara melengking memekakkan telinga seperti storing audio pada perangkat sound system.
NGIIIIIIIIIIING!
Dan dalam hitungan detik, tahu-tahu ia sudah mendarat di depan sebuah gapura tinggi menjulang seperti gerbang raksasa sebuah kastil di film-film fantasi sihir bertema dewa-dewi ilahi.
Gerbang itu berupa pelataran lingkaran dengan dua pilar tinggi yang ujungnya tidak terlihat. Tulisan yang tertera pada kedua pilar itu berbunyi: Gerbang Langit Utara. Dicetak dalam bentuk gambar timbul dengan huruf kanji yang disusun menurun.
Pilar itu terbuat dari emas dan lantainya dari permata bening seperti lautan kaca.
Pelataran bagian luar dilengkapi tangga bening yang sama, yang menjorok ke bawah dan tenggelam ke dalam lautan awan.
Pelataran bagian dalam dilengkapi jembatan yang di kiri-kanannya juga terdapat lautan awan.
Tempat itu didominasi awan seperti kabut tebal.
Seluruh tempat di alam langit berupa pelataran lingkaran yang mengambang di atas awan, hanya ukuran dan dekorasinya saja yang membedakan antara satu sama lain menurut fungsinya masing-masing.
Sesuai dengan imajinasiku! batin Gabrielle merasa puas.
Sesampainya di atas jembatan sempit tanpa pagar pembatas di bagian dalam gapura itu, Bei Tang Moran melepaskan tangan Gabrielle dan berjalan mendahului. Giliran Gabrielle sekarang yang menyergap pergelangan tangan pria itu seakan takut kehilangan.
Bei Tang Moran mengerling dan tertunduk melirik tangan Gabrielle yang menggamit lengannya, kemudian melirik wajah gadis itu dengan mata terpicing.
Gabrielle tidak menyadarinya. Yang ada dalam kepalanya hanyalah takut terpisah dan kehilangan seluruh pakaiannya.
Diam-diam, Bei Tang Moran menyembunyikan senyuman geli.
CLING!
“Nilai suka Bei Tang Moran meningkat 0,5%. Nilai suka Bei Tang Moran sekarang 10%.”
Poin B tidak bertambah karena perolehan nilai hanya setengah!
Di ujung jembatan tadi, terdapat sebuah kebun permata maha luas yang disebut-sebut sebagai Taman Istana Sembilan Langit, disebut juga taman surgawi. Di sanalah perjamuan itu diselenggarakan.
Sebagian besar tamu undangan sudah memadati tempat itu secara berkelompok, berpasang-pasangan, atau sendiri-sendiri.
Memasuki pusat keramaian, Gabrielle masih tak mau melepaskan tangan Bei Tang Moran dan terus menempel rapat pada pria itu seperti istri posesif, hingga menarik perhatian semua orang yang mereka lewati.
“Bukankah ini Ketua Paviliun Reinkarnasi?” Seseorang mulai berkasak-kusuk. “Siapa dewi kecil yang bersamanya?”
“Dia adalah Bintang Kesepian. Bagaimana bisa dia bersama seorang gadis?” timpal yang lainnya.
Predikat Bintang Kesepian tidak ada bedanya dengan seorang kasim. Mau tak mau, pemandangan itu menjadi sorotan publik.
Lalu kemunculan seseorang, seketika membuat mereka diam.
“Dia….”
😜😜😜
Semakin cantik, semakin berbahaya...!!!
Kecewa, ternyata masih "berpakaian"...
/Drool//Drool//Drool/
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🌟🌟🌟🌟
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
😅😅😅
🔥🔥🔥🔥🔥
Ternyata Dewa itu berasal dari TELUR, lalu menetas...!!!
😅😅😅
💥💥💥💥💥💥💥💥💥
😅😅😅
Saya dianggap "penjahat" , padahal "mereka" yang penjahat sesungguhnya...
😅😅😅
Seperti agak kenal...???
Siapa dia sebenarnya ???
Dia hanya TERPESONA ....!!!
Susah ngelewatin yang bening-bening...