Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reza berusaha mendekati Mentari lagi
Reza tahu apa yang di maksud Mamanya. Mega meminta dirinya untuk membujuk Mentari, ini bukanlah ide bagus untuk dilakukan.
"Jangan, Ma! Aku tidak mau, ini tidak akan mungkin terjadi!" tentu saja Reza menolak keinginan sang Mama.
"Loh, kenapa tidak mungkin? Kamu kan mantan pacarnya Mentari, kalian pacaran sudah lama sampai tahunan. Bahkan saat berpisah pun Mentari tidak terima. Mama yakin kalau Mentari hingga saat ini masih mencintaimu", ujar Mega.
"Mana mungkin, Mentari masih mencintai aku. Dia sudah menikah dan mempunyai suami, begitu pun aku sudah memiliki istri. Kami sudah berpisah lama", Reza menggeleng.
Mamanya Reza adalah orang yang nekat. Mega sangat suka memaksakan kehendaknya.
"Cinta di masa lalu adalah hal sulit untuk dilupakan. Apalagi cinta kalian tidak tuntas sampai ke pelaminan. Meskipun, saat ini Mentari sudah memiliki suami yang kaya raya. Tapi dia itu lumpuh! Mama tidak yakin jika kebutuhan Mentari sudah di penuhi oleh suaminya. Mentari pasti merasa sangat kesepian, inilah saatnya kamu bisa masuk melalui celah itu!" ujar Mega sangat percaya diri dengan dugaannya tentang Mentari.
Mega tidak mau kerjasamanya di akhiri. sehingga Mega berpikir keras, ia harus mencari cara bagaimana untuk bisa menjalin kerjasama itu kembali.
Mega tidak mau berpangku tangan tanpa melakukan sesuatu. Salah satunya menggunakan putranya sendiri.
"Ma, aku tidak bisa melakukan ini. Mentari saja mungkin sudah jijik melihat wajahku!" Reza masih saja menolak.
Reza teringat pertemuannya dengan Mentari waktu itu. Sebelum mantan kekasihnya menikah, saat itu Reza menemui Mentari, yang sedang bekerja di sebuah minimarket kecil-kecilan. Reza tidak melihat jika Mentari masih menyukai dirinya.
Tatapan Mentari menunjukkan kebencian pada Reza, sudah jelas bahwa Mentari tidak mengharapkan Reza kembali ke dalam hidupnya.
"Kamu ini bodoh, Reza! Belum melakukan sesuatu tapi sudah menyerah. Coba saja terlebih dahulu, kamu cari sosial medianya milik Mentari dan kirim pesan padanya!" titah Mega mendesak Reza.
****************
Rumah Narti
Setelah pertengkaran hebat untuk kedua kalinya. Gendis kembali menangisi perbuatannya. Karena dia berhasil membuat Reza pergi dari rumah.
"Kalian sebenarnya ada masalah apa lagi, sih?" Narti bertanya.
Kemarin hubungan putrinya dengan menantunya masih baik-baik saja. Reza juga usai memberikan Gendis banyak uang buat berbelanja. sekarang Gendis bersedih lagi.
"Ini bukan tentang masalah itu. Tetapi ini tentang harga diri!"
"Harga diri siapa, Dis? Maksudnya ibu tidak mengerti!" tanya Narti lagi.
"Mas Reza, tidak mau memberikan apa yang aku mau".
"Wah, jadi ini soal rumah dan mobil baru?" tanya Narti lagi penasaran.
Saat Reza melamar Putrinya, mereka menjanjikan akan membelikan rumah dan mobil. Tapi hingga kini Gendis tidak mendapatkannya.
itu yang semakin membuat Gendis marah. Sedangkan sang suami bekerja setiap hari.
" Tak ada satupun yang terjadi, aku tidak bisa membiarkan ini semua. Tadi aku juga sudah meminta mas Reza, untuk memberikan dana untuk umroh. Namun ia selalu beralasan tidak memiliki uang!" geram Gendis.
"Ibu, juga heran pada suamimu! Dia hanya memberikan janji tanpa bisa membuktikan ucapannya. Sekarang lihat, kita dibuatnya malu. Sebab tak bisa memberikan uang lebih padamu", Narti membuat hati Gendis semakin panas.
"Ternyata Reza dan keluarganya itu tidak sekaya apa yang kita bayangkan, Dis. Ibu pikir mereka itu mempunyai banyak tabungan dan aset. Ini kenyataannya jauh dari bayangan, ibu!"
"Karena itu, bagaimanapun kita harus bisa pergi umroh, bukan hanya keluarganya Mentari saja yang mampu. Kita juga bisa!"
"Ya sudah besok saja, kamu desak saja Reza untuk memberikan dananya. Agar kita bisa pergi umroh dan kamu bisa beli mobil baru", ucap Narti dengan entengnya.
"Aku tidak yakin, Mas Reza bisa memberikannya dalam waktu dekat. akan tetapi aku mempunyai cara lain!" ujar Gendis.
"Cara apa? Cepat katakan pada, Ibu!",
"Bagaimana jika ibu menggadaikan sertifikat rumah ini untuk mengajukan pinjaman?"
"Apa...! Kamu meminta ibu meminjam di bank dengan rumah ini sebagai jaminannya, sepertinya tidak akan cukup!" sahut Narti.
"Cukup! Ibu saja belum mencobanya, kita tidak mempunyai pilihan lain. Aku ingin menunjukkan pada Mentari. Jika, aku juga seperti dirinya!" Gendis sudah dibutakan oleh kehendaknya. Sekalipun ia harus meminjam uang ke bank.
Narti nampak berat akan saran Gendis. Namun, jika ia tidak menuruti apa yang Gendis inginkan. Ini bisa menjadi masalah baru.
****************
Rumah Dita
Mentari menaruh bingkai foto itu kembali di atas kasur empuk.
"Apakah itu alasan Mas Dirga, belum bisa menerima ku? Atau mungkin dia masih mencintai orang yang ada dimasa lalunya?" mentari bertanya-tanya.
Ini hari pertama Mentari berada di rumah mertuanya yang sangat megah. Namun, ia disambut dengan sebuah fakta yang menyakitkan ini.
Walaupun mereka itu dijodohkan, dan menikah tiba-tiba Karena tidak saling mencinta. Mentari tetap saja cemburu, ia menginginkan Dirga bisa menerimanya sebagai seorang istri.
Tring...!
Mentari tersadar dari lamunannya yang memikirkan sang suami. Mentari melihat ada pesan masuk dari akun media sosialnya.
Foto profil pria ini sangat tidak asing baginya. Mentari tentu mengenalinya.
[ Apa kabar, Tari? Aku tidak menyangka, kalau suamimu itu adalah anak pemilik pabrik garmen itu.] Pesan dari Reza.
Mentari geram membacanya, beraninya Reza mengirimi pesan pada dirinya. Ketika mereka sudah sama-sama berumah tangga.
Entah apa tujuan pria ini. Bagaimana jika istrinya tahu? . Mentari sangat takut jika Gendis mengamuk padanya.
[ Mentari, jujur aku masih ingat pada kisah kita dulu. Maaf karena aku telah meninggalkanmu karena Gendis. Sungguh saat itu, aku terpaksa. Karena orang tuaku tidak merestui hubungan kita.]
[ Gendis yang telah merayuku agar mau dengannya. Lelaki mana yang tidak tergoda. Jika di dekati setiap saat.]
Reza mulai spam pesan. Tak berpikir lama Mentari langsung memblokir akun Reza. Dia tidak mau terlalu jauh. Membaca pesan Reza saja, membuatnya merinding.
Tidak lama setelah memblokir akun Reza. Mentari kembali mendapatkan pesan dari akun tak ada foto profilnya.
jantung Mentari berdegup kencang. Ia sekilas membaca ada pesan masuk lagi, yang sepertinya masih orang yang sama, yaitu Reza. Sepertinya Reza belum kapok, sudah di blokir , malah menggunakan aku lain.
[Aku tahu kamu juga masih merindukan aku, seperti yang aku rasakan sekarang. Mentari kamu merasa kesepian, kan? Jangan munafik, suamimu itu lumpuh. Apakah dia bisa memberikan nafkah batin untukmu?]
Mentari langsung naik pitam saat membaca pesan akun itu.
Yang Mentari yakini pengirimannya masih sama, yaitu Reza. Astaga pria ini tidak punya malu.
[ Jika kamu mau. Kita bisa bertemu, di tempat makan langganan kita dulu saat pacaran. Kamu pasti masih ingat, Tari.]
Tak berfikir lama, Mentari langsung memblokir akun itu.
"Siapa?"
Mentari langsung reflek menoleh saat ada suara yang bertanya padanya .