Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Jangan hina suamiku.
Dengan wajah yang masih marah Viona mengangkat dagunya berani.
"Dia sudah kurang ajar..mengatai suamiku sampah, jadi aku tampar dia!!"
"Memang dia sampah!!" kata adik ipar Viona dengan ketus nya.
"Apa katamu?! Bilang lagi..brengsek!!" Viona menghambur ke depan adik ipar tirinya tersebut, lalu menjambak rambutnya dengan kuat.
"Aaaa..!!" adik tiri Bernard berteriak kesakitan, dia memegang rambutnya yang ditarik Viona.
"Hentikan!!" teriak Lisa Ibu tiri Bernard, dia sangat terkejut melihat Viona yang berani menghajar putrinya tersebut.
Viona tidak perduli, dia terus menarik rambut adik iparnya tersebut sampai jatuh ke lantai.
Viona menindih adik iparnya tersebut yang telah tersungkur dilantai, menjambak rambutnya seraya berusaha untuk menampar wajahnya.
"Mamaaa..tolonggg!!" adik tiri Bernard berteriak minta tolong.
"Hentikan..hentikannn!!" teriak Lisa sekencang-kencangnya.
"Ada apa ini...ada apa??!" para kakak ipar Viona masuk kedapur, mereka sangat terkejut melihat adik ipar mereka disiksa oleh Viona.
"Bernard..tarik istrimu!!" teriak Lisa Ibu tiri Bernard, "Lidia sudah terluka!"
Bernard mengangkat tubuh Viona yang menindih Lidia.
"Aku belum puas..aku mau robek mulut nya, berani-beraninya dia menghina suamiku!!" Viona berontak dari tangan Bernard.
"Kamu sungguh lancang..baru sehari kamu masuk ke keluarga kami, kamu sudah melukai putriku!!" teriak Lisa.
"Bukan melukai saja, aku akan mencabik-cabik seluruh badannya..adik ipar macam dia perlu dihajar, punya mulut kurang diajar!!" teriak Viona tidak mau kalah dari Mertua nya tersebut.
"Dina..telepon Papa suruh pulang..tidak bisa begini, Lidia sudah terluka!" sahut Lisa pada menantu pertamanya istri Morgan.
"Baik Ma!" istri Morgan menelepon Ayah mertuanya.
Bernard memeluk Viona dari belakang karena Viona terus berontak ingin memukul adik tirinya lagi.
"Kamu sungguh keterlaluan..kalau bukan karena Ayahmu punya hutang budi pada Mertuaku..aku tidak sudi menerima mu dirumah kami sebagai menantu!" ujar Lisa dengan nada ketus.
Bernard mengetatkan grahamnya mendengar perkataan Ibu tirinya tersebut.
"Aku juga tidak sudi punya Mertua seperti anda..sangat kejam, suamiku bukan anak anda..jadi jangan merasa bahwa aku adalah menantu anda!!" kata Viona tidak kalah ketus nya.
Bibir Bernard menyunggingkan senyum tipis, yang nyaris tidak dapat diperhatikan oleh siapapun.
Lisa sangat terkejut mendengar perkataan Viona tersebut, dia tidak menyangka ada yang berani melawannya.
Sedari kecil Bernard tidak pernah melawan, ataupun membantah walau apapun yang dia katakan.
Bernard hanya diam saja kalau ditindas anak-anaknya, dan tidak pernah membuka mulut untuk membalas setiap adik tirinya menghinanya.
Tapi setelah Bernard dinikahkan dengan Viona, malah istrinya yang membela dia.
Dari pertama Viona mau menikah dengan Bernard, Lisa menduga kalau Viona hanya wanita matre.
Dengan menikahi Bernard dia akan masuk kedalam keluarga orang kaya, dan bisa menikmati harta mereka.
Dan dari awal Lisa menduga kalau Viona akan memperlakukan Bernard sama seperti mereka memperlakukan Bernard.
Ternyata tidak sama seperti perkiraan nya, Viona ternyata memihak pada Bernard.
"Aku adalah Nyonya rumah ini..jadi siapapun harus mendengarkan perkataan ku, kamu adalah orang asing yang masuk jadi menantu dikelurga Antonius..jadi kamu jangan coba-coba menentang apapun yang sudah berjalan cukup lama peraturan yang ada dirumah ini!!" ucap Lisa dengan nada yang sangat tajam.
"Aku tidak mau mengikuti peraturan rumah ini kalau suamiku di tindas dan di hina!" kata Viona tidak mau kalah dengan nada tajam juga menjawab Ibu Mertuanya tersebut.
Lagi-lagi Bernard menyunggingkan senyum tipis tanpa disadari siapapun.
Bersambung......