Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26 : My Queen
“Hiks.. Bianca yang mendorongku saat itu!” Jawab Tania membuat Oberon terkejut, “Apa? Tapi Bianca itu adikmu dia tidak mungkin melakukan itu, bukan?” Tanya Oberon.
Tania menatapnya datar, “Kau tidak percaya padaku?” Dengan cepat Oberon menggeleng, “Tidak, maksudku aku pasti akan mempercayaimu, apapun itu.” Jawab Oberon yakin.
Bahkan jika yang Tania katakan adalah kebohongan, Oberon tetap akan mempercayainya. Dapat dibayangkan cinta seperti apa oleh Oberon bukan?
“Aku, ingin jujur padamu.” Ucap Tania menunduk, Oberon menangkup wajahnya, “Katakan saja.”
Air mata Tania yang sempat berhenti sekarang keluar lagi, “Kehidupanku, tidak berjalan seperti yang terlihat,”
Oberon menyerngit, “Apa maksudmu?”
“Ayah sangat membenciku, karena aku lahir dengan mengambil nyawa bunda. Ratu Miranda sering membentak bahkan memukulku, ayah juga sangat pilih kasih padaku dan Bianca apalagi karena aku lemah. Ia hanya akan mengakuiku di depan umum sebagai Puterinya, bahkan selama ini ia tidak memperbolehkanku memanggilnya ayah.” Jelas Tania panjang lebar.
Oberon yang mendengar itu mengeraskan rahangnya, ia sama sekali tidak tau apa yang Tania alami selama ini. Setiap ia kemari pun Raja Atlas bersifat biasa saja pada Tania.
“Terserah kau mau—hmmhh” Lagi, dengan cepat Oberon menyumpal bibir Tania dengan bibirnya, hanya mengecup tanpa *******.
“Maaf..” Gumam Oberon, “Maaf, kenapa?”
“Aku sama sekali tidak tau apa yang kau alami selama ini, prajurit yang ku tugaskan untuk mengawasimu tidak pernah melaporkannya padaku, aku benar-benar minta maaf.” Ucap Oberon tulus, dalam hati ia bersumpah akan membunuh prajurit yang ia tugaskan mengawasi Tania di Istana Dalbert.
“Tidak, itu bukan salahmu. Aku yang bodoh selama ini, harusnya aku bisa meminta tolong padamu.” Sangkal Tania.
Tania menyenderkan punggungnya pada dada bidang Oberon, ia akui benar-benar nyaman, “Oberon, jika aku memintamu membunuh seseorang, bagaimana?”
Oberon tersenyum mendengarnya, “Seluruh negri pun akan ku bunuh, jika itu membuatmu bisa terus bersamaku.”
Bagus! Dengan adanya Oberon memudahkanku balas dendam. Batin Tania.
“Kau tidak merasa dimanfaatkan?”
“Tentu tidak, aku akan sangat senang jika kau bisa memanfaatkan ku” Jawab Oberon yakin. Tania beralih memeluk Oberon erat, dibalas pelukan tak kalah erat oleh Oberon.
“Apa yang harus kulakukan pada keluargamu?” Tanya Oberon, Tania melepas pelukannya.
“Cukup lakukan apa yang aku katakan.” Tania tersenyum miring, Oberon akui wajah cantiknya berubah menyeramkan.
Berbanding terbalik dengan selama ini, Tania-nya yang lemah lembut dan sangat menyayangi nyawa orang lain yang menurut Oberon tidak penting.
Bagi Oberon bagaimanapun sikap Tania sama saja, tidak akan mengurangi rasa cintanya, namun sikapnya yang seperti saat ini benar-benar Oberon sukai.
Oberon mengecup pipi Tania sekilas, “Baiklah, apapun yang kau inginkan, My Queen.”
***
“Aaa, demi apa. Ingatan Tania kembali!!” Bianca berteriak senang di taman ditemani Janus, jujur saja Janus pun ikut senang mendengar kabar itu.
“Putri Tania pasti akan membenci Raja Oberon lagi.” Ucap Janus, Bianca mengangguk, “Dan aku bisa mengambil hatinya, pasti ia akan bosan dengan Tania yang menolaknya lagi.” Ucap Bianca senang.
Tak lama seorang dayang datang menghampiri mereka, “Salam hormat, Tuan Putri dan Panglima kerajaan.” Ucapnya menunduk.
“Tuan Putri Bianca dipanggil untuk makan malam kerajaan.” Sambung dayang itu, Bianca mengangguk, “Baiklah, sebentar lagi aku akan kesana.”
Dayang itu mengangguk kemudian pergi, Bianca beralih menatap Janus, “Kau juga bisa pergi sekarang dan lanjutkan tugasmu.” Janus mengangguk dan pergi, bagaimanapun sebagai panglima kerajaan ia harus melatih prajurit tingkat bawah.
Bianca menuju ruang makan, di sana sudah ada Raja Atlas, Ratu Miranda dan ke dua selir, “Dimana Raja Oberon dan Tania?”
“Kami di sini.” Suara lembut Tania membuat mereka menoleh dan terkejut atas apa yang mereka lihat.
Oberon menggenggam tangan Tania namun Tania sama sekali tidak marah, mereka berdua menuju meja makan dan duduk.
“Kalian kenapa?” Tanya Tania melihat semua orang yang tercengang, Selir Larissa menggeleng, “Tidak apa, kami menunggu kalian.” Ucapnya tersenyum pada Tania dan Raja Oberon.
Namun ada yang lebih aneh kali ini, Raja Oberon menatap mereka semua tajam seolah ingin membunuh saat itu juga, Tania yang menyadari itu mengusap tangan Oberon lembut, “Bersikaplah seperti biasa.” Ucapnya dengan suara kecil membuat hanya Oberon yang mendengarnya.
Oberon menghembuskan nafasnya panjang, ingin sekali ia membunuh semua orang di sini karena penjelasan Tania tadi, namun bagaimanapun ia akan menuruti semua ucapan Tania.
Mereka menikmati makan malam dengan tenang, setelah selesai kembali ke kamarnya masing-masing kecuali Raja Atlas, Oberon dan Tania.
“Pertunangan ku dengan Tania akan tetap dilaksanakan.” Ucap Oberon langsung, Raja Atlas menoleh pada Tania, “Kau masih ingin melanjutkan pertunangan ini?” Tanyanya.
Tania mengangguk, “Kenapa tiba-tiba kau mau bertunangan dengan Raja Oberon?” Tanya Atlas, lagi.
Tania yang tak tau ingin menjawab apa menoleh pada Oberon, seakan mengerti Oberon menjawab, “Kedua pihak sudah menyetujui jadi kau tidak perlu tau lebih dalam.” Ucap Oberon dingin, Raja Atlas mengangguk mengerti.
“Boleh aku memberi permintaan?” Tanya Tania, “Apa?” Tanya Raja Atlas.
“Aku pikir lebih baik kita mengadakan pesta, tidak perlu yang besar-besaran cukup mengundang Kerajaan Tetangga, bagaimana?” Tanya Tania takut, sedari tadi Raja Atlas menatapnya tajam.
“Waktu itu sudah diputuskan, tidak per—“
“Karena Tania ingin melakukan pesta tidak ada salahnya, aku setuju.” Ucap Oberon memotong ucapan Raja Atlas.
“Tapi—“
“Apa kau tidak mampu?” Tanya Oberon sarkas, sontak Raja Atlas menggeleng, “Tidak, tentu aku mampu hanya sebuah pesta. Baiklah jika itu yang kalian inginkan.” Ucap Raja Atlas pasrah, tidak mau lagi menentang.
“Ya sudah, kalau begitu siapkan sebaik mungkin!” Suruh Oberon, kemudian ia beranjak dari duduknya dan menarik tangan Tania, “Ayo, kita tidur.”
“Raja Oberon, kau masih tidur bersama Tania?” Tanya Raja Atlas.
“Ya, kenapa? Jangan bilang kau melarangku! Tania saja mengizinkanku jadi jangan mencoba untuk melarangku.” Ucap Oberon dingin dan berlalu bersama Tania dari hadapan Raja Atlas yang hanya menghembuskan nafas kasar, masih heran pada Tania yang masih mau bertunangan dengan Oberon setelah ingatannya kembali.
Sedangkan Bianca yang sedari tadi menguping mengepalkan tangannya, “Sialan! Kenapa Tania masih mau bertunangan dengan Raja Oberon!” Gumamnya marah.
***
1000+ like mksh bgt guys🤧
tian