Di dunia kultivasi yang dilanda konflik antara Ras Manusia dan Ras Iblis, Dewa Bin Jue dari Sekte Pedang Langit menjadi harapan terakhir umat manusia. Setelah bersembunyi di Gua Abadi, Dewa Bin Jue meninggal dan menciptakan warisan Pedang Langit sebelum Dewa Iblis Yu Zheng menyerang.
Di Benua Huang Zhou, pemuda jenius Luo Xinfen kehilangan kemampuan kultivasi akibat pengkhianatan tunangannya, Wei Ling. Dalam pencariannya untuk memulihkan kekuatannya, Luo Xinfen menemukan gua misterius yang menyimpan rahasia kuno. Di sana, ia bertemu dengan suara Dewa Bin Jue yang memberinya Pedang Langit.
Dengan warisan legendaris ini, Luo Xinfen bersiap untuk menghadapi tantangan, mengungkap kebenaran di balik pengkhianatan, dan menyelamatkan dunia manusia dari ancaman Ras Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LevzaaOP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 19 I Ujian Kota Qiyun
Malam mulai menjelang ketika Luo Xinfen dan Jiang Ren tiba di penginapan sederhana di tepi kota Qiyun. Meski tenang di luar, kota ini menjadi pusat kegiatan di malam hari, penuh para kultivator yang berkumpul, merencakan cara melewati gerbang terakhir menuju Gunung Kabut Gelap. Mereka tahu Klan Feng tak akan melepaskan masalah begitu saja, dan mereka Bersiap untuk ancaman yang mungkin datang kapan saja.
Saat mereka Bersiap untuk istirahat, terdengar ketukan di pintu, Jiang Ren segera berdiri dengan waspada, tangannya di gagang pedang yang siap untu ditarik kapan saja. Luo Xinfen memberi isyarat padanya untuk membuka pintu.
Ketika Jiang Ren membuka pintu, tampak seorang pria tua berkerudung dengan mata tajam yang penuh pengalaman. Dia adalah seorang kultivator yang dikenal di Qiyun dengan penasihat bebas yang sering bekerja untuk klan-klan besar. Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Shen Yi.
“Aku datang membawa pesan dari Klan Feng,“ katanya, suara serak namun tegas. “Tuan Muda Feng Hao pewaris klan Feng, menantangmu, Luo Xinfen, untuk bertarung di alun-alun kota besok pagi. Hanya kau dan dia. Jika kau menolak, Klan Feng akan memastikan jalanmu menuju Mansion Tersembunyi terhenti di sini.”
“Xinfen, terimalah tantangan itu, anak dari Klan Feng itu mengira dirimu lemah. Bukankah kamu ingin merasakan bagaimana Kekuatanmu saat ini yang berada di Tingkat Menengah Tahap Ke-1.” Ucap Dewa Bin Jue dengan tegas.
“Benar juga apa yang engkau katakan Guru Bin Jue, aku juga tidak ingin perjalanan kita ini terganggu karena masalah seperti ini.” Ucap Luo Xinfen.
Luo Xinfen tetap tenang, meski tatapan matanya mengisyaratkan sedikit keterikatan. “Jika aku menerima tantangan ini, apa jaminan bahwa Klan Feng akan menghormati aturan dan tidak mencampuri perjalanan kami?”
Shen Yi tersenyum tipis. “Klan Feng memang keras, tapi kehormatan adalah segalanya. Jika kau menang, kau dan pengawalmu akan bebas untuk melanjutkan tanpa gangguan dari klan Feng. Namun jika kau kalah….. nyawamu menjadi miliki mereka.”
Tanpa ragu, Luo Xinfen mengangguk. “Katakan pada tuan muda Feng, aku akan datang ke Alun-Alun Timur ,besok pagi.”
Setelah Shen Yi pergi. Jiang Ren menatap tuannya dengan khawatir. “Tuan muda, aku mendengar Feng Hao bukan kultivator biasa. Banyak yang mengatakan dia sudah berada di Tingkat Menengah Tahap ke-6. Pertarungan ini bisa berbahaya.”
Luo Xinfen terseyum yakin. “Kekuatannya memang besar, tapi pengalaman dan keberanian adalah kunci dalam setiap pertempuran. Aku harus menghadapi ini. Jika aku tak bisa mengatasi penghalang ini, maka jalan menuju Mansion Tersembunyi memang bukan untukku.”
“Tenanglah Luo Xinfen, Kamu pasti akan menang. Ingat Xinfen jangan menggunakan Artefak Pedang Langit itu…..Ingat!!!” Ucap Dewa Bin Jue.
“Baik Guru Bin Jue” Ucap Luo Xinfen.
Keesokan paginya, Alun-alun Timur dipenuhi para kultivator dari berbagai penjuru. Semua penasaran melihat pertarungan antara dua tokoh muda. Di tengah kerumunan, Feng Hao berdiri angkuh dengan aura kekuatan yang luar biasa dan kini berada di Tingkat Menengah Tahap ke -6. Saat Luo Xinfen dan Jiang Ren tiba, pandangan semua orang tertuju pada mereka.
Tanpa basa-basi, Feng Hao langsung mengeluarkan pedangnya yang terkenal, Pedang Angin Petir. “Hei Pedang mu mana…..?” Ucap Feng Hao.
“Menghadapimu tentu saja aku tidak membutuhkan pedang Feng Hao.” Ucap Luo Xinfen.
“Dasar sampah, dengan Tingkat Menengah Tahap ke-1 itu ingin melawanku dan tanpa menggunakan pedang!.... Kau cari mati?” Ucap Feng Hao.
“Orang hebat dilihat dari kekuatannya, jangan banyak basa-basi langsung saja kita mulai” Ucap Xinfen.
“Maaaattttiiilllaaaahh……!” Ucap Feng Hao. Menyerang Luo Xinfen dengan kecepatan yang mengejutkan.
Luo Xinfen berhasil menghindar menggunakan Teknik Jiwa Petir Langit, lalu membalas serangan dengan Teknik Cakar Naga Bayangan, mengendalikan energi yang dituntunnya ke titik vital Feng Hao. Mereka terlihat dalam pertarungan intens, pertukaran serangan yang penuh kekuatan dan ketangkasan.
Namun, Feng Hao mulai mendesar Luo Xinfen, menggunakan teknik tingkat lanjut yang menggabungkan elemen angin dan petir.
“Duar…..Suiii,sui…” Bunyi dari teknik gabungan tersebut, dan menghantam pertahanan Luo Xinfen berulang kali. Meski tertekan, Luo Xinfen tetap tenang, mengikuti saran Dewa Bin Jue yang terus berbisik di pikirannya: “Jangan biarkan emosimu mengendalikanmu. Rasakan setiap Gerakan lawan dan balas dengan ketepatan yang mematikan.”
Ketika serangan Feng Hao menunjukkan pola, Luo Xinfen melihat celah dan kemudian menggunakan tiga kombinasi tekniknya yang membuat kekuatannya menjadi berkali-kali lipat. Luo Xinfen Menggunakan Teknik Jiwa Petir Langit, digabung dengan Teknik Cakar Naga Bayangan, serta diiringi dengan Teknik Tapak Ilahi Bumi. Menciptakan gelombang energi yang menghantam dengan keras lalu membuat Feng Hao bertlutut di depan Luo Xinfen, dan Luo Xinfen menendangnya hingga dia terpental ke belakang, jatuh dengan wajah pucat dan terkejut.
Kerumunan bersorak ketika Luo Xinfen berdiri tegap diatas alun-alun, membuktikan kekuatannya yang tak terbantahkan. Dengan kekalahan Feng Hao mereka mendapat kehormatan bebas dari gangguan Klan Feng.
Setelah pertarungan selesai, Jiang Ren menghampiri Luo Xinfen, matanya penuh kebanggaan. “Kau benar-benar luar biasa, Tuan muda. Sekarang tak ada lagi yang menghalangi kita menuju Mansion Tersembunyi.”
Luo Xinfen tersenyum tipis, menyadari bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Dengan kepercayaan diri yang baru, mereka bersiap meninggalkan Kota Qiyun, melangkah menuju Gunung Kabut Gelap, siap menghadapi setiap tantangan yang menanti mereka.
Setelah kemenangan Luo Xinfen di Alun-Alun Timur, cerita mengenai kehebatannya menyebar dengan cepat di antara para kultivator di Kota Qiyun. Malam itu, di sebuah kedai teh, orang-orang berbicara penuh kekaguman tentang keberanian dan kekuatan teknik yang dipamerkan Luo Xinfen melawan Feng Hao, pewaris Klan Feng. Sementara itu, Luo Xinfen dan Jiang Ren mempersiapkan diri untuk menghadapi rintangan berikutnya—gerbang terakhir menuju Gunung Kabut Gelap dan Mansion Tersembunyi.
Keesokan harinya, mereka meninggalkan Kota Qiyun di pagi yang masih berkabut, mengikuti jalan setapak yang semakin curam dan tertutup semak belukar. Jalan menuju Gunung Kabut Gelap dikenal berbahaya karena dipenuhi jebakan alami dan makhluk buas yang melindungi daerah itu. Namun, Jiang Ren dan Luo Xinfen bergerak dengan sigap, memanfaatkan setiap jeda untuk mengumpulkan energi dan berjaga-jaga terhadap potensi serangan.
Saat mereka mendekati gunung, kabut yang tebal dan berwarna kelabu mulai menyelimuti jalan, menciptakan suasana penuh misteri dan kewaspadaan. Kabut ini bukan kabut biasa; ia dikenal mampu mengaburkan pandangan, serta menggangu konsentrasi para kultivator yang berani mendekat.
Di depan mereka, terlihat banyak kelompok lain yang telah lebih dulu tiba. Para kultivator dari berbagai penjuru Benua Huangzhou berkumpul, semua dengan tujuan yang sama: untuk mencapai Mansion Tersembunyi dan menemukan harta yang konon tak ternilai. Beberapa dari mereka telah bersiap dengan senjata dan artefak, sementara yang lain mengatur strategi dan bertukar informasi, jelas tak ingin lengah dalam menghadapi bahaya yang menanti.
Luo Xinfen menyadari bahwa situasi semakin menegangkan. Beberapa kelompok bahkan menatap satu sama lain dengan pandangan penuh curiga dan bersiap untuk menyerang kapan saja. Mendekati lokasi Mansion Tersembunyi berarti juga memasuki kompetisi yang lebih sengit.