Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Ria melihat pocong
Ria kebagian untuk menunggu rumah karena semua nya pergi kerumah sakit untuk mengantarkan Diana, maka nya Ria mengambil cuti agar bisa menunggu saja diam di rumah. satu bulan di beri dua kali libur, maka nya Ria anteng saja dan mengambil jatah libur nya walau dengan begitu dia jadi tidak dapat tambahan.
Mau kerja juga pikiran tidak tenang karena biar bagai mana pun, Ria tetap saja kepikiran dengan adik nya yang sakit itu, aneh juga karena Diana kenapa bisa sangat parah begitu. Ria juga pernah sakit gigi, tapi tidak sampai parah dan menjerit menjadi tidak terkendali membenturkan kepala segala di sembarangan arah.
Tadi Deni sudah mengabari bahwa mereka tiba di rumah sakit dan sekarang Diana sedang di periksa oleh dokter, Ria menghembuskan nafas panjang mengingat bagai mana sikap adik nya itu. bila sakit begini akan menyusahkan banyak orang, tapi bila saudara nya yang sakit dia malah marah marah dan mengatakan suara rintihan itu sangat berisik.
"Semoga saja memang hanya sakit gigi biasa." harap Ria.
Dia memang tidak pernah dendam pada adik nya walau selama ini Diana juga sangat kurang ajar, namun Ria tetap punya kasih sayang yang besar karena dengan nama nya saudara. mereka satu kandung, mana bisa mau saling benci.
Sreeek.
"Kayak ada suara orang jalan ya." Ria yang sedang rebahan jadi kaget.
Masa iya ada orang mau maling kerumah nya, sedangkan tumah saja bisa di bilang paling jelek di desa ini. Ria memberanikan diri untuk mengintip dari dalam kamar nya, sekelebat dia melihat bayangan putih menuju ruangan belajang rumah.
"Beneran ada maling, ya allah mau cari apa juga kau di rumah yang buruk ini?" keluh Ria mencari senjata bila maling berniat jahat.
Masih dengan menggenggam ponsel nya maka dia pun segera kekuar dari kamar, perlahan berjalan agar maling itu tidak dengan suara langkah kaki nya yang menapaki lantai kayu ini.
"Kok tidak ada?!" heran Ria setelah sampai belakang.
Dapur sama sekali tidak ada orang nya, Ria mencari sampai masuk kamar mandi juga dan memang sama sekali tidak ada bentuk manusia yang tadi ia lihat sekali lewat. jantung gadis ini sudah tidak karuan, apa lagi terdengar lolongan anjing yang terdengar sangat memilukan.
"Jangan setan, Ya allah! aku sedang sendirian ini." keluh Ria gemetaran.
Glodaaak, brak.
"Allahu akbar!" Ria terloncat kaget mendengar suara berisik dari kamar Diana.
Meski kaki nya lemas mau masuk kedalam kamar adik nya, Ria tetap saja mendorong pintu kamar untuk melihat apa yang sudah sangat berisik itu. ternyata tidak ada apa apa juga di sana, sedangkan Ria tadi mendengar suara seperti benda yang jatuh.
"Cap kaki?" Ria berjongkok melihat bekas telapak kaki di lantai.
Gadis ini pun jongkok sambil menyalakan ponsel nya, dia mau loncat atau bahkan lari setelah melihat lebih jelas bahwa itu telapak kaki berdarah yang sangat amis bau nya. Ria lemas karena rasa takut yang sangat besar, namun dia cepat menghidupkan camera dan mengambil gambar.
Flasssh.
"Hah?!"
Ketika tadi cahaya flash nya hidup, Ria tidak sengaja melihat sesuatu sedang menatap nya juga di bawah ranjang Diana. maka gadis ini pun merapatkan kepala nya pada lantai untuk mengintip apa yang ada di sana, seketika dia menjerit keras.
"Aaaagkkkk, pocooooong!" Ria lari tunggang langgang karena ketakutan.
Braaak.
Dia mengunci kamar Diana dari luar agar pocong itu tidak ikut keluar juga, segera masuk kedalam kamar dan memeluk erat alquran yang selalu dekat dengan diri nya, Ria berkeringat dingin karena baru pertama melihat hantu.
"Tolong aku, Ya allah!" Ria sangat cemas karena dinding penghalang dari kamar Diana hanya lah triplek biasa.
Maka Ria cepat pakai mukena lagi dan mengaji agar setan itu pergi dan hati nya juga tenang, hanya alquran yang bisa menjaga nya dari setan terkutuk itu.
...****************...
Seluruh warga kampung membicarakan sakit nya Diana yang luar biasa itu, namun tidak ada satu pun yang mengatakan bahwa itu adalah santet, mereka berpikir bahwa gadis angkuh itu terkena penyakit kanker yang menjalar hingga sampai pada gigi. Beno sudah dengar semua nya dan dia merasa kasihan juga, sebab Diana adalah partner sex nya yang sangat nikmat.
"Kok kau malah di sini, pacar mu sakit kata nya." Erik duduk di sebelah Novan saat mereka kewarung.
"Dia bukan pacar ku lagi, jangan bawa bawa nama ku!" sergah Novan tidak suka.
"Beneran kau sudah putus sama Diana?" tanya Erik lagi.
"Bener lah, untuk apa aku bersama gadis tulang selingkuh." geram Novan.
Beno yang sedang mampir di warung beli rokok jadi agak kikuk, Novan tahu bahwa Beno adalah selingkuhan nya Diana. namun dia tidak ingin melakukan apa apa karena hubungan mereka juga sudah kandas, biar lah Beno menikmati Diana yang sudah di gerogoti penyakit mematikan.
"Mungkin kan dia kena kanker ya?" tanya Erik pelan.
"Parah sekali apa sakit nya?" Novan pura pura bertanya.
"Parah, aku kemarin juga sempat lihat pas dia mau berangkat." angguk Erik
"Allah tidak tidur, biar lah dia dapat balasan atas sakit hati ku." lirih Novan pelan dan sangat puas sekali.
"Ini bukan ulah mu kan?"
Erik menatap teman nya yang kelihatan senang karena Diana sakit, namun Novan cepat menggeleng agar Erik tidak curiga pada diri nya. semoga saja tidak akan ada yang tau sampai nanti Diana mati, lagi pula waktu Diana hanya satu bulan menderita sakit gigi yang sangat parah.
"Maksud mu aku yang membuat dia sakit gigi?" Novan berlagak bodoh.
"Aku takut kau nekat dan mencari santet." Erik memelan kan suara.
"Kemana aku mau cari nya, kalau ada maka tidak akan ku buat sakit gigi saja dia." balas Novan.
"Pasti lah kau belum melihat bagai mana sakit gigi Diana, rasa nya sangat tidak pantas bila sakit gigi saja bisa parah begitu." Erik mengusap wajah nya kasar.
"Nama nya sakit gigi yang memang sakit lah, aku juga sering kok sakit gigi." Novan tetap pada mode bodoh.
"Besok kalau Diasa sudah pulang kita jenguk bersama." ajak Erik.
"Malas lah, ngapain aku harus jenguk dia." tolak Novan.
"Tidak baik begitu, besok bareng saja sama aku." paksa Erik.
Novan diam saja karena dia masih ingat perihal semalam, di mana dia melihat pocong yang di makam keramat, hati nya bertanya tanya apa memang pocong itu akan mengikuti orang yang sudah mengambil liur nya tersebut.
"Meski pun putus tapi masih harus berhubungan baik, kita tidak boleh bermusuhan." nasihat Erik.
"Kau bisa bilang begitu karena kau tidak mengalami nya, coba saja kau yang merasakan maka tak akan bisa bilang demikian." sergah Novan.
"Maafkan aku, tapi aku juga kasihan bila melihat dia." lirih Erik.
"Maka pergi lah sana, kasihan saja pada Diana!" sentak Novan.
Erik menarik nafas panjang karena dia berada di posisi yang sangat rumit, sebab Novan dan Diana sama sama teman nya saat sekolah. lalu sekarang mereka malah pisahan begini dengan nasib yang sama sama tragis tentu nya, Novan sakit hati mendalam karena di selingkuhi oleh Diana.
"Kurang apa aku dengan Diana itu, semua sudah aku berikan untuk nya dan dia masih saja tetap banyak tingkah dengan selingkuh! sama saja menginjak harga diriku, aku yang pacaran lama dengan nya saja tidak pernah macam macam." Novan mengeluarkan keluh kesah nya.
"Diana pasti dapat balasan dari allah, lihat lah sekarang dia menderita karena sakit nya." Erik masih berusaha membujuk.
"Biarkan dia menderita, aku tidak akan peduli mau dia bagai mana pun karena sakit hati ini." Novan membuang kasar minuman nya.
Memang sangat kesal sekali bila mengingat kelakuan Diana yang sangat rusak, bisa bisa nya dia selingkuh sampai melakukan hal hina bersama pria lain, sedangkan Novan yang sudah lama bersama nya saja tidak pernah menyentuh Diana.