Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
....
setelah kejadian itu, aluna benar-benar menghilang bersama waktu, hanya si trio kembar yang di izinkan bersama rain selama dirinya mengalami koma hingga rehabilitasi
aluna tersenyum menatap ponselnya, hanya melalui Rio dia bisa tau kondisi terkini pria yang sangat ia cintai, ia tak boleh lagi mendekat seperti biasanya atau bisa saja dirinya membuat rain celaka lagi
setelah hari itu aluna tau siapa pelakunya, atasannya dan raisa mendapatkan hukuman setimpal, aluna memberikan hukuman yang sangat berat hingga membuat mereka mencerca aluna sesuka hati
ceklek
"alun...."
"ehm lit! ada apa?"
"sidang akan segera di mulai, bisa ke sana sekarang?"
"ah i-iya aku akan ke sana" kekeh aluna segera meletakkan ponselnya dan meninggalkan ruangannya
"hidup harus berjalan sayang, kamu dan rain tak memiliki takdir untuk bersama, maafin mama tapi itulah kenyataan yang harus kamu Terima, sekeras apapun kamu berusaha untuk meraih rain sayang dia tak akan bisa kamu rain, dia bukan takdir kamu"
kalimat menyedihkan yang harus aluna Terima hari itu, benar-benar menyedihkan, namun ia tau maksud mamanya, dan itu ada benarnya, tak mungkin dirinya dan rain akan bersama, jika seandainya memang mungkin, alun harap ada perubahan
"rain... maafin aku sekali lagi" gumam aluna
tiga bulan lamanya rain koma, selama itu pula aluna selalu memanjatkan doa untuk kesembuhan pria yang sangat ia cintai itu
"jalani hari kamu sayang seakan tak pernah bertemu dengan rain, seakan tak ada manusia bernama rain di dunia ini sayang... hiduplah dengan baik, mama mohon"
flashback on
prang
aluna memecahkan semua benda di kamarnya, ia berteriak histeris bahkan tak memperdulikan dirinya yang terluka karena pecahan kaca bahkan vas bunga yang melukai dirinya
"hentikan nak!!!" teriak papa Morgan
"hiks papa.... semua karena aluna... semua karena alun papa hiks semua karena alun"
grep
ayah adalah cinta pertama putrinya, itulah gambaran saat ini, bagaimana papa Morgan tak sanggup menahan air matanya yang ikut mengalir karena penderitaan putrinya, begitu susah payah dirinya memberikan kebahagiaan yang besar pada gadis dalam dekapannya namun seakan dunia menolak kebahagiaan yang ingin putrinya raih
"aluna...."
"mama"
"sayang? maafin mama, jangan seperti ini ya? tak masalah jika sekarang kamu seperti ini, tapi mama mohon... hidup harus berlanjut sayang, dunia tak akan berhenti hanya karena satu di antara jutaan manusia terluka, mama mohon relakan semuanya, tak ada gunanya seperti ini sayang, cintai rain dengan ikhlas kamu yang luas... dunia tak merestui kalian... kalian tak di takdirkan bersama sayang... bangkitlah... kamu bisa mencintai rain selama ini... tapi sayang, ada saatnya di mana kamu harus melupakan semuanya, rain.... butuh rela dari kamu sayang, biarkan rain hidup dengan ingatan baru nya"
"mama nggak alun..."
"sayang? mama mohon, jalani hidup ini, jangan seperti ini"
"akan alun usahain mama" Lirih aluna tetap memeluk papa Morgan
flashback off
"rain.... aku masih mencintai mu, sekarang hingga selamanya, aku akan menjalani hidup ku dengan bahagia.... kita akan bertemu lagi kan? tapi bukan sekarang... apa mungkin di kehidupan berikut nya lagi? tolong.... bahagia lah" lirih aluna menatap ke jendela di ruang persidangan
"selamat tinggal rain"
.....
aluna menatap kembali ponselnya
aluna menumpahkan tangisnya, membiarkan dirinya yang sendirian di ruangannya menangis sesuka hati nya
"maafin aku, aku akan berlari menjauhi mu rain... ini jalan yang terbaik bagi kita berdua... hiks"
aluna membiarkan dirinya menangis tanpa henti, dirinya sudah begitu rapuh dengan keadaan, ia ingat jelas bagaimana kehidupan sebelumnya ia kehilangan rain, dan sekarang ia di minta melepaskan rain bagaimana pun itu
. ...
"sayang? kamu yakin akan berhenti bekerja?"
"nggak papa kan papa?"
"nggak papa dong ma, biarin aja, aluna mau ke Swiss" ujar papa Morgan
mama aiya yang mengerti hati putrinya mengangguk sedih, namun tak masalah, jika aluna bisa melupakan semuanya dengan tinggal di sana maka ia akan sangat setuju
"sehat sehat ya di sana? kami akan menunggu kamu pulang sayang, ya?"
"iya mama ku sayang"
grep
"takdir begitu kejam, tak seharusnya kalian seperti ini, tapi inilah yang menjadi alasan manusia kuat" batin mama aiya mengusap surai putrinya yang sangat terluka itu
"jangan lupa kabari kami kalau sampai ya sayang? jangan lupa foto" kekeh papa Morgan
"iya papa ku sayang"
"kapan kapan kami ke sana ya?"
"ih papa ada ada aja!! jangan ke sana! nanti ada yang kenal sama papa? gimana dong"
"bagus dong"
aluna menggeleng, ia segera berpamitan pada kedua orang tuanya yang akan ia tinggalkan dalam waktu lama, aluna menganggap ini sebagai pelariannya dari penderitaan
namun bagi papa Morgan yang masih sering berkomunikasi dengan papa Flot menganggap ini adalah proses kejar kejaran antara aluna dan rain ketika rain sudah bisa berjalan seperti biasa
"berbahagia lah permata papa dan mama" gumam papa Morgan
aluna memandangi ponselnya, pesan yang ia kirimkan masih centang satu, tentu saja, mama reina memblokir nomornya di ponsel rain bahkan membersihkan semua kenangan akan dirinya dari rain
"jangan pernah marah pada tante reina... dia hanya ingin yang terbaik bagi anak sulung nya... maafkan aku sayang" lirih aluna
jika hidup harus berlanjut sudah pasti aluna akan berjalan di jalan yang menuntunnya menuju ke arah yang tak menentu bahkan tak tau ke mana dan di mana ia akan berhenti melangkah
ia hanya ingin bertahan di tengah derasnya badai yang menyeret dirinya untuk kabur dari penderitaan, meskipun hatinya begitu mencintai rain namun benar kata mamanya, harus dengan ikhlas juga
"rain... kamu dulu suka menolakku, bahkan di kehidupan sebelum nya, tapi lama kelamaan kamu seakan mulai menerima kehadiran ku di muka bumi ini, rain... jika seandainya kita bertemu lagi, tolong pergilah... jangan biarkan hal buruk terjadi padamu, aku akan tetap mencintaimu meskipun aku harus merelakan bahagia kamu bersama wanita lain kelak, tapi yakinkah aku.... akan di sana, menanti mu berlari ke arah ku"
"langit tak ada berubah warna kecuali waktu nya telah tiba, maka aku pun.... akan seperti itu meskipun waktu merubah ku tapi aku akan tetap kembali ke sedia kala.... maafkan aku rain"
brugh
"rain!!! lu kenapa?!" panik Rio
"sakit Rio!!! sakit" tangis rain memukul dadanya yang sangat sesak
"rain" lirih mama reina
"sakit mama hiks sakit!!! aaakhhhhh sakit"
"raga lu memberontak rain, dia mau lu ingat siapa gadis itu" batin Rio khawatir
saat rain berusaha berjalan sendiri tiba-tiba saat sebuah pesawat berlalu di atas sana ia memandang nya dengan serius sebelum merasakan sesuatu yang sangat sakit di dadanya, ia terjatuh ke lantai sambil merintih kesakitan
"maafin gue rain" batin Rio menatap rintihan rain
. ...
bersambung