Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketimpuk
Praaanggg..
Seorang gadis menutup telinga sang adik lelakinya dikamar, mereka berdua saling berpelukan mendengar sebuah barang yang dilemparkan dan berbunyi dengan begitu nyaringnya. Air mata keduanya pun lolos begitu saja, sudah hampir setiap hari mereka mendengar keributan yang berasal dari kedua orangtuanya.
"Kamu tutup telinga kamu, jangan dengarkan mereka." ucap sang gadis.
"Iya kak, hiks." jawab sang adik sambil menangis.
Seorang perempuan sedang menangis sesenggukan dihadapan suaminya, wajahnya sudah lebam dan juga sudut bibirnya mengeluarkan darah akibat ulah suaminya. Setiap harinya suaminya menghabiskan uang hasil jerih payahnya hanya untuk bermabuk-mabukkan, Naraya sudah tak sanggup lagi hidup bersama suaminya yang bernama Geril, Naraya seringkali di siksa dan di tampar oleh suaminya sendiri jika ia tak memberikan uangnya.
"GUE BILANG SINIIN UANGNYA!" teriak Geril.
"Gak ada mas, aku udah bilang berapa kali sama kamu! Uangnya udah kamu bayarin buat sekolahnya Nathan." tegas Naraya.
PLAK..
Naraya ditampar oleh Geril sampai ia terjatuh, Geril yang dalam kondisi mabuk semakin tak bisa mengontrol emosinya ketika kemauannya tak di turuti oleh istrinya.
"Pukul terus mas pukul!! Aku udah capek hidup sama kamu, aku pengen kita CERAI!" teriak Naraya.
"Oke! Besok gue langsung urus semuanya! Lebih baik gue cari istri yang bisa gue andelin, gak kayak loe yang bego!" sentak Geril.
Zalea syok mendengarnya, dia langsung keluar dari dalam kamarnya menghampiri ibunya yang sudah tak berdaya. Dia menatap nyalang kearah sang ayah, Geril meligat Zalea seakan tertarik melihat tubuhnya yang agak berisi.
"Lea, kalo kamu bapak jual kayaknya bakal laku keras." ucap Geril sambil memainkan dagunya.
"Brengsek!" umpat Zelea.
Naraya langsung memeluk puterinya, ia tak rela jika Geriel sampai nekad menjual puterinya sendiri. Zalea melepaskan pelukan ibunya yang terus menggeleng-gelengkan kepalanya, dia mengepalkan tangannya kemudian berdiri dihadapan sanga ayah drngan tatapannya yang tajam.
PLAK!!
"Bapak pikir aku akan diam saja, setelah apa yang bapak lakukan selama ini?!" amuk Zalea.
"Anak kurang ajar!" geram Geril.
Geril melayangkan tanganmya kearah Zalea, Naraya langsung menutup matanya takut. Zalea menahan tangan sanga ayah lalu memelintirnya dengan kuat, tak hanya itu. Naraya juga menghajar ayahnya dengan membabi buta, emosinya seakan tersulut naik sampai ke puncak kepalanya.
"Nak sudah nak, sudah." ucap Naraya menghentikan Zalea.
Zalea sudah muak dengan tingkah ayahnya, dia tidak tahan lagi melihat ibunya yang setiap hari disiksa dan juga diperas uangnya.
"Jangan menampakkan wajahmu dihadapan kami lagi! Urus segera perceraian kalian, aku tidak mau melihat ibuku lebih sengsara lagi di tangan lelaki brengsek sepertimu." tekan Zalea.
Zalea adalah seorang anak gadis berusia 18 tahun yang baru saja lulus dari bangku sekolah, dia sudah menahan semua amarah, kecewa, benci menjadi satu kepada ayahnya sendiri karena selama ia duduk di bangku sekolah dasar ayahnya selalu saja menyusahkan ibunya, bahkan tak segan-segan main tangan. Diluaran sana Zalea seringkali melihat ayahnya pergi bersama seorang wanita, bermabuk-mabukan, bahkan ia pernah memergoki ayahnya bercinta dengan wanita lain selain ibunya di rumah tetangganya, sekarang ia sudah bisa bekerja menghidupi ibu dan adiknya walaupun pekerjaannya tidaklah begitu besar gajinya namun cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ayo bu, biarkan saja si brengsek ini pingsan disini." hcap Zalea menarik tangan ibunya untuk bangkit.
Naraya menuruti ucapan Zalea, dia bangkit dari duduknya kemudian berjalan masuk kedalam kamar Zalea dimana Nathan sedang berjongkok memeluk kakinya ketakutan.
"Nathan." panggil Naraya.
"Ibu." ucap Nathan menengadahkan kepalanya melihat kearah sang ibu.
Naraya pun merentangkan tangannya kearah Nathan, dia memeluk anak lakinya yang menangis sesenggukkan didalam dekapannya. Ketiganya berpelukan sampai akhirnya mereka tidur diatas kasur yang sempit dengan berdempetan, Zalea tak bisa memejamkan matanya, dia memutuskan untuk turun dan menatap kearah luar dari jendela kamarnya.
"Ya Allah, apakah kami tidak berhak bahagia? Kenapa engkau kirimkan seorang lelaki yang seharusnya menjadi pemimpin dikeluarga ini malah menjadi seorang iblis bertubuh manusia, pria mana lagi yang harus ku percaya? jangankan ayahku, kekasihku saja yang ku anggap sebagai rumah mengkhianatiku." gumam Zalea.
Tes..
Air mata lolos begitu saja dari mata Zalea, saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas Zelea memiliki seorang kekasih bernama Zafier. Mereka berpacaran selama dua tahun lamanya, tetapi Zafier lebih memilih wanita lain dibandingkan dirinya dengan alasan penampilan Zalea yang tomboy dan juga kasar.
'gue ingin kita akhiri hubungan ini, gue lebih nyaman bersama Alina. Dia lebih perhatian, lembut, dan anggun. Lihatlah penampilan loe? Tomboy, suka berantem, kasar dan gak ada lembut-lembutnya. Sadar gak sih kalau loe itu gak selevel sama gue, nyesel gue udah pacaran sama loe yang ternyata anak dari tukang mabuk dan tukang cuci'
Kata-kata yang akan selalu diingat oleh Zalea dari mantan kekasihnya, selama 2 tahun ia selalu menjadikan Zafier sebagai sandarannya, namun ternyata diam-diam Alina selaku sahabatnya sendiri menikung dari belakang. Sampai saat ini Zalea membenci manusia yang bernama laki-laki, ia bahkan menutup rapat hatinya untuk pria manapun karena sudah cukup baginya semua rasa sakit yang diterimanya.
Pagi harinya.
Zalea memutuskan untuk membawa ibu dan adiknya pergi dari rumahnya, ia sudah menyiapkan sebuah rumah kontrakan yang cukup untuk ditinggali bertiga.
"Bu, ayo kita segera pergi dari sini sebelum dia bangun."ucap Zalea.
Naraya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dia mengemas semua barang miliknya dan juga Nathan. Zalea membantu ibunya berkemas, selesai berkemas semuanya lantas pergi dari rumah berjalan kaki ke jalan raya mencari angkutan umum.
Beberapa menit kemudian.
Zalea serta ibu dan adiknya sudah sampai dikontrakan, karena harus pergi bekerja Zalea memutuskan untuk mengganti pakaiannya dan bersiap-siap pergi ke restoran tempat dimana ia bekerja.
"Bu Zalea harus kerja, maaf gak bisa bantuin ibu beres-beres." ucap Zalea.
"Pergilah nak, maaf ibu sudah menyusahkanmu." ucap Naraya.
"Tidak apa-apa bu, sudah tugas Zalea sebagai anak membantu ibu keluar dari kandang harimau itu." ucap Zalea.
Zale pun menyalimi tangan ibunya, dia pergi mengambil tas selempangnya keluar dari kontrakan. Zalea menyusuri jalanan mencari angkutan umum, dari daerah kontrakannya menuju restoran lumayan jauh dan kendaraan pun lumayan susah untuk di dapatkan.
"Duh, ini angkot mana lagi gak ada yang pada nongol." ucap Zalea celingukan mencari angkot.
Dengan terpaksa Zalea berjalan kaki sambil menunggu angkutan umum lewat, dia menendang-nendang kakinya berjalan dengan lesu, rasanya dunia terasa suram terlihat dari dalam pandangannya.
Seorang pria tengah menendang-nendang ban mobilnya yang tiba-tiba pecah, dia terus menggerutu dan mengumpat seraya menelpon seseorang dari sebrang. Zalea tak sengaja menendang botol kaleng minuman sampai melayang, dia tidak melihat kemana terbangnya botol yang ia tendang sampai ia sadar ada suara seseorang yang meringis kesakitan.
Wuiiinggg..
Pletak.
"Anjir, gguuuoobbblokksss, setan, monyet, A**, keong racun,keong darat, siapa nih yang nimpuk gue?!" ucapnya emosi.
"Waduh," ucap Zalea terkejut.