NovelToon NovelToon
Penyesalan Suami : Dikhianati Karena Tak Kunjung Hamil

Penyesalan Suami : Dikhianati Karena Tak Kunjung Hamil

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:11.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: senja_90

Kehamilan merupakan sebuah impian besar bagi semua wanita yang sudah berumah tangga. Begitu pun dengan Arumi. Wanita cantik yang berprofesi sebagai dokter bedah di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta. Ia memiliki impian agar bisa hamil. Namun, apa daya selama 5 tahun pernikahan, Tuhan belum juga memberikan amanah padanya.

Hanya karena belum hamil, Mahesa dan kedua mertua Arumi mendukung sang anak untuk berselingkuh.

Di saat kisruh rumah tangga semakin memanas, Arumi harus menerima perlakuan kasar dari rekan sejawatnya, bernama Rayyan. Akibat sering bertemu, tumbuh cinta di antara mereka.

Akankah Arumi mempertahankan rumah tangganya bersama Mahesa atau malah memilih Rayyan untuk dijadikan pelabuhan terakhir?

Kisah ini menguras emosi tetapi juga mengandung kebucinan yang hakiki. Ikuti terus kisahnya di dalam cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Kedua

Happy reading 🍃

Persada International Hospital

"Dokter Arumi kenapa? Kok wajahnya murung dan mata sedikit sembab. Ada masalah di rumah?" tanya salah satu kenalan Arumi yang berprofesi sebagai dokter di IGD. Arumi tidak engaja bertemu dengan wanita itu ketika berpapasan di koridor rumah sakit menuju aula.

"Tidak apa-apa. Hanya sedikit lelah karena akhir-akhir ini banyak pasie yang harus dioperasi," ujar Arumi berbohong.

Wanita itu berusaha menyembunyikan kebenaran perihal rumah tangganya. Akan sangat memalukan jika aib rumah tangga dia bersama Mahesa menjadi konsumsi publik.

Naura, rekan sejawat Arumi memandangi wajah wanita itu dengan seksama. "Biarpun tugas seorang Dokter itu merupakan tugas mulia, tetapi menjaga tubuh agar tidak sakit dan kelelahan juga sangat penting loh, Dok. Jangan sampai karena terlalu sibuk hingga kita melalaikan kesehatan."

Arumi tersenyum dipaksakan seraya berkata, "Terima kasih atas saran Dokter Naura."

Setibanya di aula, Arumi tampak ragu karena melihat pemandangan di depan sana. Ruangan itu sudah dipadati puluhan orang dokter dari berbagai macam poli yang ada di rumah sakit. Mereka berkumpul menjadi satu dalam ruangan yang sudah dihias semenarik mungkin.

"Ayo, Dok! Kenapa diam saja di situ." Naura menoleh ke belakang kala melihat rekan sejawatnya masih mematung di ambang pintu.

Dengan ragu dia berkata, "Ehm ... saya kurang nyaman berada di lingkungan yang ramai dengan kondisi fisik seperti ini."

"Memangnya orang lain akan memperhatikan mata sembab Dokter? Sudah, ayo masuk!" Kemudian Naura menarik tangan Arumi dan mereka jalan bersisiran menuju kursi yang sudah disediakan.

Sebenarnya Arumi tidak terlalu memedulikan tatapan aneh yang akan ditujukan padanya dengan kondisi wajah serta mata sembab melainkan dia merasa kurang nyaman berada di tempat yang ramai sedangkan hatinya tengah bersedih. Yang ada acara itu akan terasa hambar karena wanita itu tidak bisa berbaur, bercengkrama dengan teman sejawatnya.

Beberapa menit kemudian, tibalah acara tersebut dimulai. Dokter Firdaus maju ke depan dengan senyum sumringah pria paruh baya itu berkata, "Selamat pagi semua. Terima kasih, saya ucapkan karena rekan semua bersedia hadir dalam acara ini."

"Pada kesempatan kali ini, saya sengaja mengundang rekan semua untuk hadir dalam acara menyambut kedatangan Dokter baru yang akan menjadi salah satu bagian dari keluarga Persada International hospital. Untuk itu, mari kita sambut Dokter Rayyan."

Suara gemuruh tepuk tangan menggema memenuhi seluruh ruangan aula rumah sakit. Disusul sosok pria berwajah tampan rupawan dengan sorot mata dingin melangkah maju ke depan lalu berdiri di samping Firdaus.

"Mungkin beberapa dari dokter senior yang hadir di sini sudah tidak asing lagi dengan pria yang berdiri di samping saya. Benar 'kan?" tanya Firdaus lewat pengeras suara.

"Ya, pria yang berdiri di hadapan kalian adalah Dokter Rayyan, putra sulung saya. Dia baru saja kembali dari Jepang. Setelah menyelesaikan studinya di Negeri Sakura, putra saya bekerja di sana selama tiga tahun dan memutuskan kembali ke Indonesia untuk membantu rumah sakit ini dengan membawa ilmu serta pengetahuan dibidang kedokteran yang bisa diterapkan di rumah sakit ini," ucap Firdaus dengan penuh rasa bangga.

Terlihat dari rona wajah bersinar, senyum sumringah yang tak pernah pudar sedari tadi.

"Dokter Rayya, silakan perkenalkan dirimu!"

Firdaus mempersilakan putra sulungnya memperkenalkan diri lalu menyerahkan mic untuk digunakan oleh pemuda itu untuk berbicara di depan umum.

Dengan wajah datar tanpa seulas senyum pria itu berkata, "Halo, perkenalkan nama lengkap saya ada Muhammad Rayyan Firdaus. Kalian boleh memanggil saya Dokter Rayyan. Mohon bimbingan dan kerjasamanya dari semua dokter di sini," ucap Rayyan seraya membungkuk hormat.

Firdaus terkesima oleh sikap sang putra. Pria itu menepuk-nepuk pundak Rayya. "Dokter Rayyan ini adalah dokter spesialis jantung. Dia akan saya tempatkan di poli bedah, menjabat sebagai wakil direktur menggantikan Dokter Lena yang sudah pensiun serta mengisi posisi sebagai kepala bangsal juga."

Deg!

Jantung Arumi rasanya mencelos saat mengetahui posisi yang diincar olehnya selama ini sudah diberikan pada orang lain. Dengan sediki emosi, wanita itu mendongakan kepala lalu menatap ke depan. Netranya menangkap sosok pria yang tak asing baginya.

"Pria itu ... bukankah dia ... oh astaga, dia pria yang kemarin tidak sengaja aku tabrak," gumam Arumi.

Seketika wajah wanita itu memucat, keringat dingin mulai membasahi kening Arumi. Dengan tangan gemetar, dia meraih gelas air putih yang ada di hadapannya.

"Dokter Rumi, kamu baik-baik saja?" Naura yang duduk di samping kursi Arumi cemas melihat wajah rekan kerjanya itu pucat pasi bagaikan mayat ditambah sebutir peluh berukiran sebiji jagung meluncur dari pelipis wanita itu.

"Ya, a-aku baik-baik saja," jawab Arumi terbata-bata.

Tatapan mata Arumi kembali diarahkan ke depan. Di saat yang bersamaan, tatapan mata elang Rayyan pun mengarah kepadanya. Kedua insan beda jenis kelamin itu beradu pandang.

Refleks, Arumi menelan saliva dengan susah payah. "Bisa mati aku kalau dia ingat siapa aku," batin wanita itu.

Tidak ingin terlalu lama memandangi wajah pria tampan di depan sana, Arumi mengarahkan pandagan ke arah lain guna menetralkan kembali pikirannya yang sempat kacau.

"Baiklah, sekian perkenalannya hari ini. Silakan dinikmati hidangan yang sudah tersedia."

Lalu, Firdaus dan Rayyan turun dari atas panggung menemui beberapa dokter senior untuk menyapa. Sementara dokter yang lain langsung menyerbu meja prasmanan begitu pun dengan Arumi dan Naura.

"Aku tidak menyangka Dokter Firdaus memiliki putra tampan seperti Dokter Rayyan." Naura membuka percakapan kala kedua wanita itu mengantri di barisan untuk mengambil hidangan yang ada di atas meja.

"Eh ... itu ... iya, tampan ya." Arumi tersenyum kikuk.

'Tampan dari mananya! Masih lebih tampan Mas Mahes kok.'

Naura mengangkat jari telunjuk ke arah Arumi sambil menggoyangkannya. "Jangan bandingkan Dokter Rayyan dengan suamimu, Dok. Mereka berdua beda jauh loh." Wanita itu menimpali seakan bisa membaca isi pikiran Arumi.

'Waduh, bahaya! Kenapa Dokter Naura bisa tahu isi pikiranku?'

"Karena aku tahu, di dunia ini tidak ada seorang istri yang akan memuji pria lain selain suaminya sendiri." Naura mengedipkan sebelah mata. "Benar 'kan perkataanku?"

"Benar, Dok." Arumi tersenyum kikuk sambil mengusap tengkuk.

'Lain kali aku tidak boleh mengosipkan Dokter Naura sebab dia pasti akan tahu kalau aku ataupun yang lainnya sedang membicarakan dia.'

Di saat antrian di depan sudah longgar, Arumi maju lalu mengambil menu hidangan berupa lontong sayur, telur balado, kerupuk serta tidak ketinggalan sambal sebagai pelengkap makanan agar lebih terasa lezat ketika disantap.

Walaupun Arumi sudah sarapan sebelum berangkat ke kantor tetapi karena hatinya sedang kesal ditambah gugup, akibat dipertemukan kembali dengan pria yang beberapa hari lalu ditabrak olehnya membuat napsu makan wanita itu bertambah.

Satu piring lontong sayur lengkap dengan lauk sudah ditangan. Kemudian dia memutuskan untuk kembali duduk di kursi semual. Namun, baru saja Arumi melangkahkan kakinya, langkah kaki wanita itu harus terhenti tatkala seorang pria berdiri di hadapannya dengan tatapan buas seperti binatang yang akan merekam mangsa.

"Kamu ...."

Bersambung

.

.

.

Jangan lupa likenya ya, Kak. Agar otor remahan rengginang ini semakin semangat untuk update. Terima kasih.

1
Jingga
pembalasan Allah itu jauh lebih menyakitkan daripada pemblsan manusia buat orng yg trzdolimi ....
Haerul Anwar
bangke lu Aldo awokwok
Jingga
bgus jg kalau dokter Rumi di itrahatkan bisa fokus nguntit suaminya ...lagi itu dokter Rayyan kenapa sih Thor bikin karakter emosional banget ngk mencerminkan seorang dokter 😮‍💨
Jingga
Kayla sudah salah jadi pelakor tpi TDK mau di salahkan malah dendam ..hatinya trbuat dari kotoran kalie ya??
Jingga
jangan " yg mandul itu mahes Kayla hamil sama pria lain ...trus mahes cerai dari Arumi ..Arumi nikah sama pria lain dan bisa hamil ...kan??bisa sprti itu y Thor ??🤭
Yuni Ngsih
persahabatan Arumi hebat sekali meskipun Arumi sebalk itu masih ada yg zholim ....ya...Thooor itu adalah fakta yg pernah di alamiku jg....ok Thor .....lanjut 👍👍👍💪💪💪
Yuni Ngsih
Thoooor kok aneh ada Dokyer cengo ky gtu...cape deh🙈🙈🙈
Yuni Ngsih
wooooooo Thor keren ,ceritra novelmu bgs sekali ....lanjut trs Thoooooor💪💪💪
Yuni Ngsih
wow....keren Rayyen cepet Arumi Lamar keburu Mahesa sembuh .....💪💪💪👍👍👍
Irlindawati
Luar biasa
Yosephine Simarmata
Loh...tadi rini dan arumi bukannya udh menyeruput kopi ya. Koq skrg kopinya br dianterin. Positif thinking nya nambah kopi lagi ya othor.../Grin/
wlysnpr
Luar biasa
wlysnpr
Lumayan
Yuni Ngsih
wow Arumi keren maju trs jangan takut sm manusia ok.....Thor....mksh Novelnya...👍👍👍
Ruzita Ismail
Luar biasa
aca
manusia biadap pantas mati manusia bejat apalagi lena pelakor g tau diri
aca
kalian emang pantes di gituin manusia tak punya adab
Gina Savitri
Hati2 nangis nanti valerie, hati pak dosen dingin nggak bisa di miliki, karna diam2 ada naura di hatinya 😁
Gina Savitri
Lagian ada2 aja lena, kenapa nggak minta foto rayyan sekeluarga biar jadi kenangan daripada minta bertemu triplet 😣
Gina Savitri
Akhirnya keinginan terakhir bisa pegang dan cium triplet bisa terkabul, selamat jalan dr firdaus
😢😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!