Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 : Kedekatan Alfaro dan Kayyisa
Ruang kantor yang modern dan dinamis di perusahaan milik Elvano. Suasana penuh energi, dengan karyawan yang sibuk bekerja. Kayyisa baru saja bergabung dengan tim dan merasa antusias untuk memulai pekerjaan barunya.
Sebulan setelah pemakaman Ibu Mina, Kayyisa memulai hari pertamanya di perusahaan Elvano. Dia merasa campur aduk antara gugup dan bersemangat. "Ini adalah kesempatan baru. Aku harus memberikan yang terbaik!" Ucap Kayyisa dalam hati.
Saat Kayyisa memasuki ruang rapat untuk perkenalan tim, dia tidak menyangka akan melihat wajah yang familiar. Alfaro sedang duduk di salah satu kursi, tampak fokus pada presentasi yang sedang berlangsung. Begitu Kayyisa masuk, matanya bertemu dengan mata Alfaro, dan seketika itu juga, jantungnya berdebar. "Alfaro! Apa dia juga bekerja di sini?" Ujarnya dalam hati dengan ekspresi terkejut.
Setelah presentasi selesai, Kayyisa dan Alfaro saling mendekat, dengan senyum lebar menghiasi wajah mereka. Alfaro pun berlari kecil menghampiri Kayuisa. "Kayyisa! Wow, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini!"
"Aku baru saja mulai bekerja di sini. Elvano merekrutku minggu lalu." Balas Kayyisa dengan semangat.
Mereka berdua berbincang-bincang, dan Kayyisa merasakan kilatan perasaan lama yang kembali muncul. Senyuman Alfaro membuatnya merasa nyaman dan bahagia. Alfaro berbicara dengan nada akrab, "Senang sekali bisa bertemu lagi. Kita harus sering-sering ngobrol. Kebetulan aku tahu Kafe yang enak disini." Kayyisa merasa hatinya bergetar. Dia tidak bisa mengabaikan perasaannya yang tumbuh kembali. "Ya, aku juga ingin tahu banyak tentang kamu. Aku yakin rekomendasi dari kamu itu pasti terbaik." Puji Kayyisa.
Saat mereka berbincang, Kayyisa menyadari bahwa perasaannya kepada Alfaro masih sangat kuat. Kenangan indah saat mereka bersama kembali terbayang di pikirannya. Suasana di kantor yang dinamis memberikan kesempatan bagi mereka untuk menjalin kembali hubungan yang lebih erat, mengingatkan pada kenangan indah yang pernah ada.
Suasana pun terpecahkan karena kehadiran Elvano. Elvano mengantungkan tangan kanannya di saku celananya dan tangan kiri di pundah Alfaro. "Alfaro, aku butuh bantuanmu untuk pertemuan dengan klien hari ini. Mereka sangat tertarik dengan produk baru kita, dan aku ingin kamu mendampingiku."
Kayyisa merasa tidak enak dan memilih untuk pergi dari mereka.
"Pak Alfaro dan Pak Elvano, saya izin ke ruangan dahulu." Ujar Kayyisa sembari berjalan perlahan ke arah ruangannya.
"Baik Pak, dengan senang hati saya siap membantu. Kita bisa menjelaskan semua fitur dan manfaat produk secara jelas." Ujar Alfaro dengan rasa percaya diri.
Elvano mengangguk, merasa lega bisa mengandalkan Alfaro. Mereka berdua mempersiapkan presentasi dengan serius. Setelah beberapa saat, klien pun tiba. Mereka disambut dengan senyuman dan keramahan. "Selamat datang! Terima kasih telah meluangkan waktu untuk bertemu dengan kami." Sambut Elvano kepada klien dengan hangat.
"Terima kasih telah mengundang kami. Kami sangat menantikan untuk mendengar lebih banyak tentang produk baru kalian." Ucap Klien dengan ramah. Pertemuan dimulai, dan Elvano serta Alfaro menjelaskan inovasi terbaru dalam produk makanan yang mereka tawarkan. Alfaro menunjukkan ketertarikan dan pengetahuan yang mendalam, membuat klien terkesan.
"Produk ini tidak hanya lezat, tetapi juga menggunakan bahan-bahan alami dan sehat. Kami percaya ini akan menarik perhatian konsumen yang semakin peduli dengan kesehatan." Jelas Alfaro. Klien mendengarkan dengan seksama, terlihat tertarik dengan presentasi yang disampaikan.
"Kami juga memiliki beberapa strategi pemasaran yang dirancang untuk memastikan produk ini diterima dengan baik di pasar. Kami yakin ini akan menjadi langkah besar bagi perusahaan." Lanjut Elvano. Setelah presentasi, klien memberikan umpan balik positif dan bertanya lebih lanjut tentang rencana distribusi.
Klien pun mengatakannya dengan semangat "Kami sangat terkesan dengan presentasi kalian. Saya ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana kita bisa bekerja sama dalam peluncuran ini." Elvano dan Alfaro saling bertukar pandang, merasakan keberhasilan pertemuan ini.
...****************...
Taman yang tenang dengan rumput hijau dan pepohonan rindang yang ada di belakang rumah Elvano. Shereny dan Arga duduk di atas selimut piknik, dikelilingi oleh buku-buku tentang luar angkasa. Suasana cerah dan hangat, menciptakan momen santai untuk berbincang. Shereny dan Arga sedang menikmati sore yang menyenangkan. Mereka baru saja selesai bermain frisbee dan kini bersantai sambil membahas topik yang menarik.
Shereny berkata dengan antusias "Arga, kamu tahu kan tentang tata surya? Aku baru saja membaca buku tentang planet-planet. Ini sangat menarik!"
"Oh, serius? Planet mana yang paling kamu suka?" Tanya Arga dengan senyuman yang antusias. Shereny berkata dengan antusias "Hmm, aku sangat tertarik dengan Jupiter. Planet terbesar di tata surya! Dan, tahukah kamu bahwa satu hari di Jupiter setara dengan hampir 10 jam di Bumi?
Arga pun terkejut "Wow, itu cepat sekali! Dan Jupiter juga punya banyak bulan, kan? Berapa banyak bulan yang dia miliki?"
"Betul! Jupiter memiliki lebih dari 79 bulan! Salah satunya yang paling terkenal adalah Io, yang terkenal karena aktivitas vulkaniknya." Ucap Shereny yang masih antusias membahasnya dengan Arga. Anak berumur 5 tahun itu sudah memiliki pengetahuan yang luas serta berbicara sangat lancar.
"Iya, aku ingat! Dan ada juga Europa, yang diduga memiliki lautan di bawah permukaan esnya. Beberapa ilmuwan percaya mungkin ada kehidupan di sana!" Jawab Arga dengan semangat. Keduanya terdiam sejenak, membayangkan kemungkinan kehidupan di luar angkasa.
Shereny tersenyum "Bayangkan jika kita bisa mengunjungi Europa! Aku ingin melihat apa yang ada di bawah es itu."
"Iya! Lalu kita juga bisa menjelajahi Mars. Ada rencana misi ke Mars dalam waktu dekat, kan?" Tanya Arga dengan bersemangat. "Betul! NASA memiliki misi untuk mengirim manusia ke Mars dalam beberapa tahun mendatang. Itu akan jadi petualangan luar biasa!" Jawab Shereny. Mereka berdua tertawa dan terus berbincang tentang planet-planet lain dan keajaiban luar angkasa, seperti cincin Saturnus dan misteri planet kerdil seperti Pluto.
Arga langsung berdiri dan merangkul Shereny "Kita harus belajar lebih banyak tentang luar angkasa. Suatu saat, kita bisa jadi astronom atau penjelajah luar angkasa!" Shereny yang gemas dengan tingkah Arga dan kecerdasannua pun langsung memeluk Arga.
Arga tiba-tiba tersenyum dan duduk di depan Shereny "Kak Shereny, kamu tahu tidak? Ibu kita itu seperti bintang terindah di langit!" Shereny pun terkejut dan tersenyum "Kenapa kamu bilang begitu, Arga?"
Arga berkata dengan penuh keyakinan "Karena mereka selalu membuat kita merasa bahagia! Ibu selalu ada untukku, dan dia sangat baik. Seperti bintang yang bersinar terang!"
Shereny merasa terharu mendengar kata-kata Arga yang tulus. "Itu benar, Arga. Ibu kita memang luar biasa. Mereka selalu merawat kita dan membuat kita merasa istimewa."
Arga melanjutkan perkataannya dengan semangat "Dan bintang-bintang itu jauh di langit, tapi ibu kita selalu di sini, dekat dengan kita. Mereka adalah bintang yang paling bersinar di hatiku!" Shereny tertawa, merasa bangga dengan pemikiran Arga yang dalam untuk usianya. "Kamu tahu, Arga, itu adalah cara yang sangat indah untuk melihatnya. Kita harus menghargai ibu kita setiap hari!"
"Iya! Aku ingin menggambar bintang untuk ibu, agar dia tahu betapa aku mencintainya!" Ucapnya dengan antusias. Arga kemudian berlari ke dalam rumah untuk mengambil kertas dan pensil, bersemangat untuk menggambar bintang-bintang untuk ibunya dan Ibu Shereny.