NovelToon NovelToon
Kehidupan Penuh Luka

Kehidupan Penuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Clara

Kehidupan memang penuh lika-liku. Itulah yang terjadi pada kisah kehidupan seorang gadis cantik yang merupakan putri seorang pengusaha kaya raya. Namun hidupnya tidak berjalan semulus apa yang dibayangkan.

Jika orang berpandangan bahwa orang kaya pasti bahagia? Tapi tidak berlaku untuk gadis ini. Kehidupannya jauh dari kata bahagia. Ia selalu gagal dalam hal apapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

...𝙱𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊? 𝙰𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚙𝚊𝚗𝚝𝚊𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞...

...𝓚𝓪𝓿𝓮𝓷𝓭𝓻𝓪 𝓐𝓻𝓲𝓸 𝓦𝓲𝓷𝓪𝓽𝓪...

Arlla benar-benar menikmati pemandangan alam di sekitarnya hingga ia berhenti kala matanya menatap seorang penjual es krim. Matanya berbinar seketika dan mendekati penjual itu. "Pak es krim rasa vanilanya satu ya terus yang rasa coklat satu dan rasa strawberry nya dua ya" ucap Arlla

"Ngidam ya?" tebak penjual itu membuat Arlla menurunkan pandangannya menatap perutnya. Wanita itu tersenyum sembari mengambil es krim yang disodorkan oleh sang penjual.

Arlla menepuk jidatnya saat mengingat ia tidak membawa uang sama sekali. Bahkan ia tidak tau mata uang apa yang digunakan di pulau ini. "Pak saya lupa gak bawa uang" ucap Arlla dengan menggigit bibirnya.

"Nona ini tinggal dimana dan sama siapa?" tanya penjual itu

"Saya tinggal sama Devan. Bapak kenal? Nanti bapak bisa kesana dan akan saya bayar di sana" ucap Arlla

"Baiklah kalau gitu"

Arlla membawa keempat es krimnya itu dan duduk di pinggir danau yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Sebuah danau yang jernih dan sangat luas. Beberapa angsa mandi dan bermain di dalam danau itu membuatnya tampak semakin indah.

"Arlla" panggil seseorang dari arah belakang membuat atensi wanita itu teralih seketika dan menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang tengah memanggil namanya itu.

"Papa" lirih Arlla

Lengkungan indah terukir di bibir manis wanita itu. Ia sangat merindukan papanya itu setelah beberapa bulan ini tidak bertemu.

"Pa, bawa Arlla pergi dari sini. Arlla kangen sama mama dan Bella" ucap Arlla dan wanita itu langsung berlari mendekati sesosok pria yang berdiri tanpa berniatan bergerak sedikitpun.

"Diem disitu" ucap Kavendra dengan datar menahan agar Arlla memberhentikan langkah kakinya.

"Jadi ternyata informasi yang saya dapatkan memang benar" Kavendra melangkah maju melewati tubuh Arlla. Matanya menatap tajam lurus ke depan.

Arlla terdiam dan hanya bisa menatap papanya itu meskipun ia tidak bisa memeluknya. Ia lupa posisinya. Dia harus sadar jika papanya itu tidak akan pernah bisa menerima kehadirannya.

"Jangan berpikiran kalau saya kesini mau jemput kamu untuk pulang" Tatapan tajam dari mata elang Kavendra menyorot memindai tubuh Arlla dari bawah hingga atas.

"Dan sekarang kamu sedang hamil" Pria itu tertawa meremehkan.

"Gak seperti yang papa pikirkan"

"MEMANG DASAR WANITA MURAHAN!!" teriak Kavendra tepat di depan wajah wanita itu.

Kata-kata yang terlontar dari mulut Kavendra masuk ke indra pendengarannya dan menghunus hatinya. Sebulir cairan bening berhasil lolos dari mata indah Arlla.

"Sebegitu bencinya ya papa ke Arlla" ucap wanita itu menahan tangis sekuat tenaga.

"Apa gak ada rasa sayang sedikitpun buat aku di hati papa"

Arlla menyentuh tangan pria itu yang terbalut dengan jas hitam yang melekat di tubuh Kavendra. "Jangan pernah menyentuh saya" Kavendra membuang tangan Arlla dengan kasar.

"Anak saya hanya Bella"

"Dia putri saya satu-satunya" ucap Kavendra penuh penekanan agar wanita yang ada di hadapannya ini bisa mengerti.

"Apa selamanya aku gak akan pernah merasakan kasih sayang papa? Aku harus gimana biar bisa disayang sama papa. Sekali aja kasih kesempatan buat aku untuk meluk papa" Arlla memohon pada pria itu.

Sebuah impian besar yang tidak pernah terwujud hingga saat ini. Mendapatkan pelukan dari sang papa dan disayang oleh pria itu.

"Jangan pernah bermimpi" Kavendra berdecih dan meludah tepat di wajah Arlla.

Sekalipun di perlakukan tidak adil, namun Arlla tidak pernah membenci pria itu. Ia selalu menyayangi sosok papa yang tidak pernah memberikan kasih sayang untuknya.

"Melihatmu seperti ini mengingatkan saya pada luka lama" Kavendra tersenyum sinis menatap perut Arlla yang sudah membuncit.

Tangan pria itu mengepal kuat mengingat kejadian-kejadian masa lalu yang membuat emosinya membuncah seketika. Matanya memerah dan menatap nyalang Arlla seolah ingin melenyapkan wanita itu dengan tangannya sendiri.

"MATI KAU JA LANG" bentak Kavendra dan mendorong tubuh Arlla dengan kasar hingga terguling di tanah dan terjatuh masuk ke danau.

Air yang semula tenang itu kini menenggelamkan tubuh wanita yang sedang mengandung delapan bulan itu. "PAPA!!! TOLONGG!!" teriak Arlla berusaha mendekati daratan namun tubuhnya seolah ditarik dari bawah hingga hampir tenggelam.

Wanita itu bersusah payah agar bisa memunculkan kepalanya dan berteriak meminta bantuan. Hanya papa nya lah yang bisa ia mintai bantuan saat ini. Namun Kavendra tak bergerak sedikit pun untuk menolongnya.

"Pa aku mohon" lirih Arlla dan terus berupaya untuk berenang.

"Aku mohon kali ini aja" Tangis wanita itu semakin tidak terbendung.

"Devan!!" teriak Arlla

Kavendra bergerak maju menatap Arlla yang hampir tenggelam. Pria itu duduk di tepi danau dan mengulurkan tangannya yang langsung disambut dengan baik oleh Arlla.

Arlla tersenyum dan senang hati menerima bantuan dari sang papa membuat matanya berkaca-kaca terharu. "Selamat datang di neraka" Kavendra melepas begitu saja genggaman tangannya pada tangan Arlla hingga wanita itu benar-benar tenggelam.

"Selamat datang di penderitaan Arlla" teriak Kavendra dan tertawa lepas.

Tubuhnya yang mulai lemas membuat Arlla tidak bisa lagi berenang dan saat ini ia hanya bisa pasrah. Perlahan-lahan tubuhnya ditenggelamkan oleh arus air yang membawanya semakin ke dasar danau. Suara Kavendra masih bisa terdengar di telinganya membuat hatinya semakin sakit karena ia harusnya sadar jika selamanya dirinya tidak akan pernah disayangi oleh pria itu.

Aku akan selalu menyayangimu sampai kapanpun meskipun begitu besar rasa bencimu untuk putrimu sendiri batin Arlla kemudian menutup kedua bola matanya. Kesadarannya mulai menipis hingga akhirnya ia pingsan dengan tubuh yang lemas tak berdaya.

"Tadi kata bapak penjual es krim Arlla kesini. Tapi disini gak ada orang" gumam Devan. Pria itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling namun tidak menemukan siapapun disana.

Hingga akhirnya pandangannya berhenti pada sebuah sandal yang mengapung di atas air membuat nafas Devan memburu seketika. Dengan cepat pria itu masuk ke dalam danau dan mencari Arlla.

Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada wanitanya itu. Degup jantung Devan berdetak dengan sangat cepat. Untungnya tidak lama dari itu ia melihat Arlla yang sudah hampir sampai di dasar danau.

Devan menarik tubuh Arlla masuk ke dalam pelukannya dan membawanya naik ke daratan. "Bagaimana bisa dia tercebur ke danau ini" ucap Devan

"Sayang, bangun" ucap Devan sembari menepuk kedua pipi Arlla meminta wanita itu untuk membuka matanya.

Pria itu mengecek detak jantung dan nadi Arlla yang mulai melemah membuatnya semakin ketakutan jika terjadi sesuatu pada wanita itu. "Sayang bangun" Devan berteriak kencang dengan tangan yang gemetar melihat tubuh lemah wanita pujaannya itu.

"Saya sudah membantumu untuk pergi ke neraka" Senyum sinis itu menyertai kepergiannya dan masuk ke dalam mobil hitam miliknya.

"Kita kembali ke Edinburgh"

1
Akhmad Soimun
Coba aah Ramaikan, kayaknya bagus..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!